Bangsa Het
adalah bangsa
Anatolia
kuno yang menuturkan
bahasa dari
cabang Anatolia
dalam
rumpun bahasa Indo-Eropa
.
[1]
Bangsa ini mendirikan kerajaan yang berpusat di
Hattusa
. Bangsa Het mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14 SM, ketika sebagian besar
Anatolia
,
Suriah
barat laut, wilayah hingga mulut
sungai Litani
(kini
Lebanon
), dan daerah timur hingga
Mesopotamia
hulu, berhasil ditaklukan. Setelah tahun 1180 SM, Bangsa Het mengalami disintegrasi menjadi beberapa negara-kota "
Het-Baru
", beberapa mampu bertahan hingga abad ke-8 SM.
Kerajaan Het
secara konvensional dibagi atas 3 periode:
- Kerajaan Het Lama
(~1750?1500 SM)
- Kerajaan Het Pertengahan
(~1500?1430 SM) dan
- Kerajaan
Het Baru
(~ 1430?1180 SM).
Dari dinasti Het yang meninggalkan catatan, anggota yang diketahui paling awal adalah
Pithana
, yang tinggal di kota
Kussara
. Pada abad ke-18 SM,
Anitta
, putra dan sekaligus penerusnya, membuat kota Ne?a menjadi salah satu ibu kotanya dan menggunakan bahasa Het dalam tulisannya di sana. Namun, Kussara tetap menjadi ibu kota dinasti tersebut selama hampir seabad sampai
Labarna II
menetapkan
Hattusa
sebagai ibu kota negara, mungkin mengambil alih nama tahta Hattusili, "orang Hattusa", pada waktu itu.
Kerajaan Tua, berpusat di Hattusa, mencapai puncak kejayaan selama abad ke-16 SM. Kerajaan ini pernah mengalahkan
Babilonia
pada suatu ketika, tetapi tidak berusaha untuk memerintah di sana, menyebabkan orang Kassit bangkit dan memerintah di sana selama lebih dari 400 tahun.
Selama abad ke-15 SM, kekuasaan Het menghilang, muncul kembali dalam pemerintahan
Tudhaliya I
sejak ~ 1400 SM. Di bawah
Suppiluliuma I
dan
Mursili II
, kerajaan berkembang sampai ke sebagian besar
Anatolia
dan sebagian
Siria
dan
Kanaan
, sehingga pada tahun 1300 SM, kerajaan Het berbatasan dengan
Asyur
dan
Mesir
, yang menyebabkan terjadinya
Pertempuran Kadesh
pada tahun 1274 SM.
Perang saudara dalam perebutan tahta, ditambah ancaman dari "
Orang-orang Laut
", melemahkan kerajaan Het dan, di akhir tahun 1160 SM, kerajaan ini runtuh. Negara-negara kecil yang muncul pada zaman "Kerajaan
Het Baru
" di bawah kekuasaan
Asyur
masih ada sampai ~700 SM. Dialek Het dan Luwian dari
Zaman Perunggu
berkembang menjadi bahasa-bahasa
Lydia
,
Lycia
dan
Karia
.
Bekas-bekas bahasa ini masih ada pada periode Akhameniyah/Persian (abad ke-6th sampai ke?4 SM) dan akhirnya punah akibat penyebaran budaya
Helenistik
Yunani mengikuti penjajahan
Aleksander Agung
di
Asia Minor
pada
abad ke-4 SM
.
- ^
Dr Andrew McCarthy, University of myles c gy 1B Lecture.
|
---|
Imperium kuno
| |
---|
Imperium abad pertengahan
| |
---|
Imperium modern
| |
---|
Imperium Adidaya
| |
---|