Pita kaset
|
---|
Pita kaset
TDK
SA90 Tipe II
|
Jenis media
| Pita magnetik
|
---|
Penyandian
| Analog
|
---|
Kapasitas
| 60, 90, 120 menit, dan kapasitas lainnya
|
---|
Pengembang
| Philips
|
---|
Penggunaan
| Menyimpan audio dan data
|
---|
Pita kaset
adalah
pita magnetik
yang bisa merekam dan menyimpan
data
dengan format suara yang umumnya berupa lagu. Kata "kaset" Berasal dari
bahasa Prancis
, yakni
cassette
, yang berarti "kotak kecil". Kaset merupakan format paling umum yang digunakan dalam
industri musik
pada tahun
1970
sampai
1990-an
.
Kaset terdiri dari kumparan-kumparan kecil. Kumparan-kumparan dan bagian-bagian lainnya ini terbungkus dalam bungkus
plastik
berbentuk kotak kecil berbentuk persegi panjang. Di dalamnya terdapat sepasang roda putaran untuk pita
magnet
. Pita ini akan berputar dan menggulung ketika kaset dimainkan atau merekam. Ketika pita bergerak ke salah satu arah dan yang lainnya bergerak ke arah yang lain. Hal ini membuat kaset dapat dimainkan atau merekam di kedua sisinya yaitu sisi A dan sisi B.
Kaset pertama kali diperkenalkan oleh
Phillips
pada tahun
1963
di
Eropa
dan tahun
1964
di
Amerika Serikat
, dengan nama
Compact Cassette
. Kemudian kaset semakin populer di industri musik selama tahun
1970
-an dan perlahan-lahan menggeser
piringan hitam
. Produksi besar kaset diawali pada tahun
1964
di
Hanover
,
Jerman
. Pada awalnya, kualitas suara pada kaset ini tidak terlalu bagus untuk
musik
. Bahkan beberapa model awal tidak memiliki rancangan mesin yang baik. Pada tahun
1971
,
Advant Corporation
memperkenalkan model terbarunya,
Model 201
, yang menggabungkan
Dolby
tipe B pengurang gangguan (
noise
) dengan pita kromium dioksida. Oleh karena itulah kaset mulai dapat digunakan dalam industri musik secara serius, dan dimulailah era kaset berketepatan tinggi.
Selama tahun
1980
-an, popularitas kaset tumbuh semakin pesat karena hadirnya
rekorder poket portabel
pemutarnya seperti Sony
Walkman
. dan
radio
yang menyediakan musik pada
1960
-an, pemutar
CD
portabel pada
1990
-an, dan
MP3
Player pada
2000
-an, kaset memegang peran besar dalam dunia musik pada
1980
-an dan
1990
-an, bahkan pada era sekarang (setelah
2000
-an), kaset masih menjadi salah satu alternatif media musik. terlepas dari segi tekniknya, keberadaan kaset juga berdampak pada perubahan sosial. Keawetan kaset serta kemudahannya untuk dikopi berperan di balik berkembangnya musik
punk
dan
rock
. Kaset seakan-akan menjadi pijakan bagi generasi muda di kebudayaan
barat
. Untuk alasan yang sama pula kaset berkembang pesat di negara-negara berkembang, Pada tahun
1970
-an, kaset dianggap membawa pengaruh buruk
sekularisme
di kalangan masyarakat religius
India
. Teknologi kaset menciptakan
pasar
yang membludak bagi musik
pop
di India, menimbulkan kritik dari kaum
konservatif
dan di waktu yang sama menciptakan pasar besar yang melegitimasi perusahaan-perusahaan rekaman dan
pembajakan
kaset.
Goresan-goresan yang terdapat pada permukaan kaset menjadi indikasi tipe kaset. Kaset yang paling tinggi, hanya memiliki goresan lindungan tulisan merupakan kaset tipe I. Berikutnya, dengan goresan tambahan untuk goresan lindungan tulisan merupakan tipe II. Sedangkan dua tipe kaset berikutnya merupakan perpaduan antara kaset tipe II dengan sepasang tambahan di tengah-tengah kaset merupakan tipe IV.
Materi magnet original pada kaset adalah
gamma ferik oksida
(Fe
2
O
3
). Pada
1970
, Perusahaan
3M
mengembangkan
kobalt
yang dikombinasikan dengan lapisan ganda untuk meningkatkan level
output
pita kaset secara keseluruhan. Produk ini dipasarkan dengan label “High Energy” di bawah brand
Scotch
. Di saat yang sama,
BASF
memperkenalkan
kromium dioksida
(CrO
2
) yang pelapisannya menggunakan
magnetit
(Fe
3
O
4
).
Pada tahun
1974
,
TDK
memperkenalkan ''Avylin'' yang terbukti sangat sukses. Pada tahun
1979
, akhirnya
3M
memperkenalkan
partikel
metal
murni
yang dinamakan
metafine
.Sedangkan kaset-kaset yang sekarang umum dijual terdiri dari
ferik oksida
dan
kobalt
yang dicampur dan diproses, karena sangat jarang ada kaset yang dijual yang menggunakan CrO
2
murni sebagai lapisannya.
Di banyak negara barat, pasar bagi kaset telah menurun tajam setelah masa puncak kejayaannya di akhir-akhir
1980
-an. Di awal
1990
-an popularitas kaset menurun seiring muncul dan berkembangnya
compact disc
(
CD
). Pada tahun
2000
-an penjualan kaset menurun drastis dibandingkan pada tahun
1980
-an. Penjualan kaset di Amerika Serikat jatuh drastis pada tahun
2006
. Semenjak itulah kaset tidak lagi menjadi isu yang menarik bagi industri musik dan
major label
. Meskipun begitu, pada tahun
2008
ini kaset kosong masih diproduksi dan dijual di toko-toko. Baik perekam maupun pemutarnya meskipun semakin hari semakin jarang, tapi masih dapat ditemukan.
Perlu diingat bahwa kaset telah mampu diaplikasikan secara spesifik, seperti audio mobil, pada tahun
1990
-an. Kaset lebih tahan terhadap
debu
,
panas
, dan goncangan jika dibandingkan pesaing
digital
utamanya (CD). Saat perekam suara
digital
semakin populer,
Sebelum
1970
-an, dunia musik tanah air menggunakan piringan hitam sebagai sarana untuk mengekspresikan musik.
Lokananta
di
Surakarta
dan
Irama
di
Menteng
Jakarta
merupakan dua
perusahaan
rekaman
pertama di
Indonesia
.
Lokananta
, yang merupakan milik pemerintah, berdiri pada tahun
1957
. Bertugas untuk memproduksi dan menduplikasi piringan hitam. Namun pada tahun
1970
-an akhirnya
produksi
pun bergeser dari piringan hitam ke kaset.
Remaco
, yang pada masa itu merupakan salah satu perusahaan rekaman besar di Indonesia, mengalami kerugian pada masa awal munculnya kaset pada tahun
1970
-an. Lagu-lagu dalam piringan hitamnya dibajak ke dalam kaset. Meskipun pada akhirnya Remaco pun memproduksi kaset karena kaset merupakan
teknologi
yang lebih murah dan praktis dibandingkan dengan piringan hitam yang mahal dan rumit.
Meskipun awalnya perusahaan-perusahaan rekaman tersebut mengeluh atas munculnya kaset yang membajak piringan hitam, akhirnya mereka juga ikut ke tren 'kaset', banyak perusahaan baru muncul dan menikmati teknologi baru bernama ‘kaset’ tersebut. Kaset meledak di mana-mana. Para musisi baru di ‘era kaset’ bermunculan dan perlahan menggeser musisi-musisi ‘era piringan hitam’. Sebut saja
Koes Plus
,
Broery Marantika
, dan
Emilia Contessa
. Namun, seiring berkembangnya teknologi dan inovasi-inovasi baru di bidang musik, di pertengahan
1990
-an, kaset mengalami masa-masa akhir kejayaannya. Masuknya
compact disc
(CD) ke
Indonesia
menyediakan alternatif baru dan canggih bagi para penikmat musik. Kualitas suaranya yang lebih jernih dan pemilihan pemutaran lagu yang lebih mudah dan cepat menjadi beberapa kelebihan CD dibandingkan kaset. Meskipun begitu kaset tetap diminati karena harganya yang lebih murah dibandingkan CD. Pada tahun
2000
-an, kaset pun makin tergencet oleh perkembangan CD. Perusahaan-perusahaan rekaman di tanah air telah menjadikan CD sebagai sarana rekaman musik.
Pada perkembangannya di Indonesia, kaset tidak hanya digunakan dalam industri musik. Kaset juga biasanya digunakan untuk
dakwah
-dakwah
agama
berupa
ceramah
oleh seorang
rohaniawan
.
- Farhanah, Komui.
Perkembangan Teknologi Komunikasi 2008
. Makalah Sistem Komunikasi Indonesia, Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia, 2007. Depok.