Untuk orang lain dengan nama yang sama, lihat
Soerjadi
.
Letnan Jenderal
TNI
(
Purn.
) Soerjadi
(2 Februari 1942 – 7 Desember 2016) merupakan purnawirawan perwira tinggi
TNI Angkatan Darat
dan juga mantan Ketua Umum PP
PBSI
periode 1993-1997.
[1]
Ketika menjabat sebagai Ketua Umum
PBSI
, bulutangkis Indonesia berhasil diantarkan dengan prestasi gilang gemilang. Prestasi-prestasi besar sukses ditorehkan dalam masa bakti kepemimpinanya. Medali emas Olimpiade Atlanta 1996 sukses dipersembahkan Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky. Selain itu,
Indonesia
menambah dengan satu perak lewat sabetan Mia Audina (tunggal putri) dan dua perunggu lewat Susy Susanti (tunggal putri) dan Denny Kantono/Antonius Budi Ariantho (ganda putra). Pada saat itu, Soerjadi juga sukses membuat catatan emas. Untuk kali pertama, Indonesia mampu mengawinkan
Piala Thomas
dan
Piala Uber
, sampai dua kali. Yaitu dalam perebutan di
Jakarta
tahun 1994 dan di Hong Kong 1996. Bahkan, sebagai bentuk rasa syukur, usai merebut
Piala Thomas
di Istora, Jakarta, Soerjadi, pada malam harinya ikut menceburkan diri ke kolam renang
Hotel Hilton
bersama pemain, pelatih, dan ofisial Tim
Piala Thomas
.
[2]
Selain itu, pada masa kepemimpinannya, Indonesia termasuk panen emas dalam Kejuaraan Dunia di
Birmingham
,
Inggris
, 1993 dengan raihan prestasi sebagai juara yang dipersembahkan Joko Suprianto,
Susi Susanti
, dan
Ricky Subagja
/Gunawan. Dua tahun berikutnya di Lausanne,
Swiss
1995, gantian
Heryanto Arbi
dan
Ricky Subagja
/
Rexy Mainaky
yang naik podium sebagai Juara Dunia. Selain itu, selama kepemimpinan Soerjadi, para pemain Indonesia kerap menjuarai gelar-gelar penting di berbagai kejuaraan internasional. Tercatat, pada ajang All England, para pemain Indonesia begitu berjaya. Susy Susanti berhasil menjadi juara
All England
tahun 1993 dan 1994. Begitu pula dengan Hariyanto Arbi yang jawara 1993 dan 1994. Sementara Ricky/Rexy juara tahun 1995 dan 1996.
Bahkan, kala itu Indonesia begitu berjaya. Di sektor tunggal putra sampai memiliki Tujuh Jagoan. Mulai dari Joko Suprianto, Ardy B. Wiranata, Bambang Supriyanto, Hermawan Susanto,
Hariyanto Arbi
, Alan Budikusuma, dan Fung Permadi.
Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di kediamannya di daerah
Cipayung, Jakarta Timur
sekitar jam 12.30 WIB. Soerjadi meninggal dunia akibat sakit jantung. Sekitar sebulan lalu, tokoh bulutangkis kelahiran Tuban (Jawa Timur), 2 Februari 1942 itu sempat menjalani operasi pemasangan ring di RS Abdi Waluyo, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Soerjadi meninggal dalam usia 74 tahun dengan meninggalkan seorang istri, Endang Waluyati Soerjadi, dengan tiga anak dan tujuh cucu. Rencananya, jenasah Soerjadi yang menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris pada perusahaan PT Apac Inti Corpora & PT Asia Pacific Investama Tbk., itu akan dimakamkan pada hari Kamis, 8 Desember 2016 di
Taman Makam Pahlawan Kalibata
.
[3]