Samaria
, atau
Shomron
(
bahasa Ibrani
:
??????
,
bahasa Ibrani standar
?om?ron
bahasa Ibrani Tiberias
??m?ron
;
bahasa Arab
:
????????
,
S?mariyy?n
atau
???????
,
as-S?mirah
? juga dikenal sebagai
???? ?????
,
Jibal Nablus
;
bahasa Yunani
: Σαμαρε?α,
Samareia
) adalah sebuah istilah geografis yang digunakan untuk wilayah pegunungan antara
Galilea
di utara dan
Yudea
di selatan. Nama ini digunakan untuk wilayah alam, historis, dan politik. Daerah ini terletak di tengah
Tanah Israel
di dalam
Alkitab
. Kebanyakan wilayah ini berada di
Tepi Barat
sebelah utara dari
Sungai Yordan
.
Nama ini mungkin berasal dari
shamar,
'mengamati' atau 'mengawasi' sehingga artinya mungkin seperti 'pos penjagaan'; tetapi, menurut 1 Raja-raja 16:24, nama ini berasal dari nama seseorang (atau klan)
Semer
. Dari Semer inilah
Omri
membeli tempat ini.
Samaria adalah salah satu "wilayah" statistik standar yang digunakan oleh
Biro Pusat Statistik Israel
.
[1]
Diarsipkan
2012-02-04 di
Wayback Machine
.. "Biro Pusat Statistik juga mengumpulkan statistik dari wilayah Yudea-Samaria dan Distrik Gaza. Biro ini menghasilkan berbagai seri statistik di wilayah ini, yang memuat data populasi, pekerjaan, gaji, perdagangan luar, laporan nasional, dan berbagai topik lainnya."
[2]
Samaria digunakan oleh orang-orang yang ingin menekankan hubungan
Israel
dan orang Yahudi dengan tanah mereka. Misalnya, Samaria, bersama-sama dengan Yudea, kini lebih luas dikenal di luar Israel dengan istilah baru "
Tepi Barat
." Lihat
Yudea dan Samaria
.
Di sebelah utara, Samaria berbatasan dengan lembah
Esdraelon
dan Daerah Israel; di sebelah timur dengan
Sungai Yordan
; di sebelah barat dengan Pegunungan
Karmel
(di bagian utara) dan
dataran Sharon
(di barat); di sebelah selatan dengan
Yudea
(bukit-bukit
Yerusalem
). Bukit-bukit Samaria tidak begitu tinggi, jarang yang tingginya lebih dari 800 meter. Iklim Samaria lebih ramah daripada iklim Yudea.
Sejarah Samaria pada zaman modern, yang dimulai ketika wilayah Samaria, yang tadinya dikuasai oleh
Kekaisaran Ottoman
, dipercayakan kepada
Britania Raya
untuk menjalankan administrasinya pada masa setelah
Perang Dunia I
sebagai
Mandat Britania atas Palestina
, oleh
Liga Bangsa-Bangsa
. Akibat dari
Perang Arab-Israel 1948
, wilayah ini jatuh ke tangan kekuasaan Yordania dan para penduduknya belakangan menerima paspor Yordania.
Samaria direbut oleh pasukan-pasukan Israel dari Yordania pada masa
Perang Enam Hari
1967. Baru pada 1988 Yordania menarik klaimnya atas Tepi Barat, termasuk Samaria, dan belakangan dikukuhkan oleh perjanjian perdamaian Israel-Yordania tahun 1993. Sebaliknya Yordania mengakui
Otoritas Palestina
sebagai pihak yang berkuasa atas wilayah ini. Dalam
Persetujuan Oslo
1994, tanggung jawab untuk melaksanakan administrasi atas sebagian wilayah Samaria (Wilayah 'A' dan 'B') dialihkan kepada Otoritas Palestina.
Israel telah dikritik karena kebijakannya membangun pemukiman di Samaria. Posisi Israel ialah bahwa status hukum tanah itu tidak jelas, sementara
PBB
tidak setuju. Lihat
pemukiman Israel
.
Artikel utama:
Orang Samaria
.
Secara etnis,
orang Samaria
adalah penduduk Samaria setelah awal
pembuangan orang Israel di Israel
(2 Raja-raja 17 dan Yosefus [Ant 9.277?91]). Ketika Asyur mengalahkan Kerajaan Utara (Israel) pada 722 SM, sebagian penduduknya dideportasi, dan orang-orang lain dari Kekaisaran Asyur ditempatkan di Israel. Sargon mengklaim dalam catatan-catatan sejarah Asyur bahwa ia mengangkut 27.290 penduduk dari Samaria, ibu kota Israel Utara. Para penduduk yang baru menyembah dewa-dewa mereka sendiri, tetapi ketika di wilayah yang mulanya jarang penduduknya itu merajalela binatang-binatang buas yang berbahaya, mereka meminta kepada raja Asyur untuk mengirimkan para imam Israel untuk mengajar mereka tentang bagaimana menyembah "dewa wilayah itu." Hasilnya adalah sebuah agama sinkretistik ? kelompok-kelompok nasional menyembah Tuhan, tetapi mereka juga melayani dewa-dewa mereka sendiri sesuai dengan kebiasaan bangsa-bangsa asal usul mereka. Sebagian orang Samaria mengklaim sebagai keturunan orang
Israel
dari Kerajaan Utara yang lolos dari deportasi dan pembuangan.
Sebuah studi genetik menyimpulkan dari analisis kromosom-Y bahwa orang Samaria adalah keturunan dari orang Israel (termasuk Kohen, atau para imam), dan analisis DNA mitokondrial menunjukkan bahwa mereka adalah keturunan dari perempuan-perempuan Asyur dan asing lainnya, hingga praktis menegaskan bahwa orang-orang Samaria adalah keturunan masyarakat lokal maupun asing. (Shen et al, 2004)
[3]
Agama Samaria
adalah agama yang berkaitan dengan
Yudaisme
dalam segala aspeknya. Agama ini menerima
Torah
sebagai kitab sucinya, meskipun tidak banyak dari
teologi
Yahudi yang belakangan. Bait suci mereka terletak di Bukit
Gerizim
, bukan Yerusalem, dan dihancurkan oleh
Yohanes Hirkanus
dari kelompok
Makabe
(
Hasmoni
) belakangan pada
abad ke-2 SM
, meskipun keturunan mereka masih beribadah di antara reruntuhan-reruntuhannya. Antagonisme antara orang Samaria dengan orang Yahudi penting untuk memahami cerita-cerita
Perjanjian Baru
tentang "
Orang Samaria yang Baik Hati
" dan Perempuan Samaria.
Shomron
(Samaria) secara harafiah adalah sebuah bukit pengintai atau menara pengintai. Di pusat gunung-gunung Israel, beberapa kilometer di barat laut
Sikhem
, berdiri "bukit Shomeron," sebuah bukit sendirian, sebuah "mamelon" raksasa. Ini adalah sebuah bukit persegi empat, dengan lereng yang curam namun masih dapat didaki, dan puncaknya yang panjang dan datar.
Omri
, raja
Israel
, membeli bukit ini dari Semer pemiliknya dengan dua talenta
perak
, dan membangun di puncaknya yang luas sebuah kota yang dianaminya "Shomeron", yaitu, Samaria, sebagai ibu kota baru kerajaannya, ketimbang Tirzah (
1 Raja-raja
16:24). Karena itu, kota ini mempunyai sejumlah keuntungan. Omri tinggal di sini selama enam tahun terakhir pemerintahannya.
Akibat dari perang yang tidak perlu dengan Suriah, Omri terpaksa memberikan hak kepada Suriah untuk "membangun jalan-jalan di Samaria", artinya, kemungkinan memberikan izin kepada para pedagang Suriah untuk meneruskan perdagangan mereka di ibu kota Israel. Ini menyiratkan kehadiran populasi Suriah yang cukup besar.
Ini adalah satu-satunya kota besar di Palestina yang dibangun oleh yang berkuasa. Yang lain-lainnya telah disucikan oleh tradisi leluhur atau merupakan milik sebelumnya. Tetapi Samaria adalah pilihan Omri sendiri. Memang, ia memberikan kepada kota yang dibangunnya itu nama dari pemilik sebelumnya, tetapi hubungan khusus dengan dirinya sendiri sebagai pendirinya dibuktikan oleh nama yang tampaknya diberikan kepada Samaria dalam prasasti-prasasti Asyur, "Beth-khumri" ("rumah atau istana Omri").
Samaria sering kali dikepung. Pada masa
Ahab
, Benhadad II bangkit menyerangnya dengan 32 raja vasal, tetapi dikalahkan dengan pembantaian hebat (1 Raja-raja 20:1-21). Kali yang kedua, tahun beriuktnya, ia menyerangnya; tetapi kembali ia dikalahkan habis-habisan, dan terpaksa meneyrah kepada Ahab (20:28-34), yang pasukannya, dibandingkan dengan pasukan Benhadad, tidak lebih daripada "segelintir anak kecil."
Pada masa
Yoram
, Benhadad kembali mengepung Samaria. Tetapi tepat ketika ia tampaknya akan berhasil, mereka tiba-tiba membubarkan pengepungan, karena mereka ketakutan ketika mendengar suara kereta-
kereta perang
dan kuda-kuda serta sejumlah besar pasukan, lalu melarikan diri, meninggalkan perkemahan mereka dengan segala isinya. Penduduk kota yang kelaparan segera merasa lega karena berlimpahnya jarahan dari perkemahan orang Suriah. Menurut kata-kata Elisa, "sesukat tepung yang terbaik berharga sesyikal dan dua sukat jelai berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria" (2 Raja-raja 7:1-20).
Salmaneser V
menyerang Israel pada masa
Hosea
, dan menjadikannya negara vasalnya. Ia mengepung Samaria (
723 SM
), yang bertahan selama tiga tahun, dan akhirnya ditangkap oleh
Sargon II
, yang menyelesaikan penaklukan yang telah dimulai oleh Salmaneser (2 Raja-raja 18:9-12; 17:3), serta membuang sejumlah besar suku-suku di sana ke pembuangan. Lihat
Sepuluh suku yang hilang
.
Perjanjian Baru
menyebutkan Samaria dalam
Injil Lukas
pasal 17:11-20, dalam mujizat penyembuhan terhadap sepuluh penderita kusta, yang terjadi di perbatasan Samaria dan Galilea.
Injil Yohanes
4:1-26 mencatat perjumpaan Yesus di sumur Yakub dengan seorang perempuan dari
Sikhar
. Di situ ia menyatakan dirinya sebagai sang Mesias. Dalam
Kisah
8:5-14, dicatat bahwa
Filipus
pergi ke kota Samaria dan memberitakan Injil di sana. Pada masa
Yesus
,
Syria Iudaea
yang merupakan wilayah Roma dibagi menjadi tiga provinsi, Yudea, Samaria, dan Galilea. Samaria berada di pusat
Syria Iudaea
(Yohanes 4:4). (
Syria Iudaea
belakangan diganti namanya menjadi
Syria Palestina
pada 135, setelah
pemberontakan Bar Kokhba
.) Dalam
Talmud
, Samaria disebut "negeri orang Kutim".
- Sepuluh suku yang hilang
- secara khusus berkaitan dengan
Kerajaan Israel
di utara dengan ibu kotanya di Samaria dan perang-perang yang berlangsung dengan
Kerajaan Yehuda
sebelum jatuh ke tangan Kerajaan Yehuda dan penduduknya kemudian hilang dalam lembaran sejarah. Namun banyak teori muncul tentang apa yang terjadi pada "kesepuluh suku yang hilang" itu dan pendapat-pendapat yang bermunculan banyak yang saling berbeda.
- Nama unsur kimia
samarium
tidak ada hubungannya dengan Samaria.
- Orang Samaria
- artikel serupa yang lebih memusatkan perhatian pada kelompok etnis dan agamanya.
- Perumpamaan Orang Samaria
- G.A. Reisner, C.S. Fisher, dan D.G. Lyon, Harvard Excavations at Samaria (1908-1910), 1-2, Cambridge, Mass. (1924);
- J. W. Crowfoot and G.M. Crowfoot, Early Ivories from Samaria (Samaria-Sebaste 2) London (1938).
- J.W. Crowfoot, K.M. Kenyon dan E.L. Sukenik, The Building at Samaria (Samaria-Sebaste 1) London (1942).
- J.W. Crowfoot, K.M. Kenyon dan G.M. Crowfoot, The Objects of Samaria (Samaria-Sebaste 3) London (1957).
- F. Zayadine, Samaria-Sebaste: Clearance and Excavations (October 1965-June 1967) ADAJ 12:77-80 (1966)
- A.F.Rainey, Toward a Precise Date for the Samaria Ostraca, BASOR 272:69-74 (1988).
- L. E. Stager, Shemer’s Estate, Bulletin of the American Schools of Oriental Research 277/278:93-107. (1990)
- B. Becking, The Fall of Samaria: An Historical and Archaeological Study, Leiden, Brill (1992)
- R. Tappy, The Archaeology of Israelite Samaria. Early Iron Age through the Ninth Century B.C.E. Volume I. Harvard Semitic Studies 44, Atlanta: Scholars Press. (1992)
- R. Tappy, The Archaeology of Israelite Samaria. The Eighth Century B.C.E. Volume II. Harvard Semitic Studies 50. Eisenbrauns, Winona Lake, Indiana. (2001)
- N. Franklin, The Tombs of the Kings of Israel. ZDVP 119:1-11. (2003)
- N. Franklin, Samaria: from the Bedrock to the Omride Palace. Levant 36:189-202 (2004)
Wikimedia Commons memiliki media mengenai
Samaria
.