Saturnus
Saturnus, seperti dilihat oleh wahana
Cassini
|
Penamaan
|
---|
Adjektif
|
Saturnian
|
|
Epos
J2000
|
Aphelion
| 1.513.325.783 km
10,115 958 04
SA
|
---|
Perihelion
|
1.353.572.956 km
9,048 076 35 AU
|
---|
Sumbu semi-mayor
|
1.433.449.370 km
9,582 017 20 AU
|
---|
Eksentrisitas
|
0,055 723 219
|
---|
Periode orbit
|
10.832,327
hari
29,657 296
tahun
|
---|
Periode sinodis
|
378,09 hari
[3]
|
---|
Kecepatan orbit
rata-rata
|
9,69 km/s
[3]
|
---|
Anomali
rata-rata
|
320,346 750°
|
---|
Inklinasi
|
2,485 240° ke
Ekliptika
5,51° ke ekuator Matahari
0,93° ke bidang invariabel
[4]
|
---|
Bujur node menaik
|
113,642 811°
|
---|
Argumen perihelion
|
336,013 862°
|
---|
Satelit
|
~ 200 yang teramati (61 dengan orbit yang aman
|
---|
Ciri-ciri fisik
|
---|
Jari-jari
khatulistiwa
|
60.268 ± 4 km
[5]
[6]
9,4492 Bumi
|
---|
Jari-jari
kutub
|
54.364 ± 10 km
[5]
[6]
8,5521 Bumi
|
---|
Kepepatan
|
0,097 96 ± 0,000 18
|
---|
Luas permukaan
|
4,27
Cithakan:E
km²
[6]
[7]
83,703 Bumi
|
---|
Volume
|
8,2713
Cithakan:E
km³
[3]
[6]
763,59 Bumi
|
---|
Massa
|
5,6846
Cithakan:E
kg
[3]
95,152 Bumi
|
---|
Kepadatan rata-rata
|
0,687 g/cm³
[3]
[6]
(kurang dari
air
)
|
---|
Gravitasi permukaan di khatulistiwa
| 8,96
m/s²
[3]
[6]
0,914
g
|
---|
Kecepatan lepas
| 35,5 km/s
[3]
[6]
|
---|
Hari sideris
|
0,439 ? 0,449 hari
[8]
(10 j 32 ? 47 men)
|
---|
Kecepatan rotasi
|
9,87 km/s
[6]
35 500 km/jam
|
---|
Kemiringan sumbu
|
26,73°
[3]
|
---|
Asensio rekta
bagi kutub utara
|
2 jam 42 men 21 det
40.589°
[5]
|
---|
Deklinasi
|
83,537°
[5]
|
---|
Albedo
| 0,342 (
terikat
)
0,47 (
geometrik
)
[3]
|
---|
Suhu
permukaan
level 1 bar
0,1 bar
| min
| rata-rata
| maks
|
---|
| 134
K
[3]
| | | 84 K
[3]
| |
|
---|
Magnitudo tampak
|
+1,2 sampai -0,24
[9]
|
---|
Ukuran sudut
|
14,5" ? 20,1"
[3]
(tidak termasuk cincin)
|
---|
|
---|
Tinggi skala
|
59,5 km
|
---|
Komposisi
|
|
|
Saturnus
(simbol:
) kuwe sawijiking
planet
nang
tata surya
, uga diarani planet sing nganggo cincin. Jarak Saturnus sekang
Srengenge
kuwe adoh banget, kuwe sebabe Saturnus ketone ora patiya jelas sekang
Bumi
. Periode evolusi Saturnus 29,46 taun. Saben 378 dina, Bumi, Saturnus lan Srengenge bakal ana ing siji garis lurus. Periode rotasi planet Saturnus yakuwe 10 jam 14 menit.
Saturnus nduwe kerapatan sing rendah jalaran planet kiye zat penyusune akeh sekang gas lan cairan. Inti Saturnus diperkirakna ketata sekang batuan padat, nek
atmosfere
kesusun sekang gas
amonia
lan
metana
, kiye sing nyebabna ora ana keuripan nang Saturnus.
Cincin Saturnus kuwe unik, ana ewonan cincin sing ngelilingi planet kiye. Bahan pembentuke cincin kiye esih durung konangan. Para ilmuwan nduwe pendapat, cincin kuwe ora mungkin ketata sekang lempengan padat sebab bakal hancur nang
gaya sentrifugal
. tapi, uga ora mungkin ketata sekang zat cair jalaran gaya sentrifugal bakal ngakibatna gelombang. Dadi, diperkirakna sing paling mungkin mbentuk cincin-cincin iku yakuwe bongkahan-bongkahan es meteorit.
Saturnus nduwe 56
satelit alami
, antarane yakuwe
Mimas
,
Enceladus
,
Tethys
,
Dione
,
Rhea
,
Titan
(Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet Merkurius) lan
Iapetus
.
Saturnus memiliki bentuk sing diratakan di kutub lan dibengkakkan keluar disekitar
khatulistiwa
.
Diameter
khatulistiwa Saturnus sebesar 120.536
km
(74.867
mil
) dimana diameter dari Kutub Utara ke Kutub Selatan sebesar 108.728 km (67.535 mil), berbeda sebesar 9%. Bentuk sing diratakan iki disebabkan oleh
rotasinya
sing sangat cepat, merotasi setiap 10 jam 14 menit waktu
Bumi
. Saturnus adalah satu-satunya Planet di
tata surya
sing
massa jenisnya
lebih sedikit daripada air. Walaupun inti Saturnus memiliki massa jenis sing lebih besar daripada air, planet iki memiliki
atmosfer
sing mengandung gas, sehingga massa jenis relatif planet iki sebesar is 0.69 g/cm³ (lebih sedikit daripada air), sebagai hasilnya, jika Saturnus diletakan diatas kolam sing penuh air, Saturnus akan mengapung.
Bagian luar atmosfer Saturnus terbuat dari 96.7%
hidrogen
lan 3%
helium
, 0.2%
metana
lan 0.02%
amonia
. Pada atmosfer Saturnus juga terdapat sedikit kandungan
asetilena
,
etana
lan
fosfin
.
[10]
Awan Saturnus, seperti halnya Yupiter, merotasi dengan kecepatan sing berbeda-beda bergantung dari posisi lintangnya. Tidak seperti Yupiter, awan Saturnus lebih redup lan awan Saturnus lebih lebar di khatulistiwa. Awan terendah Saturnus dibuat oleh air es lan dengan ketebalan sekitar 10
kilometer
. Temperatur Saturnus cukup rendah, dengan suhu 250
K
(-10°
F
, -23°
C
). Awan diatasnya, memiliki ketebalan 50 kilometer, terbuat dari es
amonium hidrogensulfida
(simbol kimia: NH
4
HS) lan diatas awan tersebut terdapat awan es
amonia
dengan ketebalan 80 kilometer. Bagian teratas dibuat dari gas
hidrogen
lan
helium
, dimana tebalnya sekitar 200 lan 270 kilometer.
Aurora
juga diketahui terbentuk di
mesosfer
Saturnus.
[10]
Temperatur di awan bagian atas Saturnus sangat rendah, yaitu sebesar 98 K (-283 °F, -175 °C). Temperatur di awan bagian dalam Saturnus lebih besar daripada sing diluar karena panas sing diproduksi di bagian dalam Saturn.
[11]
Angin Saturnus merupakan salah satu dari angin terkencang di
Tata Surya
, mencapai kecepatan 500 m/s (1.800 km/h, 1.118 mph),
[12]
sing jauh lebih cepat daripada angin sing ada di
Bumi
.
Pada Atmosfer Saturnus juga terdapat awan berbentuk lonjong sing mirip dengan awan berbentuk lonjong sing lebih jelas sing ada di Yupiter. Titik lonjong iki adalah badai besar, mirip dengan angin taufan sing ada di Bumi. Pada tahun 1990,
Teleskop Hubble
mendeteksi awan putih didekat khatulistiwa Saturnus. Badai seperti tahun 1990 diketahui dengan nama
Bintik Putih Raksasa
, badai unik Saturnus sing hanya ada dalam waktu sing pendek lan muncul setiap 30 tahun waktu Bumi.
[13]
Bintik Putih Raksasa juga ditemukan tahun
1876
,
1903
,
1933
lan tahun
1960
. Jika lingkaran konstan iki berlanjut, diprediksi bahwa pada tahun
2020
bintik putih besar akan terbentuk kembali.
[14]
Pesawat angkasa
Voyager 1
mendeteksi awan
heksagonal
didekat kutub utara Saturnus sekitar bujur 78° utara.
Cassini-Huygens
nantinya mengkonfirmasi hal iki tahun
2006
. Tidak seperti kutub utara, kutub selatan tidak menunjukan bentuk awan heksagonal lan sing menarik, Cassiki menemukan badai mirip dengan
siklon tropis
terkunci di kutub selatan dengan dinding mata sing jelas. Penemuan iki mendapat catatan karena tidak ada planet lain kecuali Bumi di tata surya sing memiliki dinding mata.
Inti Planet Saturnus mirip dengan
Yupiter
. Planet iki memiliki inti planet di pusatnya lan sangat panas, temperaturnya mencapai 15.000
K
(26.540
°F
, 14.730
°C
). Inti Planet Saturnus sangat panas lan inti planet iki meradiasi sekitar 2
1/
2
kali lebih panas daripada jumlah energi sing diterima Saturnus dari
Matahari
.
[11]
Inti Planet Saturnus sama besarnya dengan
Bumi
, namun jumlah massa jenisnya lebih besar. Diatas inti Saturnus terdapat bagian sing lebih tipis sing merupakan
hidrogen metalik
, sekitar 30.000 km (18.600 mil). Diatas bagian tersebut terdapat daerah liquid hidrogen lan
helium
.
[15]
Inti planet Saturnus berat, dengan
massa
sekitar 9 sampai 22 kali lebih dari
massa
inti
Bumi
.
[16]
Saturnus memiliki melan gaya alami sing lebih lemah dari
Yupiter
. Melan gaya Saturnus unik karena porosnya simetrikal, tidak seperti planet lainnya. Saturnus menghasilkan gelombang radio, namun mereka terlalu lemah untuk dideteksi dari Bumi. Bulan dari Saturnus,
Titan
mengorbit di bagian luar melan gaya Saturnus lan memberikan keluar
plasma
terhadap daerah dari partikel dari atmosfer Titan sing sing di
ionisasi
.
[17]
Jarak antara
Matahari
lan Saturnus lebih dari 1.4
milyar
km
, sekitar 9 kali jarak antara
Bumi
lan
Matahari
. Perlu 29,46 tahun Bumi untuk Saturnus untuk mengorbit
Matahari
sing diketahui dengan nama
periode orbit
Saturnus. Saturnus memiliki periode rotasi selama 10 jam 14 menit waktu Bumi. Namun, Saturnus tidak merotasi dalam rata-rata sing konstan. Periode rotasi Saturnus tergantung dengan kecepatan rotasi gelombang radio sing dikeluarkan oleh Saturnus. Pesawat angkasa
Cassini-Huygens
menemukan bahwa emisi radio melambat lan periode rotasi Saturnus meningkat. Tidak diketahui hal apa sing menyebabkan gelombang radio melambat.
Saturnus terkenal karena cincin di planetnya, sing dadikannya sebagai salah satu obyek dapat dilihat sing paling menakjubkan dalam sistem tata surya.
Cincin itu pertama sekali dilihat oleh
Galileo Galilei
pada tahun
1610
dengan
teleskopnya
, tetapi dia tidak dapat memastikannya. Dia kemudian menulis kepada adipati
Toscana
bahwa "Saturnus tidak sendirian, tetapi terdiri dari tiga yang hampir bersentuhan dan tidak bergerak. Cincin itu tersusun dalam garis sejajar dengan zodiak dan yang ditengah (Saturnus) adalah tiga kali besar yang lurus (penjuru cincin)". Dia juga mengira bahwa Saturnus memiliki "telinga." Pada tahun
1612
sudut cincin menghadap tepat pada
bumi
lan cincin tersebut akhirnya hilang lan kemudian pada tahun
1613
cincin itu muncul kembali, sing membuat Galileo bingung.
Persoalan cincin itu tidak dapat diselesaikan sehingga
1655
oleh
Christian Huygens
, sing menggunakan teleskop sing lebih kuat daripada teleskop sing digunakan Galileo.
Pada tahun
1675
Giovanni Domenico Cassini
menentukan bahwa cincin Saturnus sebenarnya terdiri dari berbagai cincin sing lebih kecil dengan ruang antara mereka, bagian terbesar dinamakan Divisi Cassiki.
Pada tahun
1859
,
James Clerk Maxwell
menunjukan bahwa cincin tersebut tidak padat, namun terbuat dari partikel-partikel kecil, sing mengorbit Saturnus sendiri-sendiri lan jika tidak, cincin itu akan tidak stabil atau terpisah.
[18]
James Keeler
mempelajari cincin itu menggunakan
spektrometer
tahun
1895
sing membuktikan bahwa teori Maxwell benar.
Cincin Saturnus tersebut dapat dilihat dengan menggunakan teleskop modern berkekuatan sederhana atau dengan teropong berkekuatan tinggi. Cincin iki menjulur 6.630 km hingga 120.700 km atas khatulistiwa Saturnus lan terdiri daripada bebatuan
silikon dioksida
,
oksida besi
lan partikel es lan batu. Terdapat dua teori mengenai asal cincin Saturnus. Teori pertama diusulkan oleh
Edouard Roche
pada abad ke-19, adalah cincin tersebut merupakan bekas bulan Saturnus sing orbitnya datang cukup dekat dengan Saturnus sehingga pecah akibat kekuatan pasang surut. Variasi teori iki adalah
bulan
tersebut pecah akibat hantaman dari
komet
atau
asteroid
. Teori kedua adalah cincin tersebut bukanlah dari bulan Saturnus, tetapi ditinggalkan dari
nebula
asal sing membentuk Saturnus. Teori iki tidak diterima masa kiki disebabkan cincin Saturnus dianggap tidak stabil melewati periode selama jutaan tahun lan dengan itu dianggap baru terbentuk.
Sementara ruang terluas di cincin, seperti Divisi Cassiki lan Divisi Encke, dapat dilihat dari Bumi,
Voyagers
mendapati cincin tersebut mempunyai struktur seni sing terdiri dari ribuan bagian kecil lan cincin kecil. Struktur iki dipercayai terbentuk akibat tarikan graviti bulan-bulan Saturnus melalui berbagai cara. Sebagian bagian dihasilkan akibat bulan kecil sing lewat seperti
Pan
lan banyak lagi bagian sing belum ditemukan, sementara sebagian cincin kecil ditahan oleh melan gravitas satelit penggembala kecil seperti
Prometheus
lan
Pandora
. Bagian lain terbentuk akibat resonansi antara periode orbit dari partikel di beberapa bagian lan bahwa bulan sing lebih besar sing terletak lebih jauh, pada
Mimas
terdapat divisi Cassiki melalui cara iki, justru lebih berstruktur dalam cincin sebenarnya terdiri dari gelombang berputar sing dihasilkan oleh gangguan gravitas bulan secara berkala.
Voyager menemukan suatu bentuk seperti ikan pari di cincin Saturnus sing disebut jari-jari. Jari-jari tersebut terlihat saat gelap ketika disinari sinar matahari lan terlihat terang ketika ada dalam sisi sing tidak diterangi sinar matahari. Diperkirakan bahwa jari-jari tersebut adalah debu sing sangat kecil sekali sing naik keatas cincin. Debu itu merotasi dalam waktu sing sama dengan
magnetosfer
planet tersebut lan diperkirakan bahwa debu itu memiliki koneksi dengan
elektromagnetisme
. Namun, alasan utama mengapa jari-jari itu ada masih tidak diketahui.
Cassiki menemukan jari-jari tersebut 25 tahun kemudian. Jari-jari tersebut muncul dalam fenomena musiman, menghilang selama
titik balik matahari
.
Saturnus memiliki 59
bulan
, 48 diantaranya memiliki nama. Banyak bulan Saturnus sing sangat kecil, dimana 33 dari 50 bulan memiliki diameter lebih kecil dari 10 kilometer lan 13 bulan lainnya memiliki diameter lebih kecil dari 50 km.
[19]
7 bulan lainnya cukup besar untuk, dimana bulan tersebut adalah
Titan
,
Rhea
,
Iapetus
,
Dione
,
Tethys
,
Enceladus
lan
Mimas
. Titan adalah bulan terbesar, lebih besar dari planet
Merkurius
lan satu-satunya bulan di atmosfir sing memiliki atmosfir sing tebal.
Hyperion
lan
Phoebe
adalah bulan terbesar lainnya, dengan diameter lebih besar dari 200 km.
Di Titan, bulan terbesar Saturnus, bulan
Desember
tahun
2004
lan bulan
Januari
tahun
2005
banyak foto Titan diambil oleh
Cassini-Huygens
. 1 bagian dari satelit iki, yaitu Huygens mendarat di Titan.
Saturnus telah diketahui sejak zaman prasejarah.
[20]
Pada zaman kuno, planet iki adalah planet terjauh dari 5 planet sing diketahui di tata surya (termasuk Bumi) lan merupakan karakter utama dalam berbagai mitologi. Pada mitologi
Kekaisaran Romawi
, Dewa Saturnus, dimana nama Planet iki diambil dari namanya, adalah dewa pertanian lan panen.
[21]
Orang Romawi menganggap Saturnus sama dengan Dewa Yunani Kronos.
[21]
Orang Yunani mengeramatkan planet terluar untuk Kronos,
[22]
lan orang Romawi mengikutinya.
Pada astrologi
Hindu
, terdapat 9 planet dimana Tata Surya diketahui dengan nama Navagraha. Saturnus, salah satu dari mereka, diketahui dengan nama "Sani" atau "Shani," hakim dari semua Planet lan menentukan seluruhnya miturut kelakuan baik atau buruk sing mereka lakukan.
[21]
Kebudayaan
Tiongkok
lan
Jepang
kuno menandakan Saturnus sebagai
bintang Bumi
(土星). Hal iki berdasarkan 5 elemen sing secara tradisional digunakan untuk mengklasifikasikan elemen alami. Orang
Ibrani
kuno menyebut Saturnus dengan nama "Shabbathai".
Malaikatnya
adalah Cassiel. Kepintarannya, atau jiwa bermanfaat, adalah
Agiel
(layga) lan jiwanya (jiwa gelap) adalah Zazel (lzaz). Orang
Turki Ottoman
lan orang
Melayu
menamainya "Zuhal", berasal dari
bahasa Arab
???.
Cincin Saturnus membutuhkan paling sedikit teleskop dengan diameter 75 mm untuk menemukannya lan cincin tersebut tidak diketahui sampai ditemukan oleh
Galileo Galilei
tahun
1610
.
[23]
Galileo sempat bingung dengan cincin Saturnus lan mengira bahwa Saturnus bertelinga.
Christian Huygens
menggunakan teleskop dengan perbesaran sing lebih besar lan ia menemukan bahwa cincin itu adalah cincin Saturnus. Huygens juga menemukan bulan dari Saturnus,
Titan
. Tidak lama,
Giovanni Domenico Cassini
menemukan 4 bulan lainnya,
Iapetus
,
Rhea
,
Tethys
lan
Dione
. Pada tahun
1675
, Cassiki juga menemukan celah sing disebut dengan divisi Cassiki.
[24]
Tidak ada penemuan lebih lanjut sampai tahun
1789
ketika
William Herschel
menemukan 2 bulan lagi,
Mimas
lan
Enceladus
. Bulan
Hyperion
, sing memiliki resonansi orbit dengan
Titan
, ditemukan tahun
1848
oleh tim dari
Britania Raya
.
Pada tahun
1899
,
William Henry Pickering
menemukan satelit
Phoebe
. Selama abad ke-20, penelitian terhadap Titan mengakibatkan alanya konfirmasi pada tahun
1944
bahwa Titan memiliki atmosfer sing tebal, dimana Titan dadi bulan sing unik diantara bulan di
Tata Surya
lainnya.
Saturnus dikunjungi oleh
Pioneer 11
pada bulan
September
tahun
1979
. Pioner 11 terbang 20.000 kilometer dari ujung awan Saturnus. Gambar Saturnus lan beberapa bulannya dengan resolusi rendah didapat. Resolusi gambar tersebut tidak bagus untuk melihat fitur permukaan. Pesawat udara juga mempelajari cincin Saturnus, diantara penemuan-penemuan, terdapat penemuan cincin-F lan fakta bahwa celah gelap di cincin terang jika dilihat kearah matahari, dalam kata lain, mereka bukan material kosong. Pioneer 11 juga mengukur temperatur Titan.
[25]
Pada bulan
November
tahun
1980
,
Voyager 1
mengunjungi sistem Saturnus. Pesawat iki mengirim kembali gambar Planet, cincin lan satelitnya dalam resolusi besar. Fitur permukaan berbagai bulan dilihat pertama kali. Voyager 1 melakukan penerbangan dekat dengan Titan lan meningkatkan pengetahuan manusia atas
Titan
, selain itu, Voyager 1 juga membuktikan bahwa atmosfir Titan tidak dapat dilalui dalam panjang gelombang sing dapat dilihat, sehingga, tidak ada detail tentang permukaan Titan.
[26]
1 tahun kemudian, pada bulan
Agustus
tahun
1981
,
Voyager 2
melanjutkan penelitian sistem Saturnus. Lebih banyak foto bulan-bulan Saturnus jarak dekat sing didapat. Namun terjadi ketidakberuntungan, selama penerbangan, kamera satelit tersangkut untuk beberapa hari lan beberapa pengambilan gambar sing direncanakan hilang. Graviti Saturnus digunakan untuk mengarahkan lintasan pesawat angkasa tersebut menuju
Uranus
.
[26]
Satelit tersebut menemukan lan memperjelas beberapa satelit baru sing mengorbit di dekat cincin Saturnus. Mereka juga menemukan celah kecil
Maxwell
lan
Keeler
(celah seluas 42 km di cincin Saturnus).
Pada tanggal
1 Juli
2004
, pesawat angkasa
Cassini?Huygens
melakukan manuver
SOI (Saturn Orbit Insertion)
lan memasuki orbit sekitar Saturnus. Sebelum SOI, Cassiki telah mempelajari sistem iki. Pada bulan
Juni
tahun
2004
, Cassiki telah melakukan penerbangan dekat ke
Phoebe
lan memberikan data lan gambar dengan resolusi besar.
Penerbangan
Cassini
ke bulan terbesar
Titan
telah menangkap gambar lanau besar lan pantai serta beberapa pulau lan pegunungan. Cassiki menyelesaikan 2 penerbangan Titan seurunge mengeluarkan
satelit Huygens
pada tanggal
25 Desember
2004
. Huygens turun ke permukaan Titan pada tanggal
14 Januari
2005
, mengirim data selama turun ke atmosfir lan pendaratan. Selama tahun
2005
, Cassiki melakukan beberapa penerbangan ke Titan lan satelit sing mengandung es. Penerbangan Cassiki ke Titan sing terakhir dijadwalkan pada tanggal
19 Juli
2007
.
Sejak awal tahun
2005
, ilmuan telah meneliti tentang petir di Saturnus, sing ditemukan oleh Cassiki. Kekuatan petir di Saturnus diperkirakan 1000 kali lebih besar daripada petir di
Bumi
. Para ilmuan percaya bahwa badai iki adalah badai terkuat sing pernah terlihat.
[27]
Pada tanggal
10 Maret
2006
, NASA melaporkan bahwa, melalui gambar, satelit Cassiki menemukan fakta-fakta tentang cairan air sing meletus di geiser di salah satu bulan Saturnus,
Enceladus
. Gambar tersebut juga menunjukan partikel air di cairan tersebut dipancarkan oleh pancaran es. Menurut Dr. Andrew Ingersoll dari Institut Teknologi
California
, "Bulan lainnya di tata surya memiliki samudera cairan air yang ditutup oleh es. Apa yang berbeda disini adalah bahwa cairan air tidak akan lebih dari 10 meter dibawah permukaan."
[28]
Pada tanggal
20 September
2006
, sebuah foto dari satelit Cassiki menemukan cincin Saturnus sing belum ditemukan, diluar cincin utama Saturnus sing lebih bercahaya lan didalam cincin G lan E. Cincin iki merupakan hasil dari tabrakan
meteor
dengan 2 bulan Saturnus.
[29]
Pada bulan
Juli
tahun
2006
, Cassiki melihat bukti pertama lanau hidrokarbon didekat kutub utara Titan, sing dikonfirmasi pada bulan
Januari
tahun
2007
. Pada bulan
Maret
tahun
2007
, beberapa gambar didekat kutub utara Titan menemukan "lautan" hidrokarbon, sing terbesar dimana besarnya hampir sebesar
Laut Kaspia
.
[30]
Pada tahun
2006
, satelit itu telah menemukan lan mengkonfirmasi 4 satelit baru. Misi utama satelit iki akan berakhir tahun
2008
ketika pesawat angkasa akan diperkirakan menyelesaikan 74 misi mengelilingi orbit disekitar planet. Namun satelit itu diperkirakan baru menyelesaikan setidak-tidaknya satu misi.
Saturnus adalah planet terjauh dari 5 planet sing paling mudah dilihat dengan mata telanjang lan 4 planet lainnya adalah
Merkurius
,
Venus
,
Mars
lan
Yupiter
(
Uranus
lan
4 Vesta
terlihat dengan mata telanjang ketika langit gelap) lan planet terakhir sing diketahui oleh astronom awal sampai Uranus ditemukan tahun
1781
. Saturnus muncul dalam penglihatan mata telanjang pada saat langit malam sebagai titik terang lan berwarna kuning. Bantuan optik (teleskop) perlu diperbesar setidak-tidaknya 20X untuk melihat cincin Saturnus bagi banyak orang.
[31]
- ↑
Yeomans, Donald K. (2006-07-13).
"HORIZONS System"
. NASA JPL
.
http://ssd.jpl.nasa.gov/?horizons
. Diakses pada 8 Agustus 2007
.
? At the site, go to the "web interface" then select "Ephemeris Type: ELEMENTS", "Target Body: Saturn Barycenter" and "Center: Sun".
- ↑
Orbital elements refer to the barycenter of the Saturn system, and are the instantaneous
osculating
values at the precise
J2000
epoch. Barycenter quantities are given because, in contrast to the planetary centre, they do not experience appreciable changes on a day-to-day basis from to the motion of the moons.
- ↑
3,00
3,01
3,02
3,03
3,04
3,05
3,06
3,07
3,08
3,09
3,10
3,11
3,12
Williams, Dr. David R. (September 7, 2006).
"Saturn Fact Sheet"
. NASA
.
http://nssdc.gsfc.nasa.gov/planetary/factsheet/saturnfact.html
. Diakses pada 31 Juli 2007
.
- ↑
"The MeanPlane (Invariable plane) of the Solar System passing through the barycenter"
. 3 April 2009
.
http://home.comcast.net/~kpheider/MeanPlane.gif
. Diakses pada 10 April 2009
.
(produced with
Solex 10
written by Aldo Vitagliano; see also
Invariable plane
)
- ↑
5,0
5,1
5,2
5,3
Seidelmann, P. Kenneth (2007).
"Report of the IAU/IAGWorking Group on cartographic coordinates and rotational elements: 2006"
.
Celestial Mech. Dyn. Astr.
90
: 155?180.
doi
:
10.1007/s10569-007-9072-y
.
http://adsabs.harvard.edu/doi/10.1007/s10569-007-9072-y
.
- ↑
6,0
6,1
6,2
6,3
6,4
6,5
6,6
6,7
Refers to the level of 1 bar atmospheric pressure
- ↑
NASA: Solar System Exploration: Planets: Saturn: Facts & Figures
- ↑
Than, Ker (September 6, 2007).
"Length of Saturn's Day Revised"
. Space.com
.
http://www.space.com/scienceastronomy/070906_saturn_day.html
. Diakses pada 6 September 2007
.
- ↑
Schmude, Richard W Junior (2001).
"Wideband photoelectric magnitude measurements of Saturn in 2000"
. Georgia Journal of Science
.
http://findarticles.com/p/articles/mi_qa4015/is_200101/ai_n8933308
. Diakses pada 14 Oktober 2007
.
- ↑
10,0
10,1
Saturn
. MIRA. Retrieved on
July 29
,
2007
- ↑
11,0
11,1
Spinrad, Hyron. (2004).
Saturn
.
National Aeronautics and Space Administration
. Retrieved on
July 29
,
2007
- ↑
Hamilton, Calvin J. (1997).
Voyager Saturn Science Summary
. Retrieved on
July 5
,
2007
.
- ↑
S. Perez-Hoyos, A. Sanchez-Lavega, R.G. Frenchb, J.F. Rojas. (2005).
Saturn’s cloud structure and temporal evolution from ten years of Hubble Space Telescope images (1994?2003)
. Retrieved on
July 24
,
2007
- ↑
Patrick Moore, ed.,
1993 Yearbook of Astronomy
, (London: W.W. Norton & Company, 1992), Mark Kidger, "The 1990 Great White Spot of Saturn", pp. 176-215.
- ↑
Saturn
. National Maritime Museum. (2007). Retrieved on
July 29
,
2007
.
- ↑
Fortney, Jonathan J. (2004). "
Looking into the Giant Planets
".
Science
305
(5689): 1414-1415. Retrieved on
April 30
,
2007
.
- ↑
Russell, C. T.; Luhmann, J. G. (1997).
Saturn: Magnetic Field and Magnetosphere
. UCLA - IGPP Space Physics Center. Retrieved on
July 29
,
2007
.
- ↑
James Clerk Maxwell on the nature of Saturn's rings
. Retrieved on
July 6
,
2007
.
- ↑
Saturn Satellite and Moon Data
. Institute for Astronomy. Retrieved on
May 23
,
2007
.
- ↑
"Saturn > Observing Saturn"
.
National Maritime Museum
.
http://www.nmm.ac.uk/server/show/conWebDoc.13852/viewPage/5
. Diakses pada 6 Juli 2007
.
- ↑
21,0
21,1
21,2
"Starry Night Times"
. Imaginova Corp.. 30 Mei 2006
.
http://www.starrynight.com/sntimes/2006/2006-01-full.html
. Diakses pada 5 Juli 2007
.
- ↑
James Evans (1998).
The History and Practice of Ancient Astronomy
. Oxford University Press. hlm. 296-7.
- ↑
Chan, Gary (2000).
"Saturn: History Timeline"
.
http://library.thinkquest.org/C005921/Saturn/satuHist.htm
. Diakses pada 16 Juli 2007
.
- ↑
Catherine.
"Saturn: History of Discoveries"
.
http://huygensgcms.gsfc.nasa.gov/Shistory.htm
. Diakses pada 15 Juli 2007
.
- ↑
"The Pioneer 10 & 11 Spacecraft"
. Mission Descriptions
.
http://web.archive.org/web/20060130100401/http://spaceprojects.arc.nasa.gov/Space_Projects/pioneer/PN10&11.html
. Diakses pada 5 Juli 2007
.
- ↑
26,0
26,1
"Missions to Saturn"
. The Planetary Society. 30 Mei 2007
.
http://www.planetary.org/explore/topics/saturn/missions.html
. Diakses pada 24 Juli 2007
.
- ↑
"Astronomers Find Giant Lightning Storm At Saturn"
. ScienceDaily LLC. 30 Mei 2007
.
http://www.sciencedaily.com/releases/2006/02/060215090726.htm
. Diakses pada 27 Juli 2007
.
- ↑
Pence, Michael (March 9, 2006).
"NASA's Cassini Discovers Potential Liquid Water on Enceladus"
. NASA Jet Propulsion Laboratory
.
http://saturn.jpl.nasa.gov/news/press-release-details.cfm?newsID=639
. Diakses pada 8 Juli 2007
.
- ↑
Shiga, David (September 20, 2007).
"Faint new ring discovered around Saturn"
. NewScientist.com
.
http://space.newscientist.com/channel/solar-system/cassini-huygens/dn10124-faint-new-ring-discovered-around-saturn.html
. Diakses pada 8 Juli 2007
.
- ↑
Rincon, Paul (March 14, 2007).
"Probe reveals seas on Saturn moon"
. BBC
.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/6449081.stm
. Diakses pada 12 Juli 2007
.
- ↑
"Saturn"
. National Maritime Museum
.
http://www.nmm.ac.uk/server/show/conWebDoc.286
. Diakses pada 6 Juli 2007
.
- Karttunen, H.; Kroger, P.;
et al.
(2007).
Fundamental Astronomy
. New York: Springer, 5th edition.
ISBN 3-540-34143-9
.
- Lovett, L.; Horvath, J.; Cuzzi, J. (2006).
Saturn: A New View
. New York: Harry N. Abrams, Inc..
ISBN 0-8109-3090-0
.
- Surya, Yohanes.
Fisika itu Mudah
. Jakarta: Grafindo, Erlangga.