Bahasa Aceh
(
Jawi
: ???? ????) merupakan sebahagian daripada Keluarga Bahasa Melayu-Polinesia. Bahasa ini dituturkan di
Nanggroe Aceh Darussalam
merupakan berpengaruh di sebahagian besar wilayah kecuali di
Bener Meriah
,
Aceh Tengah
,
Gayo Lues
,
Aceh Tamiang
,
Aceh Singkil
,
Aceh Tenggara
dan
Simeulue
. Penutur bahasa Aceh juga boleh ditemui disebahagian kawasan di
Malaysia
, misalnya keturunan Aceh di
Yan
,
Kedah
.
Ada kemungkinan Bahasa Aceh mempunyai kesamaan dengan Bahasa Cham dan Bahnar di Kemboja dan Vietnam.
Bahasa Aceh telah mengalami berulang kali perubahan ejaan, mulai penggunaan
abjad Arab
,
abjad Latin
ejaan lama
, dan sekarang adalah
Ejaan Yang Disempurnakan
.
Berikut adalah kaedah ejaannya:
- Ee dibaca seperti huruf "e" dalam kata "dekat"; contohnya: le (banyak).
- Ee dibaca seperti huruf "e" dalam kata "besok"; contohnya: le (dulu).
- Ee dibaca seperti huruf "e" dalam kata "kue"; contohnya: le (oleh).
- Ee tidak ditemui padanannya dalam
bahasa Indonesia
.
- Oo tidak ditemui padanannya dalam
bahasa Indonesia
.
- Oo dibaca seperti huruf "o" dalam kata "soto", "foto", "tato"; contohnya: boh (taruh), soh (tinju), toh (mengeluarkan).
- Oo dibaca seperti huruf "o" dalam kata "tolong", "kota"; contohnya: boh (buah), soh (kosong), toh (mana).
Pengkelasan dan bahasa-bahasa terkait
[
sunting
|
sunting sumber
]
Bahasa Aceh adalah rumpun bahasa Austronesian Malayo-Polinesia. Bahasa terhampir dengan Bahasa Aceh adalah bahasa-bahasa Cham yang lain, yang pada dasarnya dituturkan di Vietnam. Bahasa yang paling hampir dengan keluarga Cham ialah keluarga Bahasa Melayu, termasuk bahasa-bahasa yang dituturkan di Sumatra seperti Gayo, Bahasa Batak dan Minangkabau serta Bahasa Kebangsaan Indonesia (Bahasa Melayu Indonesia). Paul Sidwell menyatakan bahawa Bahasa Aceh mungkin mempunyai substratum Austroasiatik.
Bahasa Aceh dituturkan Sumatera Utara terutamanya di kawasan pesisir Aceh. Bahasa ini dituturkan di 13 daerah dan 4 kota di Aceh, iaitu:
Bandar
- Sabang
- Banda Aceh
- Lhokseumawe
- Langsa
Pantai Timur Laut
- Aceh Besar
- Pidie
- Pidie Jaya
- Bireuen
- Aceh Utara
- Aceh Timur (kecuali di 3 sub-daerah - Serba Jadi, Peunaron dan Simpang Jernih di mana Bahasa Gayo lebih lazim dituturkan)
- Aceh Tamiang (sub-daerah Manyak Payet and Kuala Simpang)
Pantai Barat-Selatan
- Aceh Jaya
- Aceh Barat
- Nagan Raya
- Barat daya Aceh (kecuali di sub-daerah Susoh di mana Bahasa Aneuk Jamee lebih lazim dituturkan)
- South Aceh (bahasa campuran antara Bahasa Kluet dan Aneuk Jamee lebih lazim dituturkan)
Sebelumnya, Bahasa Aceh ditulis dalam Skrip Arab yang disebut Jawoe atau Jawi dalam Bahasa Melayu. Skrip ini makin kurang diamalkan pada masa kini. Semenjak penjajahan oleh Orang Belanda, Bahasa Aceh ditulis dalam Skrip Latin dengan penambahan huruf tambahan. Huruf tambahan tersebut adalah, e, e, e, o dan o. Suara ? diwakili oleh 'eu' dan bunyi ? diwakili oleh 'o'. Huruf 'e' digunakan untuk mewakili bunyi schwa yang membentuk bahagian diphthong kedua. Huruf f, q, v, x, dan z hanya digunakan dalam kata pinjaman.
Setakat ini belum ada kajian menyeluruh mengenai dialek Bahasa Aceh. Walau bagaimanapun, terdapat sekurang-kurangnya 10 dialek dalam Bahasa Aceh. Dialek tersebut adalah Pase, Peusangan, Matang, Pidie, Bueng, Banda, Daya, Meulaboh, Seunagan dan Tunong.
- Peu haba? = Apa khabar?
- Haba get = Khabar baik.
- Lon pike geutanyoe han meureumpok le = Saya ingat kita takkan berjumpa lagi.
- Lon jep ie u muda = Saya minum air kelapa muda.
- Agam ngon inong = lelaki dan wanita
- Lon = saya
- Kah, droen = kamu, anda
- Han = tidak,tak
- Na = ada
- Hana = tak ada
- Pajoh = makan
- Jih, dijih, gobnyan = dia, beliau
- Ceudah that gobnyan = kacak sekali dia.