Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bp. Soerjoadipoetro tengah mengajar di Taman Siswa Bandung. Foto koleksi KITLV.
Ibu Soerjoadipoetro berbincang-bincang dengan beberapa siswi Taman Siswa Bandung. Foto koleksi KITLV.
Para murid dari Taman Siswa, koleksi
Tropenmuseum
Taman Siswa
(
Taman
berarti tempat bermain atau tempat belajar, dan
Siswa
berarti murid) adalah nama
sekolah
yang didirikan oleh
Ki Hadjar Dewantara
pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di
Yogyakarta
. Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi
gagasan
Dewantara bersama-sama dengan
teman
di paguyuban
Sloso Kliwon
. Sekolah Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan
(Majelis Luhur)
di Jalan Taman Siswa,
Yogyakarta
, dan mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai
kota
di seluruh
Indonesia
.
Prinsip dasar dalam sekolah/pendidikan Taman Siswa yang menjadi pedoman bagi seorang
guru
dikenal sebagai
Patrap Triloka
. Konsep ini dikembangkan oleh Dewantara setelah ia mempelajari sistem
pendidikan progresif
yang diperkenalkan oleh
Maria Montessori
di
Italia
dan
Rabindranath Tagore
di
India
dan
Benggala
. Patrap Triloka memiliki unsur-unsur (dalam
bahasa Jawa
):
- ing ngarsa sung tulada
(?????????????, "(yang) di depan memberi teladan"),
- ing madya mangun karsa
(??????????????, "(yang) di tengah membangun kemauan/inisiatif"),
- tut wuri handayani
(???????????????, "dari belakang mendukung").
Patrap Triloka dipakai sebagai panduan dan pedoman dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Taman Siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai bentuk perjuangan dalam menentang
penjajahan
di Indonesia. Model perjuangan Taman Siswa tidak berbentuk
partai politik
. Taman Siswa didirikan untuk menentang penjajahan melalui jalur
pendidikan
dan
kebudayaan
. Dalam memenuhi tujuannya, Taman Siswa mengumpulkan para
cendekiawan
asal dari berbagai
wilayah
di Indonesia. Taman Siswa menerima para cendekiawan yang telah menempuh pendidikan di
dunia Barat
maupun yang menempuh pendidikan di
pesantren
. Tujuan akhir dari Taman Siswa adalah
kemerdekaan Indonesia
, yang kemudian berhasil diwujudkan pada tahun 1945.
[1]
Panji Taman Siswa.
- Berbentuk perisai dengan ukuran lebar dibandingkan panjang 2:3. Di bagian bawah, mulai batas 2/3 dari atas melengkung.
- lambang Tamansiswa;
- suci Tata Ngesti Tunggal
;
- tahun masehi
1922 dan hiasannya.
- Memiliki warna dasar hijau. Lambang Tamansiswa, tulisan, angka, hiasan dan rumbainya berwarna kuning emas.
- kuning emas= cahaya, cemerlang, cita-cita luhur;
- hijau: harapan, selalu berkembang, pendidikan.
- Sekitar 50x75 cm, untuk keperluan lain ukuran berbanding 2:3.
Informasi tentang sekolah-sekolah Taman Siswa ini diambil dari buku "Demokrasi dan Kepemimpinan: Kebangkitan Gerakan Taman Siswa" oleh
Kenji Tsuchiya
. Di dalam buku ini, Kenji menjabarkan temuan-temuannya berdasarkan laporan sekolah yang dimuat di majalah Wasita.
[2]
Informasi tentang Sekolah Taman Siswa di Indonesia selama 1928-1930 adalah sebagai berikut:
[3]
[4]
Provinsi/Pulau
|
Kota/Kecamatan
|
Sumatra (3 sekolah)
|
Medan
|
Tebingtinggi
|
Bandar Lampung
|
Galang
|
Kalimantan (3 sekolah)
|
Banjarmasin
|
Marabahan
|
Kualakapuas
|
Jawa Barat (9 Sekolah)
|
Kemayoran, Jakarta
|
Jatibaru, Jakarta
|
Kebunjeruk, Jakarta
|
Bogor
|
Cirebon
|
Citepus, Bandung
|
Lengkong, Bandung
|
Ciguriang, Bandung
|
Jawa Tengah (9 Sekolah)
|
Tegal
|
Pemalang
|
Slawi
|
Kroya
|
Magelang
|
Kota, Yogyakarta
|
Godean, Yogyakarta
|
Pedan
|
Solo
|
Jawa Timur (27 Sekolah)
|
Madiun
|
Ngawi
|
Ngrambe
|
Bojonegoro (dalam rencana)
|
Mojokerjo
|
Nojoagung
|
Jombang
|
Cukir
|
Plosso
|
Kraksaan
|
Kota, Malang
|
Turen, Malang
|
Porong
|
Kranggan, Surabaya
|
Temanggungan, Surabaya
|
Pacarkeling, Surabaya
|
Wonokromo
|
Tanggul
|
Jember
|
Ambulu
|
Kencong
|
Lumajang
|
Talum
|
Kalisetail
|
Ciluring
|
Probolinggo
|
Kertosono
|
Dari data ini, tampak bahwa persebaran Sekolah Taman Siswa paling banyak terjadi di Jawa Timur.
[3]
Periode 1928 sampai 1930 menunjukan bahwa hampir 60 persen sekolah Taman Siswa dipusatkan di sana.
[3]
Karena pertumbuhan pesat di daerah sekitarnya, sekolah cabang Surabaya dan Wonokromo menjadi pusat jaringan sekolah di Jawa Timur, yang kemudian disusul jaringan serupa di Malang dan Jember.
[3]
Untuk daerah Jawa Barat dan Sumatra, sekolah cabang terpusat di kota-kota besar seperti Medan dan Bandung.
[3]
Selain di sekitar Tegal, sekolah cabang juga terpusat dengan sekolah di Yogyakarta.
[3]
- ^
H.A.R., Tilaar (2012).
Kaleidoskop Pendidikan Nasional: Kumpulan Karangan
. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 21.
ISBN
978-979-709-655-7
.
- ^
Tsuchiya, Kenji (Oktober 2019).
Demokrasi dan Kepemimpinan: Kebangkitan Gerakan Taman Siswa
. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 125.
ISBN
978-979-407-419-0
.
- ^
a
b
c
d
e
f
Tsuchiya, Kenji (Oktober 2019).
Demokrasi dan Kepemimpinan: Kebangkitan Gerakan Taman Siswa
. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 127.
ISBN
978-979-407-419-0
.
- ^
"Persatuan Taman Siswa".
Wasita
. Seri Pertama 2 (No. 1): 8. Juli 1930.