Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebuah
peluru kendali balistik antar benua
ICBM
LGM-118A Peacekeeper
ditembakkan dari
1st Strategic Aerospace Division (1 STRAD)
di Vandenberg AFB, CA, Amerika Serikat
Perbandingan beberapa
peluru kendali balistik antar benua
.
DF-21
A dan
kendaraan peluncur
di Museum Militer Beijing. Peluru kendali DF-21A ini merupakan
Peluru kendali balistik jarak menengah
.
R-36, (Rusia: Р-36) adalah
peluru kendali balistik antar benua
dan kendaraan peluncur angkasa Uni Sovyet. Beberapa versi dari R-36M ini dapat meluncurkan 10 hulu ledak.
RT-2UTTKh ≪Topol-M≫ (Rusia: РТ-2УТТХ ≪Тополь-М≫, Nama NATO : SS-27 Sickle B, nama lain: RS-12M1, RS-12M2, RT-2PM2) adalah
peluru kendali balistik antar benua
yang dikembangkan Rusia. Peluru kendali ini dapat mengangkut empat sampai enam hulu ledak.
Peluru kendali balistik
atau
rudal balistik
adalah
peluru kendali
yang terbang dalam ketinggian sub-orbit melalui jalur balistik. Rudal balistik hanya dapat dikendalikan dalam tahap peluncurannya saja. Rudal balistik pertama adalah
roket V-2
yang dikembangkan oleh
Nazi
Jerman
antara
1930-an
dan
1940-an
berdasarkan perintah dari
Walter Dornberger
. Uji coba V-2 yang pertama sukses adalah pada
3 Oktober
1942
dan mulai dioperasikan pada
6 September
1944
melawan
Paris
diikuti dengan serangan terhadap
London
2 hari kemudian. Sampai berakhirnya perang pada Mei 1945, lebih dari 3000 V-2 telah ditembakkan.
Trayektori rudal balistik terdiri dari 3 tahap yaitu tahap peluncuran, tahap terbang bebas yang menghabiskan sebagian besar waktu terbang rudal dan tahap memasuki kembali atmosfer bumi. Rudal balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau
kendaraan peluncur
(
TEL
,
kapal
,
pesawat
dan
kapal selam
). Tahap peluncuran dapat berkisar dari sekian puluh detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai tiga tingkat roket. Ketika berada di sub-orbit dan tidak ada lagi dorongan, rudal memasuki tahap terbang bebas. Untuk mencapai jangkauan yang jauh, rudal balistik umumnya diluncurkan sampai ke sub-orbit.
Peluru kendali balistik antar benua
dapat mencapai ketinggian sekitar 1.200 km.
Dalam peluncuran rudal balistik,ada 3 fase utama:
- Boost Phase; Fase di mana rudal meluncur dengan dorongan mesin roket, ketinggian tergantung jarak tempuh rudal, untuk ICBM, bisa mencapai 400 km.
- Mid-course Phase; Fase di mana rudal berada di luar atmosfer bumi, pada fase ini, rudal melepaskan Reentry Vehicle (RV) yang dimiliki ke target-target yang sudah ditentukan.
- Re-entry Phase; Fase di mana RV memasuki atmosfer, rata2 dari ketinggian 100 km. Kecepatan rata-rata 4 km/s.
Rudal balistik bervariasi menurut penggunaan dan jangkauannya dan umumnya dibagi kedalam kategori menurut jangkauan.
Misil balistik jarak menengah dan pendek sering disebut sebagai misil balistik taktis atau teatrikal. Misil balistik jarak jauh umumnya dirancang untuk membawa
hulu ledak nuklir
karena kapasitas muatnya sangat terbatas untuk peledak konvensional agar efisien. Menggunakan misil balistik dengan kemampuan jangkauan lebih jauh dari jarak target menjadi salah satu strategi untuk menyulitkan pertahanan. Contohnya, sebuah misil dengan jangkauan 3.000 km yang ditembakkan untuk target yang berjarak hanya 500 km dapat mencapai ketinggian yang lebih tinggi yaitu sekitar 1.200 km (secara kasar sama dengan ketinggian
ICBM
), dengan demikian misil tersebut akan menerjang target dengan kecepatan lebih dari 6 km/detik (Mach 17).
Bate, Mueller, White (1971).
Fundamentals of Astrodynamics
. Dover Publications, New York.
ISBN 0-486-60061-0
|
---|
Menurut tipe
| |
---|
Sistem pemandu
| |
---|
Daftar peluru kendali
| |
---|