Prof. drh.
Wiku Bakti Bawono Adisasmito
, M.Sc., Ph.D., (lahir 20 Februari 1964) adalah seorang ahli dalam bidang kebijakan kesehatan dan penanggulangan penyakit infeksi yang memprakarsai dibentuknya Indonesia One Health University Network (INDOHUN). Wiku telah dikukuhkan menjadi Guru Besar
Fakultas Kesehatan Masyarakat
,
Universitas Indonesia
di bidang Kebijakan Kesehatan pada tahun 2010. Ia juga dikukuhkan menjadi Adjunct Professor di bidang Infectious Disease and Global Health oleh Tufts University pada
2018
dan Affiliate Professor oleh
University of Minnesota
di bidang Environmental Health Science pada tahun yang sama.
[1]
Wiku juga adalah sekretaris Majelis Wali Amanat (MWA)
Universitas Indonesia
.
Pada tahun
2018
, Wiku merupakan 1 dari 8 dosen yang mendapatkan penghargaan Academic Leader Award dari
Menristekdikt
i atas inovasinya membuat jamu hewan yang mampu meningkatkan kesehatan hewan secara alami.
[2]
Penghargaan
Satyalencana Karya Satya
dari Pemerintah Republik Indonesia telah dua kali ia dapatkan, pada tahun 2010 dan
2019
. Selain memiliki 5 merek produk hayati, ia juga memiliki 5 paten dan berbagai penghargaan kekayaan intelektual lainnya.
Wiku tertarik dengan penyakit infeksius sejak masa pendidikan S3 di
CSU
. Ia bekerja sebagai peneliti di US CDC Division of Vector Borne and Infectious Disease,
Fort Collins
Colorado dan US CDC-
WHO
Dengue Reference Laboratory,
San Juan Puerto Rico
. Disertasinya bertemakan pengendalian penyakit
Demam Berdarah Dengue
yang merupakan vector-borne disease, masalah besar di Indonesia dan dunia.
Wiku bukan hanya seorang pendidik dan peneliti di bidang infeksi dan kesehatan, Ia juga terlibat dalam konferensi perubahan iklim dunia. Wiku mengembangkan Lembaga amal KEHATI yang mendapatkan banyak bantuan untuk menjadi donor keberlangsungan keanekaragaman hayati di Indonnesia. Wiku juga pernah menjadi Senior Vice President Indonesia Bank Restructuring Agency (IBRA) yang berkaitan dengan
krisis multidimensi 1998
yang terjadi pada masa peralihan
Orde Baru
ke
Reformasi
di
Indonesia
. Ia mengepalai Divisi Informasi Data dari unit khusus FORSAT (Forensic dan Aset Tracing), untuk melacak aset seluruh konglomerat Indonesia dan dunia di
Swiss
,
Liechtenstein
,
Inggris
,
Vienna
, dan
Bermuda
.
Pada masa epidemi
Flu Burung
tahun
2006
-
2007
, Wiku tergabung menjadi anggota Gugus Tugas Epidemi
Flu Burung
. Kemudian pada tahun 2008-2010, Ia juga menjadi salah satu anggota Asian Partnership for Avian Influenza Research (APAIR) dan staf ahli Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza. Pada masa penanggulangan
COVID-19
di
Indonesia
, ia menjadi Ketua
Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19
pada periode Maret hingga Juli 2020.
[3]
Sejak Juli 2020 hingga sekarang, ia juga mengemban amanat sebagai Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada
Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
menggantikan
Achmad Yurianto
.
[4]
[5]
Wiku Adisasmito lahir di Singosari, Malang pada 20 Februari 1964. Wiku merupakan alumni SD Santa Maria II
Malang
, lulus tahun
1976
. Ia melanjutkan pendidikannya ke
SMPN 1 Malang
, lulus tahun
1980
. Kemudian, Wiku menjadi salah satu siswa jurusan IPA di
SMAN III Malang
dan lulus tahun
1983
.
Wiku kemudian merantau ke
Bogor
untuk mengenyam pendidikan S1 di
Institut Pertanian Bogor
untuk menjadi
Dokter Hewan
. Ia lulus pada tahun
1988
dan mendapatkan gelar drh. Menjadi Dokter Hewan tidak membuat Wiku berdiam diri, tidak lama setelahnya Ia langsung melanjutkan studi di bidang
Kesehatan Lingkungan
di
Colorado State University
, dan lulus pada 1
990
dengan gelar Master of Science (M.Sc). Ia kemudian melanjutkan pendidikan di universitas yang sama di bidang Environmental Health & Policy, lulus pada
1995
dengan gelar
PhD
.
Setelah mengenyam pendidikan formal, Ia mempelajari penyebaran transmisi di masyarakat dengan menyedot nyamuk di komunitas dan perumahan elit di San Juan, untuk kemudian diteliti strain virus di nyamuk maupun telur dengan
Immunofluorescence
Antibody Test (IFAT).
Virus
dengue yang ditemukan (strain DEN1-DEN4) dimasukan ke leher nyamuk sehat dengan di bawah
mikroskop
. Hal ini dilakukan untuk mengisolasi antigen virus dan melakukan identifikasi jenis virus dengue.
Selanjutnya di Fort Collins pada tahun
1995
, Ia kembali melakukan penelitian dengan mengidentifikasi perbedaan seluruh
Aedes aegypti
yang berasal dari seluruh dunia,
Vanuatu
,
Samoa
,
Indonesia
,
India
,
Thailand
,
Bangladesh
,
Brazil
, dan
negara-negara tropis
lainnya yang menjadi koleksi US CDC. Identifikasi dilakukan dengan membuat preparat siphon dan mengidentifikasi morfologi makhluk tersebut. Hal ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran dengan melakukan proses yang sama dari pagi hingga sore selama berbulan-bulan. Untuk mengetahui betul suatu perbedaan yang berukuran mikro, semuanya dilakukan dengan mikroskop. Disitu Ia pertama kali berlatih menggunakan alat diagnostik PCR konvensional untuk mengetahui strain virus DBD. Pada 1995, Wiku melakukan
Policy Research
untuk pencemaran air udara lingkungan, dan penggalangan masyarakat (
grassroot
).
Pada usia 31 tahun, Wiku menjadi delegasi Indonesia di bidang kesehataan, melakukan penyatuan industri dan masyarakat melalui beberapa oragnisasi yang Ia ikuti. Wiku juga merupakan aktivis lingkungan, Ia mengikuti konferense perubahan iklim (COP pertama/kedua) di Bonn, Jerman. Ia juga menemukan bahwa virus dengue terpengaruh oleh perubahan iklim di konferensi UNFCCC. Beberapa organisasi yang Wiku pernah menjadi Direktur Eksekutif PELANGI Indonesia pada tahun 1994-1999. Beliau juga menjabat sebagai Team Leader & Consultant, USAID/
Indonesia Natural Resource Management II Design
, Jakarta pada 1995-1996. Salah satu organisasi yang Ia kembangkan, KEHATI, Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia yang merupakan lembaga amal untuk keanekaragaman hayati, mendapatkan 1 juta USD dari US dan 1 juta USD dari Jepang. Kemudian, KEHATI diberikan support oleh USAID sehingga bias menjadi lembaga donor Indonesia. Wiku juga mendirikan
Lembaga Ekolabel Indonesia
[
pranala nonaktif permanen
]
(LEI), yang merupakan standar Ecolabel dari produk hutan yg diperdagangkan di dunia melalui di Organization Trade and Timber (OTT).
Pada tahun 1997-2000, dekan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
,
Universitas Indonesia
, Prof. Ascobat Gani, mengangkat Wiku menjadi sekretaris program studi administrasi RS untuk mendidik para pimpinan RS di Indonesia. Walaupun banyak siswanya yang sudah pensiun dari rumah sakit, ia masih lanjut mengajar di program studi tersebut.
Di saat yang bersamaan, ia juga meneliti tentang climate change. Hal ini yang mengarahkan Wiku masuk ke
LEMHANAS
sebagai peneliti (1990-2000). Ia sempat berkeinginan untuk menjadi peserta
LEMHANAS
dan mengajukan permintaan tersebut kepada Wagub Lemhanas, Prof. dr. Ir.
Purnomo Yusgiantoro
. Tapi karena saat itu usianya masih terlalu muda, Wiku belum bisa diikutkan. Ia diminta untuk menjadi peneliti karena keinginannya untuk memberikan kepemimpinan pada manajemen rumah sakit. Di sana, Ia bertemu Intelligent dan peneliti
LEMHANAS
yang mengantarnya bekerja di Indonesia Bank Restructuring Agency (IBRA). Hal ini berkaitan dengan
krisis multidimensi 1998
yang terjadi pada masa peralihan Orde Baru ke Reformasi di Indonesia.
Pada tahun 2000, Ia ditunjuk langsung menjadi Senior Vice president IBRA selama 4 tahun dengan pekerjaan utama kepala Divisi Informasi Data dari sebuah special unit yang bernama FORSAT (Forensic dan Aset Tracing), untuk melacak aset seluruh konglomerat Indonesia dan dunia di Swiss, Liechtenstein, Inggris, Vienna, dan Bermuda. Selain bekerjasama dengan FBI dan KROLL investigator, Wiku juga belajar cara kerja Financial Investigation Unit. Master of Settlement A Agreement dan MR-MIA agreement antara obligor dengan pemerintah RI diatur oleh kedua badan berikut, dan diatur oleh
IMF
.
Wiku Adisasmito mengajar sebagai dosen di Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan,
Fakultas Kesehatan Masyarakat
,
Universitas Indonesia
pada tahun 1995 hingga 2010. Beberapa posisi yang pernah Ia pegang di Universitas Indonesia, diantaranya: Sekretaris sekaligus Wakil Ketua bidang Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit,
Universitas Indonesia
(1996-2000),Direktur Inkubator dan Inovasi Bisnis Universitas Indonesia (2007-2014), Ketua Dewan Guru Besar
Fakultas Kesehatan Masyarakat
,
Universitas Indonesia
(sejak 2018), dan saat ini Wiku terpilih menjadi Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA) unsur dosen (sejak 2019). Wiku mendapatkan gelar Profesor Kebijakan Kesehatan dari Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan,
Fakultas Kesehatan Masyarakat
,
Universitas Indonesia
pada tahun 2010. Selama menjadi Guru Besar dan staf pengajar, beliau telah membimbing dan meluluskan 68 mahasiswa program sarjana, 78 mahasiswa program magister, dan 1 mahasiswa program doktor. Wiku Adisasmito juga memperoleh gelar Affiliate Professor oleh
University of Minnesota
dan Adjunct Professor oleh Tufts University pada 2018.
[6]
Di luar ranah pendidikan, Wiku pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif PELANGI Indonesia pada tahun 1994-1999. Beliau juga menjabat sebagai Team Leader & Consultant, USAID/Indonesia Natural Resource Management II Design, Jakarta pada 1995-1996. Selain itu, beliau menjadi peneliti di
LEMHANAS
, Jakarta (1990-2000) dan Wakil Presiden Senior Indonesia Bank Restructuring Agency (IBRA) pada tahun 2000-2004.
Saat ini, Wiku Adisasmito menjabat sebagai anggota Steering Committee dari
Asian Partnership for Emerging Infectious Disease Research
(sejak 2009), anggota
Regional Core Group Ecohealth Field Building Leadership Initiative
Asia Tenggara (sejak 2011), jajaran eksekutif Coordinating Organizations of Regional Disease Surveillance (sejak 2011), Koordinator Indonesia One Health University Network (INDOHUN) sejak 2012, staf ahli
LEMHANAS
sejak 2018.
Selain itu, pada bulan Mei 2021, Wiku terpilih menjadi satu dari 26 panel ahli One Health tingkat dunia, One Health High Level Expert Panel (OHHLEP), yang akan menjadi partner Organisasi Kesehatan Dunia (
WHO
), Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (
FAO
), Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (
OIE
), dan Badan PBB Program Lingkungan (
UNEP
) dalam menentukan kebijakan dan pedoman terkait One Health secara global. 26 anggota panel ahli OHHLEP tersebut dipilih dari 700 pendaftar. Masa bakti Wiku sebagai panel ahli OHHLEP akan berlangsung selama dua tahun (sampai 2023).
[7]
Pandemi COVID-19 di Indonesia memerlukan penanganan yang tepat dari segi kesehatan dan kebijakan. Wiku Adisasmito ditugaskan menjadi Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan
COVID-19
sejak Maret 2020.
[8]
Hal ini didasari oleh pengalamannya ketika menjabat sebagai pimpinan Gugus Tugas Epidemi
Flu Burung
dari
Fakultas Kesehatan Masyarakat
,
Universitas Indonesia
pada 2006-2007. Pada masa itu, Ia juga menjadi anggota Asian Partnership for Avian Influenza Research (APAIR) dan staf ahli Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza di masa wabah
Flu Burung
(2008-2010). Wiku menjadi salah satu peneliti besar Indonesia yang berjasa dalam mengeradikasi wabah Flu Burung di Indonesia dan di Asia. Setelah wabah Flu Burung berakhir, Ia menjadi staf ahli Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis di Indonesia.
Wiku aktif dalam keanggotaan beberapa jurnal nasional dan internasional. Ia pernah menjadi editor Jurnal Kesehatan Masyarakat (2008-2012), reviewer Health Policy Planning Journal (2013-2014), reviewer PLOS One Journal (2013-2014), dan reviewer
Asia Pacific Journal of Public Health
(2012-sekarang).
Beberapa keanggotaan lain yang pernah Ia ikuti diantaranya:
- One Health High Level Expert Panel (OHHLEP) (2021-2023),
- PPSA XVII
LEMHANAS
(2012),
- Konsultan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) (2000),
- Konsultan USAID/Indonesia Natural Resource Management II (1999),
- Anggota Komite Nasional urusan Perubahan Iklim (1997-1999).
Wiku menikah pada Juli 1995 dengan Dr. Lilik Sudarwati Adisasmito, S.Psi, M.H, seorang ahli psikologi dan hukum. Mereka dikaruniai dua orang anak: Prananda D. Adisasmito dan Shitta Aspendira D. Adisasmito.
[1]
Lebih dari 40 riset dan tulisan Wiku sudah dipublikasikan dalam bentuk buku dan artikel di jurnal internasional. Buku pertamanya diterbitkan pada 2007 oleh penerbit Rajawali Press, Jakarta dengan judul Sistem Manajemen Lingkungan Rumah sakit, disusul dengan Sistem Kesehatan (2007), dan Audit Lingkungan Rumah Sakit (2008) oleh penerbit yang sama. Pada tahun 2014, Ia kembali menerbitkan edisi ke-2 Sistem Kesehatan.
Berikut beberapa publikasi internasional yang mencapai indeks sitasi dan faktor dampak yang tinggi berdasarkan Indeks Thomson-Reuters:
- Pongcharoensuk P, Adisasmito W, Sat LM, Silkavute P, Muchlisoh L, Cong Hoat P, et al. Avian and pandemic human influenza policy in South-East Asia: the interface between economic and public health imperatives. Health Policy and Planning Journal, 2012; 27 (5): 374-383
[9]
- Adisasmito W, Chan PKS, Lee N, Oner AF, Gasimov V, Aghayev F, Zaman M, Bamgboye E, Dogan N, Coker R, Starzyk K, Dreyer NA and Toovey S. Effectiveness of antiviral treatment in human influenza H5N1 infections: analysis from a global patient registry. Journal of Infectious Disease, 2010;202(8):1154-60.
[10]
- Hanvoravongchai P, Adisasmito W, Chau PN, Conseil A, de Sa J, Krumkamp R,Mounier-Jack S, Phommasack B, Putthasri W, Shih CS, Touch S, Coker R. Pandemic influenza preparedness and health systems challenges in Asia: results from rapid analyses in 6 Asian countries. BMC Public Health, 2010; 10(322): 1-11.
[11]
- Desai Monica, Rudge J, Adisasmito W, Mounier-Jack S, Coker R. Critical Interaction between Global Fund-Supported Programs and Health Systems: A Case Study in Indonesia. Health Policy and Planning, 2010; 25: i43-i47.
[12]
Wiku juga mengepalai berbagai proyek dan riset internasional antara lain:
- Asia Partnership on Emerging Infectious Disease Research Reactivation
oleh
International Development Research Centre, Canada
pada tahun 2016-2017,
- One Health System Mapping Analysis of Resource Toolkit
oleh US Department of Agriculture pada tahun 2015-2016,
- Roundtable Meeting on
Zika Virus
oleh
Rockfeller Foundation
pada tahun 2016.
- Kepala Investigator dari Indonesia pada
Ecohealth Field Building Leadership Initiative with 2 Asian Countries
oleh International Development Research Centre, Canada pada 2012-2016;
- Molecular Epidemiology of Influenza A in Bali
(BaliMEI) oleh
Roche
, Inc. melalui
London School of Hygiene and Tropical Medicine
pada tahun 2010-2015;
- Information Collection on Research for Health
in India, Bangladesh, Indonesia, Sri Lanka and Thailand oleh SEARO WHO pada 2012;
dan banyak projek lain yang berpengaruh terhadap perkembangan penyakit infeksi di Indonesia dan dunia.
- ^
a
b
"Wiku Adisasmito ≫ Profile"
(dalam bahasa Inggris)
. Diakses tanggal
2020-06-03
.
- ^
"Prof Wiku Terima Penghargaan Academic Leader Award 2018"
.
Republika Online
. 2018-08-25
. Diakses tanggal
2020-06-03
.
- ^
Gunawan, Deden (2020-03-30).
"Prof Wiku Adisasmito dan Perang Semesta Melawan Pandemi Corona"
.
detikcom
. Diakses tanggal
2020-06-03
.
- ^
"Tugas Yurianto Jadi Jubir Covid-19 Berakhir, Diganti Wiku"
.
Republika Online
. 2020-07-21
. Diakses tanggal
2020-07-21
.
- ^
Prawira, Aditya Eka (2020-07-21). Prawira, Aditya Eka, ed.
"Profil Wiku Adisasmito, Jubir Penanganan COVID-19 Pengganti Achmad Yurianto"
.
Liputan6.com
. Diakses tanggal
2020-07-21
.
- ^
"Prof. Drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., Ph.D | Website Staff UI"
.
staff.ui.ac.id
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2020-06-03
. Diakses tanggal
2020-06-03
.
- ^
Organization, World Health (2021-06-11).
"26 International experts to kickstart the One Health High Level Expert Panel (OHHLEP)"
.
www.who.int
. Diakses tanggal
2021-08-26
.
- ^
COVID-19, Gugus Tugas Percepatan Penanganan.
"Ini Landasan Pemerintah Dalam Pemulihan Aktivitas Masyarakat Produktif dan Aman COVID-19 - Berita Terkini | Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19"
.
covid19.go.id
. Diakses tanggal
2020-06-03
.
- ^
P, Pongcharoensuk; W, Adisasmito; M, Sat le; P, Silkavute; L, Muchlisoh; P, Cong Hoat; R, Coker (2012 Aug).
"Avian and Pandemic Human Influenza Policy in South-East Asia: The Interface Between Economic and Public Health Imperatives"
.
Health policy and planning
(dalam bahasa Inggris).
PMID
21859775
. Diakses tanggal
2020-06-03
.
- ^
W, Adisasmito; Pk, Chan; N, Lee; Af, Oner; V, Gasimov; F, Aghayev; M, Zaman; E, Bamgboye; N, Dogan (2010-10-15).
"Effectiveness of Antiviral Treatment in Human Influenza A(H5N1) Infections: Analysis of a Global Patient Registry"
.
The Journal of infectious diseases
(dalam bahasa Inggris).
PMID
20831384
. Diakses tanggal
2020-06-03
.
- ^
P, Hanvoravongchai; W, Adisasmito; Pn, Chau; A, Conseil; J, de Sa; R, Krumkamp; S, Mounier-Jack; B, Phommasack; W, Putthasri (2010-06-08).
"Pandemic Influenza Preparedness and Health Systems Challenges in Asia: Results From Rapid Analyses in 6 Asian Countries"
.
BMC public health
(dalam bahasa Inggris).
PMID
20529345
. Diakses tanggal
2020-06-03
.
- ^
M, Desai; Jw, Rudge; W, Adisasmito; S, Mounier-Jack; R, Coker (2010 Nov).
"Critical Interactions Between Global Fund-supported Programmes and Health Systems: A Case Study in Indonesia"
.
Health policy and planning
(dalam bahasa Inggris).
PMID
20966109
. Diakses tanggal
2020-06-03
.
|
---|
|
Lokasi
| Jawa
| |
---|
Kalimantan
| |
---|
Maluku & Papua
| |
---|
Nusa Tenggara
| |
---|
Sulawesi
| |
---|
Sumatra
| |
---|
Lainnya
| |
---|
|
---|
Tanggapan
| |
---|
Tokoh
| |
---|
Lain-lain
| |
---|