한국   대만   중국   일본 
Komentar tentang iklan TVRI - Pokok dan Tokoh - majalah.tempo.co
The Wayback Machine - https://web.archive.org/web/20210511184757/https://majalah.tempo.co/read/pokok-dan-tokoh/48864/komentar-tentang-iklan-tvri

Pokok dan Tokoh 8/11

Sebelumnya Selanjutnya
text

Komentar tentang iklan TVRI

S. bagio, tak merasa terlalu rugi adanya penghapusan iklan di tvri, kecuali larangan untuk melawak. yang merugikan baginya larangan pesta tahun baru karena kontrak melawak tiba-tiba batal. (pt)

i
PENGHAPUSAN iklan di televisi mulai April nanti, bagi Kris Biantoro berarti "tertutupnya satu lubang." Padahal dari lubang itu ia selama ini mendapat banyak kenikmatan. Siapa pun tahu, Kris banyak membintangi film iklan. Bahkan saking larisnya, "banyak juga tawaran yang saya tolak," ujarnya. Terutama yang berbau seks dan yang keterlaluan bohongnya. Ia tak mau menyebut berapa honornya. Yang jelas Kris pun sangsi, jangan-jangan dengan keputusan pemerintah itu TVRI tak bisa menyelenggarakan siaran langsung dari luar negeri, terutama untuk pertandingan olahraga. Kardjo AC/DC juga rugi. Empat film iklan yang sedianya dibintanginya terpaksa tak dibuat. "Rezeki yang seharusnya masuk, tidak jadi," ujarnya sambil membayangkan Rp 10 juta -- honor dari salah satu di antara keempat iklan tadi. Sambil makan nasi bungkus, bintang iklan yang lain, Bagio, sebaliknya mengatakan tak merasa terlalu rugi. "Wong juga sambilan," katanya. "Kalau lawak yang dilarang, itu baru . . . " "Larangan pesta tahun baru kemarin itu malah lebih merugikan," katanya lagi. Sebab, beberapa kontrak melucu tiba-tiba saja dibatalkan. persis 31 Desember. Sedang Nani Wijaya, yang rajin membasmi nyamuk di tv itu, mengatakan "Sebaiknya iklan dibatasi saja." Jadi tak usah dihapuskan. Toh "anak-anak menggemarinya," katanya. Akan halnya Lenny Marlina, meski uang dapurnya jadi berkurang, ia merasa memperoleh banyak hikmah. "Barangkali Presiden tahu keadaan saya," ujarnya. "Karena itu iklan di televisi ditiadakan sehingga sekarang saya bisa berjalan-jalan dengan suami dan anak-anak." Suaminya, Gatot Teguh Ariffianto, adalah pengusaha film iklan yang sibuk dan tergolong paling banyak menerima order. Bisnis itu, kata Lenny, menyebabkan "Gatot selalu pulang lewat jam 12 malam."

Reporter Administrator - profile - https://majalah.tempo.co/profile/administrator?administrator=162075887614



Pokok dan Tokoh 8/11

Sebelumnya Selanjutnya