Gereja Suryani Maruniyah Antiokhia
(
Arab
:
??????? ????????? ????????? ?????????
al-Kan?sa al-An??kiyya al-Sury?niyya al-M?r?niyya
,
Templat:Lang-syc
),
Gereja Maruniyah
atau
Gereja Maronit
adalah
gereja khusus
sui iuris
Katolik Timur
dalam
persekutuan penuh
dengan
paus
dan
Gereja Katolik
seluruh dunia namun diperintah sendiri di bawah
Kanun Gereja-gereja Timur
. Aliran ini diasaskan
Marun
, seorang
rahib
yang berhijrah ke Timur Tengah dari
Pergunungan Taurus
di Turki memulakan suatu
biara
di
Harmal
, utara
Lubnan
pada abad ke-4 M.
Meskipun jumlahnya kini berkurang,
umat beranutan ini
masih merupakan salah satu
kelompok etnik keagamaan utama
di Lubnan, dengan kelompok-kelompok yang lebih kecil di
Syria
,
Cyprus
,
Israel
, dan
Jordan
; lebih dari 3,198,600 orang masih tekun menjalankan syariat agama ini.
[9]
Gereja ini diketuai oleh
Patriark
Bechara Boutros al-Rahi
yang
bertempat
di
Bkerke
, timur laut
Beirut
sejak 2011.
Para pengikut
Yesus Kristus
pertama kali disebut "orang Kristian" di
Antiokhia
(Kisah Para Rasul 11:26), dan kota itu menjadi pusat agama Kristian - terutama sesudah
kehancuran Yerusalem
pada 70 Masihi. Menurut tradisi Katolik, Uskup Antiokhia pertama adalah
Santo Petrus
sebelum perjalanannya ke Roma. Uskup Antiokhia ketiga adalah Sang
Bapa Apostolik
Ignatius dari Antiokhia
. Antiokhia menjadi salah satu dari lima
kebatrikan
perdana (
pentarki
) setelah Agama Kristian diakui oleh
Maharaja Konstantinus
.
Marun
, seorang
rahib
abad ke-4 yang sezaman dan sahabat
St. Yohanes Krisostomus
pindah dari Antiokhia ke
Sungai Orontes
untuk menjalani hidup sebagai seorang
pertapa
mengikut teladan
Antonius Agung
dari gurun dan
Pakomius
. Banyak pengikutnya juga menjalani hidup kebiaraan. Setelah kematian Marun pada 410 Masihi, murid-muridnya mendirikan sebuah biara untuk mengenangnya dan membentuk cikal bakal Gereja Maruniyah.
Para pengikut Marun berpegang teguh pada ajaran
Konsili Kalsedon
pada 451 Masihi. Ketika kaum
monofisit
Antiokhia membantai 350 rahib, kaum Maruniyah mengungsi ke pergunungan Lubnan. Surat-menyurat sehubungan dengan peristiwa tersebut menghasilkan pengakuan kepausan dan ortodoksi atas kaum Maruniyah, yang dikukuhkan oleh
Paus Hormisdas
(514-523 Masihi) pada 10 Februari 518 Masihi. Sebuah biara dibangun di sekitar makam St. Marun sesudah
Konsili Kalsedon
.
[10]
Kemartiran Patriark Antiokhia pada dasawarsa pertama abad ke-7 baik oleh serdadu Persia ataupun kaum Yahudi setempat,
[11]
membuat kaum Maruniyah kehilangan pemimpin. Keadaan ini berkepanjangan akibat
Perang Bizantin?Sassanid pada 602?628
yang terakhir dan terparah. Seusai perang, Maharaja
Heraclius
mengedepankan sebuah doktrin kristologi baru sebagai upaya menyatukan berbagai Gereja Kristian di Timur. Ajaran ini, yakni
monotelitisme
, dimaksudkan sebagai semacam kompromi antara para pendukung Kalsedon, seperti kaum Maruniyah, dengan lawan-lawannya, seperti kaum
Yakobit
. Ajaran baru ini justru menimbulkan pertentangan yang lebih besar lagi, dan dinyatakan sebagai bidaah oleh
konsili ekumenis ke-6
pada 680-681. Meskipun demikian, sumber-sumber Yunani dan Arab sezaman mendakwa bahawa kaum Maruniyah menerima monotelitisme, menolak konsili ke-6 dan terus berpegang pada ajaran sesat itu dan baru melepaskannya pada zaman perang salib agar tidak dicap sesat oleh para tentara salib. Gereja Maruniyah modern menolak anggapan bahawa kaum Maruniyah pernah menjadi penganut monotelitisme, dan persoalan tersebut masih dipertentangkan sampai hari ini.
[12]
Pada 687 Masihi, Maharaja
Justinianus II
menyetujui rancangan memindahkan ribuan kaum Maruniyah dari Lubnan untuk ditempatkan di kawasan lain. Timbullah kekacauan dan ketakutan yang mendorong kaum Maruniyah pada tahun itu juga memilih
batrik
pertama mereka,
Yuhanna Marun
. Oleh kerana itu, ketika Islam mulai tampak di perbatasan
Empayar Bizantium
dan baris depan yang padu dibutuhkan untk menahan infiltrasi Islam, kaum Maruniyah justru sibuk mempertahankan kebebasan mereka dari kekuasaan kekaisaran. Keadaan ini dialami pula oleh masyarakat-masyarakat Kristian lainnya dalam Empayar Bizantium, sehingga mempermudah penaklukan kaum Muslim atas belahan Timur dunia Kristian di penghujung abad itu.
Setelah tunduk di bawah pemerintahan Arab usai
penaklukan kaum Muslim atas Suriah
, hubungan baik kaum Maruniyah dengan Empayar Bizantium mulai pulih. Dewan kekaisaran, belajar dari kesalahan masa lalu, melihat mengambil keuntungan dari situasi tersebut. Kerana itu Maharaja Bizantium
Constantinus IV
memberi dukungan langsung kepada kaum Maruniyah baik dalam bidang gerejawi, politik, dan ketenteraan. Persekutuan baru ini segera mengatur serangan-serangan mematikan terhadap bala tentara Muslim, memberi kelegaan yang disambut gembira oleh umat Kristian yang terkepung di seluruh Timur Tengah. Pada masa itu sebagian kaum Maruniyah dipindahkan ke
Gunung Lubnan
dan membentuk beberapa paguyuban yang kemudian dikenal sebagai kaum Marada. Ini adalah menurut pandangan Batrik Maruniyah abad ke-17
Estephan El Douaihy
(juga dikenal sebagai Istifan Al Duwayhi, ?????? ???????, "Bapak Sejarah Maruniyah" dan "Soko guru Gereja Maruniyah").
Pandangan lain dikemukakan oleh Ibn al-Qilaii, seorang sarjana Maruniyah abad ke-16, yang mengatakan bahawa umat Maruniyah mengungsi dari penindasan
Kekhalifahan Umayyah
pada akhir abad ke-9 Masihi.
Teori yang paling umum dikemukakan oleh Sergius dari Tirus, seorang sarjana abad ke-10 Masihi, adalah bahwasanya umat Maruniyah melarikan diri berlindung dari keganasan kaum
Yakobit
monofisit
kerana anutan
monotelitisme
mereka dianggap bidaah oleh kaum Yakobit. Teori ini lebih dapat dipercaya, kerana hampir semua masyarakat Kristian menganut monotelitisme sesudah diperkenalkan oleh
Patriark Sergius I
. Migrasi umat Maruniyah ke wilayah pergunungan berlangsung dalam kurun waktu yang panjang, tetapi kemuncaknya diketahui pasti terjadi pada abad ke-7.
Sekitar 1017 Masihi, muncullah sebuah sekte Muslim baru yang menyebut dirinya kaum
Duruzi
. Umat Maruniyah pada masa ini berstatus
dzimmi
yang diwajibkan mengenakan jubah dan serban hitam agar mudah dikenalpasti selain juga dilarang menunggang kuda.
Sesudan ditaklukannya belahan Timur dunia Kristian di luar
Anatolia
dan Eropah oleh kaum Muslim, dan ditetapkannya batas-batas kekuasaan antara para
Khalifah
Islam dan para Maharaja Bizantium, jarang terdengar kabar tentang umat Maruniyah selama 400 tahun. Hidup dibentengi pergunungan sampai dijumpai kembali di gunung-gunung sekitar
Tripoli
oleh tentara Salib
Raymond dari Toulouse
dalam perjalanannya menaklukkan Yerusalem pada
Perang Salib Pertama
. Kelak Raymond kembali untuk
mengepung Tripoli
setelah menaklukkan Yerusalem, dan hubungan antara umat Maruniyah dengan umat Kristian Eropah pun terjalin kembali.
Pada penghujung abad ke-11, tatkala para tentara Salib bergerak menuju kawasan
Levant
untuk menumbangkan pemerintahan Islam, mereka melintasi pergunungan Lubnan dan berpapasan dengan kaum Maruniyah. Kaum Maruniyah telah hidup terpisah dari dunia Kristian selama kurang lebih 400 tahun. Gereja di Roma tidak menyangka kalau kaum Maruniyah masih eksis. Para tentara Salib dan kaum Maruniyah menjalin hubungan baik dan sejak itu saling bantu satu sama lain.
Selama
perang Salib
pada abad ke-12 Masihi, kaum Maruniyah membantu para tentara Salib dan meneguhkan keterikatan mereka dengan Tahta Suci pada 1182 Masihi. Mulai saat itu kaum Maruniyah tak terpisah dari ortodoksi gerejawi dan kesatuan Gereja Katolik. Sebagai tanda ikatan itu, Batrik Maruniyah
Youseff Al Jirjisi
menerima tajuk dan tongkat lambang kekuasaan dari
Paus Paschalis II
pada 1100 Masihi. Pada 1131, Batrik Maruniyah
Gregorios Al-Halati
menerima surat dari
Paus Innosensius II
yang berisi pengakuan kepausan atas otoritas Kebatrikan Maruniyah.
Dalam waktu yang lama kaum Maruniyah hidup terisolasi dari umat Kristian Empayar Bizantium dan Eropah Barat. Akibatnya mereka mengangkat
batrik
sendiri, mulai dari Yohanes Marun, yang sebelumnya menjabat sebagai Uskup
Batroun
, Gunung Lubnan. Dari dialah kaum Maruniyah sekarang ini mendakwa
suksesi apostolik
penuh melalui
tahta keuskupan
Antiokhia. Meskipun demikian, timbul kontroversi seputar dakwaan ini, mengingat bahawa sebagian kaum Maruniyah didakwa telah sepenuhnya mengadopsi bidaah
monotelitisme
. Kontroversi ini mengakibatkan beberapa kali terjadi perang saudara (misalnya pada 1282 dan 1499 Masihi).
Ketua Gereja Maruniyah Antiokhia dipilih para
uskup
Gereja tersebut dan kini berkedudukan di Bkirki, sebelah utara dari
Beirut
(Batrik Maruniyah berdiam di Utara kota
Dimane
selam bulan-bulan musim panas). Batrik saat ini (menjabat sejak tahun
1986
) adalah
Kardinal Mar Nasrallah Boutros Sfeir
. Pada saat seorang batrik baru terpilih dan dilantik, dia mengajukan permohonan persekutuan gerejawi kepada
Paus
, dan dengan demikian memelihara persekutuan
Gereja Katolik
. Para batrik juga disetarakan dengan Kardinal, pada jenjang Kardinal-Uskup (jenjang tertinggi dalam dewan Kardinal).
Umat Maruniyah memiliki doktrin yang sama dengan umat Katolik lainnya, namun mereka mempertahankan
liturgi
dan hierarki sendiri. Singkatnya, Gereja Maruniyah tergolong dalam
Tradisi Antiokhia
dan termasuk
Ritus Siro-Antiokhia Barat
. Bukan
Bahasa Latin
melainkan
Bahasa Syria
yang digunakan sebagai
bahasa liturgisnya
. Komitmen pribadi Kardinal Sfeir untuk melakukan reformasi liturgis pada tahun 1980an dan 1990an, membuahkan hasil pada tahun
1992
dengan terbitnya buku tata ibadah Maruniyah yang baru. Buku ini mewakili suatu usaha untuk kembali ke bentuk asli dari liturgi Antiokhia.
Ibadat Sabda
digambarkan lebih kaya daripada dalam tata ibadah sebelumnya, dan tata ibadah baru ini memperkenalkan enam
Anafora
(Doa Ekaristi).
Hidup
selibat
tidak diwajibkan bagi para diakon atau imam
paroki
, akan tetapi para biarawan diwajibkan selibat, kerana para uskup lazimnya dipilih dari biara-biara. Para uskup yang menjabat sebagai epark dan Arkepark dari Eparki dan Arkeparki (setara dengan keuskupan dan keuskupan agung dalam Gereja Barat) bertanggung jawab kepada batrik.
- ^
Assemani, Maronite Light from the East for the Church and the World
- ^
Studia Humana Volume 2:3 (2013), pp. 53?55
- ^
Synod of the Maronite Church Patriarchal Synod
- ^
Cardinal Nasrallah Boutros Sfeir, head of the Maronite Church who steered a difficult course between factions in the Middle East ? obituary
- ^
Maronite patriarch elevates St. Maron pastor to chorbishop during Detroit visit
- ^
Maronite liturgy draws from Eastern and Western traditions, Catholics and cultures
- ^
The Maronite Divine Liturgy, By Dr Margaret Ghosn, Our Lady of Lebanon parish Australia
- ^
"Archived copy"
(PDF)
. Diarkibkan daripada
yang asal
(PDF)
pada 24 Oktober 2018
. Dicapai pada
15 October
2019
.
CS1 maint: archived copy as title (
link
)
- ^
"There are 3,198,600 Maronites in the World"
. Maronite-heritage.com. 3 January 1994
. Dicapai pada
3 Januari
2015
.
- ^
Attwater, Donald; The Christian Churches of the East
- ^
J. D. Frendo, "Who killed Anastasius II?"
Jewish Quarterly Review
Jilid 72 (1982), 202-4
)
- ^
Matti Moosa, The Maronites in History (Syracuse, N.Y.: Syracuse University Press, 1986), 195-216
.