Yang Utama
Tarcisio Bertone
|
---|
|
|
Takhta
| Frascati
|
---|
Penunjukan
| 15 September 2006
(17 tahun, 266 hari)
|
---|
Pendahulu
| Angelo Sodano
|
---|
Penerus
| Pietro Parolin
|
---|
Jabatan lain
| |
---|
|
Tahbisan imam
| 1 Juli 1960
oleh
Albino Mensa
|
---|
Tahbisan uskup
| 1 Agustus 1991
oleh Albino Mensa
|
---|
Pelantikan kardinal
| 21 Oktober 2003
|
---|
Peringkat
| Kardinal-Uskup
|
---|
|
Nama lahir
| Tarcisio Bertone
|
---|
Lahir
| 2 Desember 1934
(umur 89)
Romano Canavese
,
Torino
,
Italia
|
---|
Kewarganegaraan
|
Italia
|
---|
Denominasi
| Katolik Roma
|
---|
Kediaman
| Vatikan
|
---|
Jabatan sebelumnya
| |
---|
Semboyan
| fidem custodire, concordiam servare
(untuk menjaga iman, untuk melayani perdamaian)
|
---|
Tanda tangan
| |
---|
Lambang
| |
---|
Tarcisio Pietro Evasio Bertone
,
S.D.B.
(lahir 2 Desember 1934) adalah seorang
Kardinal
Gereja Katolik Roma
,
uskup
, dan
diplomat
. Saat ini, ia menjabat sebagai
Camerlengo
, setelah sebelumnya berposisi sebagai
Kardinal Sekretaris Negara
sejak 2006 hingga 2013 dan
Uskup Agung Vercelli
sejak 1991 hingga 1995, sebagai Sekretaris
Kongregasi bagi Doktrin Iman
ketika Kardinal Ratzinger?yang kini merupakan
Paus Benediktus XVI
? merupakan Dekan, dan
Uskup Agung Genoa
sejak 2002 hingga 2006. Bertone menjadi
Kardinal
berdasarkan
konsistori
pada 21 Oktober 2003. Pada 10 Mei 2008, ia ditunjuk sebagi
Kardinal-Uskup Frascati
.
Selain bahasa ibu
Italia
, Bertone mampu berbahasa Prancis, Spanyol, Jerman, dan Portugis. Ia mengerti bahasa Inggris, meski ia tidak berbicara dengan cukup lancar. Ia juga mampu membaca dalam bahasa Polandia, Latin, Yunani, dan Ibrani, sebagai bagian dari program yang mana harus diikuti seorang imam saat pendidikannya.
Bertone dilahirkan di
Romano Canavese
,
Torino
, sebagai anak kelima dari delapan. Bertone menyatakan bahwa ibunya merupakan militan anti-
fasis
Partai Rakyat Italia
, dan kemudian seorang
Kristen Demokrat
.
Dia menyatakan kaulnya sebagai anggota
Salesian
pada 3 Desember 1950, dan ditahbiskan sebagai imam oleh Uskup Agung
Albino Mensa
pada 1 Juli 1960. Ia memegang gelar doktor dalam
Hukum kanon
. Disertasinya berjudul "Tata Gereja dalam Pemikiran
Paus Benediktus XIV
(1740?1758)" (
The Governance of the Church in the Thought of Pope Benedict XIV (1740?1758)
).
[1]
Ia menjadi
Profesor
teologi moral
khusus di
Universitas Kepausan Salesian
sejak 1967 hingga penunjukannya sebagai Profesor Hukum Kanon pada 1876, sebuah posisi yang dipegangnya hingga 1991.
Dia adalah seorang profesor tamu Hukum Publik Gerejawi di Institut Utriusque iuris dari
Universitas Kepausan Lateran
pada tahun 1978. Pada tahun 1988 ia diangkat ke dalam kelompok ahli yang membantu Kardinal
Joseph Ratzinger
dalam negosiasi dengan yang kemudian diekskomunikasi, Uskup Agung
Marcel Lefebvre
. Dia juga ditugaskan oleh
Paus Yohanes Paulus II
untuk membantu
Emmanuel Milingo
,
Uskup Agung Emeritus Lusaka
,
Zambia
, untuk kembali ke Gereja Katolik pada tahun 2001. Milingo meninggalkan Gereja untuk menikah dengan Maria Sung dari sekte Moon.
[2]
Pada 4 Juli 1991, Bertone ditunjuk menjadi
Uskup Agung Vercelli
oleh
Paus Yohanes Paulus II
. Dia dikonsekrasi sebagai uskup satu bulan kemudian oleh Uskup Agung Mensa, yang juga menahbiskan dia. Dia mengisi jabatan ini hingga penunjukkannya sebagai Sekretaris
Kongregasi bagi Doktrin Iman
di bawah
Kardinal Ratzinger
pada tahun 1995. Ia kemudian ditunjuk sebagai
Uskup Agung Genoa
pada 10 Desember 2002, dan prosesi instalasi berlangsung pada 2 Februari 2003. Ia kemudian menjadi anggota
Dewan Kardinal
melalui konsistori pada 21 Oktober 2003, sebagai
Kardinal-Imam
Santa Maria Ausiliatrice di via Tuscolana
. Uskup Agung
Angelo Amato
yang melanjutkan posisi Bertone sebagai Sekretaris Kongregasi bagi Doktrin Iman, kemudian diangkat sebagai Kardinal Prefek
Kongregasi bagi Penyebab Penganugerahan Gelar Santo-Santa
.
Sebagai anggota
Yayasan Don Bosco
, dia dianggap sebagai seorang imam yang telah melakukan pekerjaan dengan para pemuda, yang dalam kata-kata terakhir Paus Yohanes Paulus II, yang ia telah cari di seluruh hidup kepausannya. Sekretaris Bertone pernah mengatikan cerita di mana "Bertone pernah memutuskan untuk naik bus umum ke
Istana Apostolik
. Sebagai Kardinal dalam jubah hitam panjang dan pileola merah serta berjalan ke bus, orang-orang, terutama kelompok kaum muda, menatap dalam keheningan. Bertone segera memecah kesunyian dengan 'karakteristik' senyumnya. Pada saat ia tiba di tujuan, sang uskup telah melakukan kegiatan bersama pemuda dalam percakapan mendalam tentang cinta, seks, keperawanan, dan kesucian".
[3]
Dia kemudian mengkhususkan diri dalam hubungan antara moralitas sosial, iman, dan politik. Ia juga dibantu dengan revisi
Kitab Hukum Kanonik
tahun 1983, dan melakukan karya pastoral di paroki-paroki. Pada
Tahun Jubilee
2000, Kardinal Bertone dipercaya oleh Yohanes Paulus II atas penerbitan bagian ketiga dari
Rahasia dari Fatima
.
Bertone merupakan
kardinal pemilih
yang berpartisipasi pada
konklaf kepausan 2005
yang memilih
Paus Benediktus XVI
. Kardinal Bertone masih dapat berpartisipasi dalam
konklaf
manapun pada masa yang akan datang, yang dimulai sebelum ulang tahun ke-80nya pada 2 Desember 2014.
Gelar bangsawan untuk
Tarcisio Bertone
|
---|
|
Gaya referensi
| His Eminence
|
---|
Gaya penyebutan
| Your Eminence
|
---|
Informal style
| Kardinal
|
---|
Lihat
| Frascati (
Suburbicaria
)
|
---|
Pada 15 Maret 2005, Bertone menjadi berita dengan "memecah keheningan Gereja" dan mengkritik tajam novel tahun 2003 karya
Dan Brown
,
The Da Vinci Code
, mengatakan konsep sentral buku tersebut bahwa
Yesus
telah menikah dengan
Maria Magdalena
dan memiliki garis keturunan adalah sebuah ajaran sesat dan "memalukan", dan seharusnya para pembaca beriman memboikot buku tersebut. Baik Bertone maupun juru bicara resmi Vatikan menegaskan bahwa Bertone tidak berbicara sebagai perwakilan resmi dari Gereja, tetapi juga tercatat bahwa penempatan tinggi Bertone di dalam hierarki Gereja (namanya sering disebut-sebut sebagai calon potensial untuk Paus berikutnya) membuat kata-katanya cukup berat, sehingga komentarnya sering dilaporkan oleh berbagai media sebagai pernyataan resmi dari Vatikan.
[4]
Pada tahun 2006, program
NBC
Dateline
menyatakan pernyataannya dengan "seorang Kardinal Vatikan berperingkat tinggi meminta pemboikot film [tersebut]".
Pada 22 Juni 2006, Paus Benediktus XVI menunjuk Kardinal Bertone menggantikan
Angelo Sodano
sebagai
Kardinal Sekretaris Negara
, dan mulai menjabat sejak 15 September 2006. Terungkap bahwa pada 31 Agustus, Kardinal Bertone bermimpi di mana Paus Yohanes Paulus II menyatakan kepadanya, "jangan takut" kepadanya ketika ia bersiap bertugas di posisi barunya.
[5]
Pada 4 April 2007, Paus Benediktus XVI juga menunjuk Kardianl Bertone sebagai
Camerlengo
. Tugas Camerlengo terbatas hanya untuk bidang administrasi selama
kekosongan
Tahta Suci.
[6]
Pada 10 Mei 2008, ia dipromosikan menjadi Kardinal-Uskup Frascati.
[7]
Bertone dikenal untuk mempelajari masalah yang ada sebelum mengambil tindakan. Salah satu contoh adalah setelah penunjukannya sebagai Uskup Agun Vercelli ia "mengunci dirinya di kamarnya dan mempelajari kehidupan
Santo Eusebius
, yang merupakan uskup kota tersebut pada 345 M."
[3]
Ia adalah anggota
Kongregasi bagi Doktrin Iman
,
Kongregasi bagi Para Imam
,
Kongregasi Ibadah Ilahi dan Tata-tertib Sakramen
,
Kongregasi bagi Gereja-gereja Oriental
,
Kongregasi bagi Penginjilan
. Ia menjadi anggota kongregasi-kongregasi tersebut hingga ulang tahun ke-80nya pada 2 Desember 2014.
Dua pekan sebelum memulai jabatannya, Bertone diwawancara dan ditanya pendapatnya mengenai reformasi dalam
Kuria Romawi
. Bertone menyatakan, "Setelah hampir dua dekade, sebuah evaluasi mengenai bagaimana departemen terorganisasi lebih dari terpahamkan, dalam rangka merefleksikan bagaimana struktur yang ada lebih efisien untuk misin Gereja dan pada akhirnya untuk mempertimbangkan apakah mereka semua harus dipertahankan".
[8]
Kardinal Bertone menyatakan pada Desember 2006 bahwa
Tahta Suci
"mungkin, pada masa depan, memainkan sebuah tim yang bermain di level tertinggi, bersama
Roma
,
Internazionale
, Genoa, dan Sampdoria." Ia melanjutkan dengan berkata, "Jika kita mengambil murid-murid asal Brasil dari universitas Kepausan kita, mungkin kita memiliki sebuah tim yang luar biasa".
[9]
Namun, beberapa jam kemudian ia menyatakan, "Saya harus mengerjakan banyak pekerjaan lain daripada mengolah tim sepak bola untuk
Vatikan
", dan ia menjelaskan bahwa pernyataannya sebelumnya tidak dimaksudkan untuk dianggap sebagai suatu hal yang serius.
[10]
Pada 5 Juni 2007, pada sebuah konferensi yang mengumumkan riis biografi baru
Paus Pius XII
, Bertone membela Paus Pius XII terhadap klaim ketidakpedulian terhadap
Yahudi
selama
Holocaust
. Ia mengecam tuduhan ini sebagai "legenda gelap" dan "serangan terhadap akal sehat dan rasionalitas", yang telah "menjadi begitu mapan bahkan untuk menggoresnya adalah tugas yang berat".
[11]
Meskipun ia mengakui bahwa Paus Pius XII telah "berhati-hati" dalam mengutuk
Nazi Jerman
, Bertone menyatakan bahwa pasukan Nazi pasti akan mengintensifkan program
genosidanya
yang mana Paus lebih vokal berbicara tentang hal tersebut.
Kontroversi Islam Paus Benediktus XVI
[
sunting
|
sunting sumber
]
Pada 16 September 2006, Kardinal Bertone, hanya satu hari setelah memulai pekerjaannya sebagai Kardinal Sekretaris Negara, merilis sebuah pernyataan yang menjelaskan bahwa "posisi dari Paus tentang Islam adalah dengan tegas sesuai yang diungkapkan dalam dokumen konsili
Nostra Aetate
" dan bahwa "pilihan Paus yang mendukung dialog antar agama dan antar-budaya adalah sama-sama tegas."
[12]
Adapun untuk pendapat Kaisar Byzantium, Manuel II Palaiologos yang dikutip selama pembicaraan Regensburg, Bapa Suci tidak bermaksud, juga ia tidak bermaksud, untuk membuat pernyatannya sendiri dengan cara apapun. Dia menggunakannya secara sederhana sebagai srana untuk berusaha?dalam konteks akademik, dan seperti yang terbukti dari membaca secara lengkap dan penuh perhatian dari teks?refleksi tertentu dalam rangka hubungan antara agama dan kekerasan secara umum, dan untuk menyimpulkan dengan penolakan yang jelas dan radikal dari motivasi agama untuk kekerasan, dari sisi mana saja yang mungkin datang. [Paus] sangat menyesalkan bahwa bagian-bagian tertentu dari pidatonya terdengar menyinggung kepekaan umat Muslim dan seharusnya ditafsirkan dengan cara yang sama sekali tidak sesuai dengan niatnya.
[13]
[14]
(tanda dalam kurung seperti aslinya)
Pada 5 Desember 2006,
Patriark Alexius II
menuduh
Tahta Suci
dengan sebuah "kebijakan yang sangat tidak bersahabat"
[15]
ketika ia berkata bahwa Gereja Katolik berburu petobat di tanah Ortodoks di
Rusia
dan republic bekas
Soviet
lainnya. Sebagai tanggapan, Kardinal Bertone menyatakan, "Kami tidak ingin terlibat dalam proselitisme di Rusia".
[16]
Pada 31 Maret 2007, Kardinal Bertone mengkorfirmasi publikasi Paus Benediktus yang akan datang dari
motu proprio
yang telah lama diharapkan yang akan memperluas
indult
untuk perayaan
Misa Tridentina
dalam sebuah wawancara dengan
surat kabar
Prancis
Le Figaro
.
[17]
[18]
[19]
Dalam wawancara yang sama, Bertone "mengecam media untuk penyorotan pandangan Vatikan tentang seks ketika tetap menjaga 'ketenangan yang menulikan' tentang pekerjaan amal yang dilakukan oleh ribuan organisasi Katolik di seluruh dunia."
[20]
Ia melanjutkan dengan berkata, "Saya melihat sebuah fiksasi oleh sejumlah jurnalis pada topik-topik moral, seperti aborsi dan serikat homoseksual, yang pastinya merupakan isu penting tetapi sama sekali bukan merupakan pemikiran dan pekerjaan Gereja."
Usulan ekskomunikasi dengan penjual narkoba
[
sunting
|
sunting sumber
]
Pada 14 Januari 2009, Kardinal Bertone mengusulkan bahwa Gereja mengabil tindakan yang lebih kuat melawan penjual narkoba. Aksi ini termasuk kemungkinan
ekskomunikasi
. Dia membuat pernyataan mengenai peringatan Gereja pada "bencana" atas kekerasan berbahan bakar narkoba menjelang sebuah perjalanan ke
Meksiko
.
[21]
|
---|
Kardinal Uskup
| |
---|
Kardinal Imam
| |
---|
Kardinal Diakon
| |
---|
|