Hari Ibu
adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran
ibu
dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.
Hari Ibu
|
---|
![](//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/42/Mother%27s_Day.png/240px-Mother%27s_Day.png) |
Dirayakan oleh
| Lebih dari 75 negara
|
---|
Jenis
| Seluruh dunia
|
---|
Makna
| Menghargai peran seorang ibu
|
---|
Tanggal
| Bervariasi; berbeda di setiap negara (di Indonesia setiap tanggal 22 Desember)
|
---|
Terkait dengan
| Hari Ayah
,
Hari Orang Tua
,
Hari Anak
|
---|
Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya.
Di
Indonesia
, hari ibu dirayakan tiap
22 Desember
dan ditetapkan sebagai perayaan nasional.
Sementara di
Amerika
dan lebih dari 75 negara, seperti
Australia
,
Kanada
,
Jerman
,
Italia
,
Jepang
,
Belanda
,
Malaysia
,
Singapura
,
Taiwan
, dan
Hong Kong
, Hari Ibu atau
Mother's Day
dirayakan pada Ahad pekan kedua
Mei
. Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah,
Hari Perempuan Internasional
atau
International Women's Day
diperingati setiap
8 Maret
.
Hari Ibu di berbagai negara
sunting
Wikisumber
memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Hari Ibu di Indonesia dirayakan secara nasional pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden
Soekarno
di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kini, arti Hari Ibu telah banyak berubah,
dimana
hari tersebut kini diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu. Orang-orang saling bertukar hadiah dan menyelenggarakan berbagai acara dan kompetisi, seperti lomba memasak dan memakai
kebaya
.
[4]
Hari Ibu
[5]
di Indonesia dirayakan pada ulang tahun hari pembukaan
Kongres Perempuan Indonesia
yang pertama, yang digelar dari 22 hingga 25 Desember 1928.
[6]
[7]
Kongres ini diselenggarakan di sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran,
[8]
yang kini merupakan kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Jl. Brigjen Katamso,
Yogyakarta
. Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi wanita dari 12 kota di
Jawa
dan
Sumatra
. Di Indonesia, organisasi wanita telah ada sejak 1912, terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan wanita Indonesia pada abad ke-19 seperti
Kartini
,
Martha Christina Tiahahu
,
Cut Nyak Meutia
,
Maria Walanda Maramis
,
Dewi Sartika
,
Nyai Ahmad Dahlan
,
Rasuna Said
, dan sebagainya.
[6]
Kongres dimaksudkan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.
[9]
Indonesia juga merayakan
Hari Kartini
pada 21 April, untuk mengenang aktivis wanita
Raden Ajeng Kartini
. Ini merupakan perayaan terhadap emansipasi perempuan.
[7]
Peringatan tanggal ini diresmikan pada Kongres Perempuan Indonesia 1938.
[9]
Pada saat Presiden Soekarno menetapkan
Kartini
sebagai pahlawan nasional emansipasi wanita dan hari lahir Kartini sebagai memperingati hari emansipasi wanita nasional, tetapi banyak warga Indonesia yang memprotes dengan berbagai alasan, di antaranya Kartini hanya berjuang di
Jepara
dan
Rembang
, Kartini lebih pro-
Belanda
daripada tokoh wanita seperti
Cut Nyak Dien
, dll. Karena
Soekarno
sudah terlanjur menetapkan
Hari Kartini
maka Soekarno berpikir bagaimana cara memperingati pahlawan wanita selain
Kartini
seperti
Martha Christina Tiahahu
,
Cut Nyak Meutia
,
Maria Walanda Maramis
,
Dewi Sartika
,
Nyai Ahmad Dahlan
,
Rasuna Said
, dll. Akhirnya Soekarno memutuskan membuat
Hari Ibu Nasional
sebagai hari mengenang pahlawan wanita alias pahlawan kaum ibu-ibu dan seluruh warga Indonesia menyetujuinya.
[
butuh rujukan
]
Hari Ibu telah berasimilasi dengan kultur
India
,
[10]
dan dirayakan setiap hari Minggu kedua bulan Mei.
[11]
Di India, para ibu dianggap sebagai dewi atas anak-anak mereka.
[12]
Tanggal perayaan di berbagai negara
sunting
- ^
O'Reilly, Andrea (6 April 2010).
Encyclopedia of Motherhood
. Sage Publications (CA). hlm.?
602
.
ISBN
978-1-4522-6629-9
. Diakses tanggal
11 Mei
2014
.
- ^
a
b
Connie Park Rice; Marie Tedesco (15 Maret 2015).
Women of the Mountain South: Identity, Work, and Activism
. Ohio University Press. hlm.?29?.
ISBN
978-0-8214-4522-8
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-08-15
. Diakses tanggal
2015-12-21
.
- ^
Mother's Day 100-year history a colorful tale of love, anger and civic unrest
Diarsipkan
2019-05-12 di
Wayback Machine
., Deseret News, 6 Mei 2014
- ^
Wardhani, Lynda K. (22 December 2010).
"In observance of Mother's Day"
.
The Jakarta Post
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2016-03-04
. Diakses tanggal
2021-11-04
.
- ^
"Twibbon Hari Ibu"
. UN.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-06-09
. Diakses tanggal
2021-12-06
.
- ^
a
b
seenthing (21 December 2010),
Sejarah Perayaan Nasional Hari Ibu 22 Desembe
, diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2015-12-22
, diakses tanggal
2013-04-21
- ^
a
b
Chilla Bulbeck (2009),
Sex, Love and Feminism in the Asia Pacific: A Cross-cultural Study of Young People's Attitudes
, ASAA women in Asia, Routledge,
ISBN
9781134104697
,
diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-08-15
, diakses tanggal
2013-04-21
- ^
Dalem Jayadipuran
Diarsipkan
2011-07-21 di
Wayback Machine
., Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta
- ^
a
b
Kathryn Robinson (2009),
Gender, Islam and Democracy in Indonesia
, ASAA women in Asia, Routledge, hlm.?3, 36, 44, 72,
ISBN
9781134118830
,
diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-08-15
, diakses tanggal
2013-04-21
- ^
TTN (13 March 2004).
"Social change in India discussed"
.
Times of India
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2012-10-27
. Diakses tanggal
2013-12-22
.
Prof Bradley Hartel from Virginia, USA, reiterated that cultural and artistic exchanges have led to a confluence of ideas and traditions between India and USA. He said that India is unique in it's [sic] adaptability of new cultures as is exemplified by integrating Valentine's Day or Mother's Day, etc, into it's [sic] list of numerous festivals despite the many protests. He stressed that many traditions are being universalised in a global world.
- ^
Charu Amar (1 May 2009),
"Kyunki saas bhi toh maa hai!"
,
The Times of India
,
diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-05-18
, diakses tanggal
2013-12-22
,
Mention Mother's Day and everyone goes on a thinking spree to find the most innovative way to pamper their mommy dearest.
- ^
"Motherhood"
.
http://www.hinduism.co.za/
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-05-02
. Diakses tanggal
8 May
2013
.
- ^
"Bidzina Ivanishvili Congratulates Mothers on Mother's Day"
(dalam bahasa bahasa Inggris).
InterPressNews
(IPN). 3 Maret 2013.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-04-18
. Diakses tanggal
2015-12-21
.
- ^
Xinhua from
China Daily
(2006-05-16).
"It's Mother's Day"
. SCUEC online. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2009-03-05
. Diakses tanggal
2009-09-12
.
- ^
"Principales efemerides. Mes Mayo"
.
Union de Periodistas de Cuba
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2012-05-05
. Diakses tanggal
2008-06-07
.
- ^
"Calendario Civico Escolar"
. Direccion Regional de Educacion de Lima Metropolitana. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2015-09-09
. Diakses tanggal
2008-06-07
.
- ^
Sources:
- ^
"Ahmadinejad highlights women's significant role in society"
. Presidency of The Islamic Republic of Iran News Service. 2008-06-24.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2011-09-28
. Diakses tanggal
2008-07-19
.
(...) the occasion of the Mother's Day marking the birthday anniversary of
Hazrat Fatemeh Zahra
(SA), the beloved daughter of Prophet
Mohammad
. The day fell on June 23 [2008].
- Schmidt, Leigh Eric (1997).
Princeton University Press
, ed.
Consumer Rites: The Buying and Selling of American Holidays
(edisi ke-reprint, illustrated). hlm.?256?275.
ISBN
0-691-01721-2
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-08-15
. Diakses tanggal
2013-12-22
.
- Larossa, Ralph (1997).
University of Chicago Press
, ed.
The Modernization of Fatherhood: A Social and Political History
(edisi ke-illustrated). hlm.?90,170?192.
ISBN
0-226-46904-2
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-08-15
. Diakses tanggal
2013-12-22
.
- Helsloot, John (2007), "10. Vernacular Authenticity: Negotiating Mother's Day and Father's Day in the Netherlands", dalam Margry, Peter Jan; Roodenburg, Herman,
Reframing Dutch Culture: Between Otherness and Authenticity
, Progress in European Ethnology (edisi ke-illustrated),
Ashgate Publishing
, hlm.?6?7, 203?224,
ISBN
978-0-7546-4705-8
- Newcomer, Daniel (2004).
Reconciling Modernity: Urban State Formation in 1940s Leon, Mexico
(edisi ke-illustrated).
University of Nebraska Press
. hlm.?132?139.
ISBN
9780803233492
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-08-15
. Diakses tanggal
2013-12-22
.
- Sherman, John W. (1997).
The Mexican Right: The End of Revolutionary Reform, 1929?1940
(edisi ke-illustrated).
Greenwood Publishing Group
. hlm.?44.
ISBN
9780275957360
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-08-15
. Diakses tanggal
2013-12-22
.