Shibata Katsuie
(柴田 勝家,
1530
-
1583
), juga dikenal dengan nama
Gonroku
adalah
samurai
dan jendral pada masa perang sipil
Jepang
/
periode Sengoku
yang mengabdi pada
daimyo
Owari
,
Oda Nobunaga
.. .
Tahun
1554
dia membantu Nobunaga menguasai
Kiyosu
. Uniknya, awal kariernya yang membuat namanya mulai dikenal adalah usaha kudeta terhadap Nobunaga tahun
1556
dimana dia berkomplot dengan adik Nobunaga,
Nobuyuki
dan
Hayashi Michikatsu
. Kudeta ini gagal, Nobuyuki dibunuh tetapi Katsuie dan Hayashi mendapat pengampunan. Menurut sebuah versi, setelah kegagalan membayangi kudeta itu, Katsuie menarik dukungannya dan membeberkan segalanya pada Nobunaga. Setelah menerima pengampunan, dia melayani Nobunaga dengan kesetiaan penuh. Dia menjadi salah satu tangan kanan Nobunaga yang dapat diandalkan. Dia membantu klan Oda dalam unifikasi Owari dan
pertempuran Okehazama
mengalahkan klan Imagawa, setelah itu mengikuti ekspedisi Nobunaga melawan klan Saito dari
Mino
.
Tahun
1567
, Katsuie memimpin pasukannya menyerang provinsi
Settsu
, disana dia mengalahkan pasukan gabungan klan Miyoshi dan Matsunaga di dekat
Sakai
. Tiga tahun setelahnya, dia meningkatkan pamornya dalam pengepungan
kastil Chokoji
di selatan provinsi
Omi
. Setelah kastil itu jatuh, Katsuie dipercaya untuk menjaganya sementara Nobunaga bertempur dengan Azai dan Asakura di tempat lain. Awal tahun
1570
, kastil Chokoji diserbu oleh 4000 orang di bawah pimpinan
Rokkaku Yoshikata
. Situasi sangat genting karena Katsuie hanya mempunyai 400 orang dan makin memburuk setelah Rokkaku memutuskan jalur persediaan air. Mengetahui Rokkaku akan menunggu mereka sampai mati kehausan, Katsuie melancarkan serangan-serangan terhadap garis depan Rokkaku dengan tujuan menjaga moral pasukannya. Namun, Rokkaku juga sudah tahu bahwa persediaan di kastil sudah sangat menipis dan merencanakan serbuan berskala besar. Malam itu Katsuie mengumpulkan bawahan-bawahannya untuk memutuskan tindakan terakhir dan dia memutuskan lebih baik mati dalam pertempuran daripada mati perlahan-lahan kehausan. Kemudian, dia memimpin penyerbuan final terhadap Rokkaku. Mereka berjuang dengan heroik dan ganas sehingga akhirnya pasukan Rokkaku pun mundur. Pada tahun yang sama, Katsuie juga berpartisipasi dalam
pertempuran Anegawa
.
Tahun
1571
, dia menjadi salah satu komandan utama Oda dalam rangka menumpas pemberontak
Ikko
di
Nabeshima
, dalam perang ini dia terluka parah. Tahun
1573
, Nobunaga berhasil menghancurkan klan Azai dan Asakura. Shibata dianugerahi provinsi
Echizen
yang tadinya milik Asakura dan
kastil Kitanosho
, selain itu dia juga diberikan janda
Azai Nagamasa
, putri
Oichi
yang juga adalah adik Nobunaga. Sebenarnya lebih tepat jika dikatakan Katsuie mendapatkan kembali Oichi karena sebelumnya mereka pernah menikah, tetapi karena alasan politis, Nobunaga membatalkan pernikahan mereka dan menyerahkannya pada Azai Nagamasa. Dari Nagamasa, Oichi telah melahirkan tiga anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang mengikuti ayahnya melakukan
seppuku
setelah kekalahannya. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan Katsuie pernah mendukung rencana kudeta terhadap Nobunaga.
Tahun-tahunnya di daerah baru itu kebanyakan dipakai untuk menumpas sisa-sisa pemberontak
Honganji
, juga membantu Nobunaga dalam
pertempuran Nagashino
(
1575
). Dia adalah orang yang pertama kali mengadakan
perburuan pedang
(katanagari) untuk mengurangi kemungkinan pemberontakkan Ikko lebih jauh. Tahun
1576
, dengan dibantu oleh
Maeda Toshiie
dan
Sassa Narimasa
, Katsuie memperluas daerahnya ke utara hingga provinsi
Kaga
, sebuah ekspedisi yang sulit namun tanpa kemenangan yang berarti. Tahun
1577
, dia terlibat dalam
pertempuran Tedorigawa
di provinsi itu. Ini adalah pertempuran dimana pasukan Oda dikalahkan oleh pasukan Uesugi yang dipimpin
Uesugi Kenshin
. Namun keberuntungan berpihak pada Oda, tahun berikutnya Kenshin meninggal secara mendadak dan klan Uesugi terjerumus dalam kerusuhan internal masalah karena masalah suksesi. Katsuie mulai memasuki daerah Uesugi. Tahun
1581
, Maeda Toshiie menduduki
Noto
dan Sassa Narimasa menduduki
Etchu
. Sejak
1573
, memang Katsuie belum pernah ditransfer dari Echizen, satu-satunya perwira kelas atas Oda yang belum pernah dipindah-pindah dari provinsi ke provinsi. Kemungkinan karena Nobunaga menganggapnya orang yang paling pantas untuk menjaga front utara yang paling rentan dari serangan klan Uesugi.
Juni
1582
, Nobunaga terbunuh dalam
Insiden Honnoji
di
Kyoto
, saat itu Katsuie sedang sibuk menghadapi klan Uesugi dan tidak dapat segera kembali karena jarak yang cukup jauh. Dia hanya dapat menerima kabar mengenai tindakan balasan terhadap
Akechi Mitsuhide
yang mengkhianati Nobunaga telah dilaksanakan oleh
Toyotomi Hideyoshi
, bawahan Nobunaga lainnya. Pasca kematian Nobunaga, bawahan-bawahan Oda termasuk dirinya berkumpul di Kiyosu membahas masalah suksesi. Karena
Oda Nobutada
putra Nobunaga yang seharusnya menjadi penerus juga ikut terbunuh dalam insiden itu, maka masalah ini menjadi rumit. Katsuie mendukung putra ketiga yaitu
Oda Nobutaka
sementara Hideyoshi mendukung anak Nobutada yaitu
Oda Hidenobu
(Samboshi) yang masih bayi. Hideyoshi memenangkan rapat hari itu dan diputuskan bahwa Nobutaka hanya bertindak sebagai pelindung bagi Hidenobu sampai umurnya mencukupi.
Setelah konferensi Kiyosu, hubungan antara Katsuie dan Hideyoshi semakin memburuk. Bersama Nobutaka dan
Takigawa Kazumasu
dia menyusun rencana untuk memerangi Hideyoshi. Musim dingin
1582
, kedua belah pihak terlibat dalam konflik terbuka. Sial bagi Katsuie, saat itu adalah waktu yang tidak tepat karena salju tebal menghalangi gerak laju pasukannya hingga awal musim semi tahun depan. Katsuie memerintahkan anak angkatnya,
Katsutoyo
di
Nagahama
untuk menyerang pos terdepan Hideyoshi di Omi. Namun Hideyoshi berhasil mengatasinya dengan menyogok samurai di Nagahama untuk mengkhianati kastilnya. Takigawa juga dapat ditundukkan setelah terkepung di Kameyama dan dipaksa menyerah.
Tahun
1583
, Katsuie mengirim tangan kanannya yang juga keponakannya,
Sakuma Morimasa
untuk menyerang benteng-benteng utama Hideyoshi di bagian utara Omi. Sakuma memang berhasil mengalahkan benteng yang dijaga
Takayama Ukon
dan pasukannya terus melaju mengepung
Nakagawa Kiyohide
di Shizugatake, disana mereka berhasil membunuh Nakagawa namun anak buahnya tetap bertahan mati-matian. Mabuk akan kemenangan, Sakuma mengabaikan perintah Katsuie untuk mundur ke Echizen dan ngotot untuk menduduki Shizugatake. Bala bantuan Hideyoshi pun tiba di
Shizugatake
dan berhasil mengalahkan pasukannya. Sekarang mundur pun sudah terlambat, Sakuma tertangkap dan kemudian dihukum mati. Setelah sisa pasukannya kembali ke Kitanosho, Shibata sadar bahwa dirinya telah kalah. Dia lalu mengurung diri di kastilnya dan bersama istrinya, putri Oichi melakukan seppuku di tengah kastel yang mulai dilalap api itu. Ketiga putri mereka selamat dan diasuh oleh Hideyoshi, salah satunya belakangan menjadi selirnya.
Shibata Katsuie dalam budaya populer
[
sunting
|
sunting sumber
]
- Katsuie muncul dalam game
Kessen 3
produksi
Koei
sebagai karakter yang bisa dipakai
- Dia juga muncul dalam game
Samurai Warriors 2
produksi Koei, tetapi tidak bisa dipakai
- Katsuie juga muncul dalam serial anime
Ambition of Oda Nobuna
- Katsuie juga muncul dalam game Sengoku Basara 4 Sumeragi (produksi CAPCOM) dan Samurai Warriors 4 (produksi Koei)
Samurai Archives
|
---|
Tiga daimyo utama
| |
---|
Daimyo lainnya
| |
---|
Tokoh militer terkenal
| |
---|
Lain-lain
| |
---|
Orang asing
| |
---|