한국   대만   중국   일본 
Apa Itu Karesidenan dan Ada Berapa di Jawa Tengah? Ini Penjelasannya
Apa Itu Karesidenan dan Ada Berapa di Jawa Tengah? Ini Penjelasannya

Apa Itu Karesidenan dan Ada Berapa di Jawa Tengah? Ini Penjelasannya

Marcella Rika Nathasya - detikJateng
Senin, 27 Nov 2023 12:16 WIB
Tugu bekas tapal batas wilayah Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta di Cawas, Klaten, Rabu (13/10/2021).
Ilustrasi Karesidenan di Jawa Tengah. (Foto: Tugu bekas tapal batas wilayah Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta di Cawas, Klaten, Rabu (13/10/2021). - Achmad Syauqi/detikcom)
Solo -

Pada masa kolonial Belanda beberapa provinsi di Indonesia dijadikan wilayah keresidenan yang menjadi pusat penting dalam pemerintahan dan perkembangan wilayahnya. Beberapa provinsi tersebut ialah pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Lombok, dan Sulawesi.

Di Jawa Tengah sendiri, terdapat enam kabupaten/kota yang dulunya dijadikan wilayah karesidenan, lantas apa saja wilayah karesidenan tersebut?

Artikel ini akan membahas mengenai pengertian karesidenan beserta enam wilayah karesidenan di Jawa Tengah yang kini disebut sebagai wilayah eks karesidenan. Simak infonya lebih lanjut!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Karesidenan?

Mengutip situs Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, kata karesidenan berasal dari Bahasa Belanda yaitu 'residentie'. Sebuah karesidenan dikepalai oleh Residen, yang berasal dari Bahasa Belanda 'resident'. Di atas Residen adalah Gubernur Jenderal, yang memerintah atas nama Raja dan Ratu Belanda.

Karesidenan merupakan pembagian daerah administratif menjadi ke dalam sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia Belanda yang digunakan hingga sekitar tahun 1950-an. Ketika masih zaman Hindia Belanda, sebuah karesidenan (regentschappen) terdiri atas beberapa kabupaten (afdeeling).

ADVERTISEMENT

Namun tidak di semua provinsi di Indonesia pernah ada karesidenan, beberapa provinsi yang menggunakan sistem karesidenan seperti Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Lombok dan Sulawesi. Hal tersebut didasarkan pada banyaknya penduduk pada provinsi tersebut.

Semenjak krisis yang terjadi pada tahun 1950-an, sudah tidak ada karesidenan lagi sehingga pemerintahan yang ada hanya kabupaten. Namun, sebutan "eks-karesidenan" masih dipakai secara informal.

Sisa sejarah karesidenan adalah pembagian wilayah untuk pemakaian tanda kendaraan bermotor (pelat nomor). Pembagiannya, pelat nomor terutama di Pulau Jawa masih banyak berdasarkan karesidenan.

Karesidenan Di Jawa Tengah

Menjadi salah satu provinsi yang dulunya menganut sistem karesidenan, Jawa Tengah membagi wilayah karesidenan menjadi enam karesidenan atau yang sekarang disebut wilayah eks karesidenan. Mengutip situs Universitas Muria Kudus, berikut wilayah eks karesidenan di Jawa Tengah.

Enam Wilayah Eks-karesidenan Di Jawa Tengah

1. Eks Karesidenan Banyumas

Banyumas berstatus sebagai ibukota Karesidenan Banyumas. Status karesidenan Banyumas diberikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui Resolusi Dewan Hindia Belanda pada tanggal 22 Agustus 1831.

Wilayah Eks-karesidenan Banyumas terdiri dari lima kabupaten, yaitu: Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Purwokerto.

2. Eks Karesidenan Kedu

Karesidenan Kedu merupakan satuan administrasi yang berlaku di Jawa Tengah pada masa penjajahan Hindia Belanda dan beberapa tahun sesudahnya. Karesidenan Kedu memiliki luas 5.572 km persegi, terletak 73 km dari Semarang dan 145 km dari Purwokerto.

Dalam sejarah kepurbakalaan Indonesia, dataran Kedu dikenal sebagai tempat berkembangnya peradaban Jawa Kuno Dinasti Syailendra, yang membangun Candi Borobudur.

Eks Karesidenan kedu terdiri dari Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo.

3. Eks Karesidenan Pati

Karesidenan Pati merupakan suatu wilayah administratif di Jawa Tengah sejak zaman Hindia-Belanda. Total luas wilayah Karesidenan Pati adalah 7.658 km persegi. Karesidenan Pati berjarak 232 km dari Surabaya di bagian timur dan 84 km dari Semarang di bagian barat. Karesidenan Pati dikenal sebagai wilayah penghasil rokok (Kudus) dan ukiran (Jepara).

Wilayah Eks Karesidenan Pati terdiri dari Kabupaten/Kota di antaranya; Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus.

4. Eks Karesidenan Pekalongan

Karesidenan Pekalongan merupakan sebuah wilayah administratif di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Terletak di bagian utara provinsi tersebut, karesidenan ini memiliki sejarah panjang yang mencerminkan warisan budaya dan sejarah Jawa.

Eks Karesidenan Pekalongan, meliputi: Kabupaten Pekalongan; Kota Pekalongan; Batang; Kabupaten Tegal; Kota Tegal; Brebes; Pemalang.

5. Eks Karesidenan Semarang

Karesidenan Semarang merupakan wilayah terpenting di Jawa Tengah. Semarang sebagai ibukota merupakan kota pelabuhan terbesar dan terpenting. Pembentukan karesidenan semarang sendiri didasarkan pada Akte 15 Januari 1678, antara Kerajaan Mataram dengan Belanda.

Eks Karesidenan Semarang meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kendal, Demak, Grobogan.

6. Eks Karesidenan Surakarta

Karesidenan Surakarta merupakan suatu wilayah administratif di Jawa Tengah pada masa kolonial Belanda. Wilayah ini meliputi wilayah Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran, dengan luas mencapai 5.743 km². Terletak sekitar 122 km dari Pati dan 81 km dari Magelang.

Eks-karesidenan Surakarta terdiri dari beberapa daerah yakni Kota Praja Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali.

Setelah Karesidenan Surakarta dihapuskan pada tanggal 4 Juli 1950, Surakarta menjadi kota di bawah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Semenjak berlakunya UU Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta, secara resmi Kota Surakarta menjadi daerah berstatus kota otonom.

Artikel ini ditulis oleh Marcella Rika Nathasya peserta program magang bersertifikat di detikcom.



Simak Video " Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai "
[Gambas:Video 20detik]
(rih/ams)