SCTV
PT Surya Citra Televisi
(sebelumnya PT Foresta Maju dan PT Surabaya Central Televisi)
|
---|
|
Saluran
| Digital
: 24 UHF
Virtual
: 23
|
---|
Slogan
| Satu Untuk Semua
(
lihat
#Slogan
)
|
---|
|
Afiliasi
| SCTV (stasiun induk)
|
---|
|
Pemilik
| |
---|
| |
---|
|
Didirikan
| 5 Mei 1987
|
---|
Siaran perdana
| 20 Juli 1990 (siaran percobaan)
24 Agustus 1990 (siaran resmi)
24 Agustus 1993 (mulai bersiaran di Jakarta)
|
---|
Bekas nomor kanal
| 45 UHF (analog)
44 UHF (digital, DVB-T2)
[1]
46 UHF (digital,
DVB-T
)
[2]
|
---|
| S
urya
C
itra
T
ele
v
isi
|
---|
|
Otoritas perizinan
| Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
|
---|
ERP
| 120 kW (analog)
[3]
20 kW (digital)
|
---|
HAAT
| 270 m (886 ft) (analog)
|
---|
Koordinat transmiter
| -6.193323,106.7660485 (
analog
)
-6.219674,106.7219515 (
digital
)
|
---|
|
Situs web
| www
.sctv
.co
.id
|
---|
SCTV
(singkatan dari
Surya Citra Televisi
) adalah sebuah
jaringan televisi
swasta
nasional di
Indonesia
. SCTV merupakan televisi swasta kedua di Indonesia setelah
RCTI
. SCTV lahir pada tanggal 24 Agustus 1990 sebagai stasiun televisi
lokal
di
Surabaya
yang berpusat di Jl. Darmo Permai, Surabaya,
Jawa Timur
. Meski tanggal itu ditetapkan sebagai tanggal lahir SCTV, tetapi baru pada Januari 1993, SCTV mendapatkan izin untuk bersiaran secara
nasional
.
Sejak 29 Januari 1999, mayoritas saham SCTV dimiliki oleh
Surya Citra Media
. Pada awal Mei 2013, SCTV dan
Indosiar
resmi bergabung.
[4]
Sejarah
Televisi lokal
Pada awalnya, PT Surya Citra Televisi didirikan dengan nama
PT Foresta Maju
pada 5 Mei 1987.
[5]
Perusahaan ini dimiliki oleh Henry Pribadi dan
Sudwikatmono
, dan keduanya kemudian mengajukan izin pendirian stasiun televisi SST (Siaran Saluran Terbatas) di kota Surabaya pada 28 April 1989. Pendiriannya didukung oleh mantan
Gubernur Jawa Timur
,
M. Noer
, karena menurutnya
TVRI Surabaya
tidak mendapat anggaran yang baik dan sudah saatnya memberikan alternatif informasi ke masyarakat.
[6]
Persetujuan awal dari Dirjen RTF (Direktur Jenderal Radio, Televisi dan Film) bernomor No. 1415/RTF/K/IX/1989
[7]
didapat pada 27 September 1989 dengan nama perusahaan baru:
PT Surabaya Central Televisi
[8]
[9]
(awalnya sempat direncanakan bernama PT Surabaya Central Televisi Indonesia, SCTI)
[10]
dan izin siaran SST didapatkan dari pemerintah lewat penandatanganan kerjasama dengan TVRI pada 17 Januari 1990
[11]
bernomor 09/SPS/Dir/TV/1990 dan 01/SPS/SCTV/1/1990.
[12]
Peletakan batu pertama studio SCTV dilakukan pada
Hari Pahlawan
10 November 1989,
[13]
dan selanjutnya pembangunan gedungnya yang berlokasi di Jalan Darmo Permai, Surabaya kemudian dimulai pada 1 Februari 1990 yang dihadiri
Menteri Penerangan
Harmoko
.
[14]
Modal awal yang dikeluarkan untuk membangun SCTV adalah Rp 150 miliar dan dibantu oleh 200 karyawan. Sesuai izin SST yang diberikan pada awalnya, SCTV direncanakan saat itu akan bersiaran secara
terestrial
, namun hanya akan diterima secara terbatas, bagi pemirsa yang memiliki
dekoder
secara
berlangganan
yang ditargetkan sebanyak 100.000.
[15]
Siaran percobaannya awalnya direncanakan pada Juni 1990 selama sebulan, tanpa menggunakan dekoder dalam waktu 8 jam/hari sebagai perkenalan ke publik.
[16]
Walaupun demikian, pada Juli 1990, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan yang mengizinkan televisi swasta bersiaran secara
free to-air
[17]
sehingga pada 1 Agustus 1990, dikeluarkan izin prinsip Deppen cq Dirjen RTF No. 1271E/RTF/K/VIII/1990 yang mengizinkan SCTV dapat diterima secara bebas. Hal ini menyebabkan kemudian siaran SCTV bisa diterima tanpa dekoder sama sekali.
[18]
[19]
Setelah diundur beberapa kali, pada 19 Juli 1990, SCTV mulai berancang-ancang melakukan siaran percobaannya yang direncanakan sekitar tiga bulan.
[13]
[20]
Namun, baru esok harinya hal tersebut dapat dilakukan, yaitu pada 20-21 Juli dan 26 Juli 1990, dengan pada saat itu hanya berupa siaran pendek singkat beberapa menit seperti
test pattern
, kata-kata pendek ataupun
Indonesia Raya
[21]
di kanal 43 UHF (647,25
MHz). Lalu, pada hari-hari selanjutnya, siaran percobaan dilakukan dengan menayangkan lagu-lagu dengan suara
stereo
(
Zweiton
) dari pukul 18.00-20.30 WIB.
[22]
SCTV merupakan televisi pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi stereo, dan juga untuk membantu penayangan serial/film asing, juga dihadirkan fitur suara
bilingual
dalam siarannya.
[23]
Akhirnya, dengan izin baru berupa perjanjian bersama Direktur Yayasan TVRI bernomor No. 150/SP/Dir/TV/1990 dan 02/SPS/SCTV/VIII/1990,
[7]
pada
24 Agustus
1990 Surabaya Central Televisi (SCTV) dapat memulai siarannya secara resmi dengan cakupan siaran beradius 80 km
[20]
di Surabaya dan sekitarnya (
Gresik
,
Bangkalan
,
Mojokerto
,
Sidoarjo
, dan
Lamongan
). Siaran resmi ini dimulai pada pukul 19.30
WIB
, dengan penyampaian ucapan HUT TVRI dan pembukaan oleh seorang penyiar wanita. Program pertama yang ditayangkan adalah
The British Record Industrial Awards
, sebuah siaran penghargaan musik dari
Inggris
. Siaran perdana SCTV hanya berlangsung selama 1 jam 30 menit hingga pukul 21.00 WIB. Selanjutnya pada hari-hari berikutnya siaran SCTV kemudian diperpanjang, dari pukul 12.00 WIB-00.30 WIB (akhir pekan) atau dimulai dari 17.00 WIB (hari kerja).
[14]
Meski pada saat itu masih berstatus televisi lokal di Surabaya, banyak merek terkemuka sempat mengiklankan produknya di SCTV. Di saat itu pula, SCTV dikenal sebagai "Saudara Kembar" dari stasiun TV
RCTI
Jakarta, karena SCTV selalu menayangkan acara-acara serupa yang disiarkan RCTI Jakarta meskipun berbeda jam tayang. Hal ini bisa terjadi karena keduanya melakukan kerjasama
programming
yang didorong oleh pemerintah walaupun keduanya memiliki perbedaan struktur kepemilikan dan manajemen.
[24]
[25]
Alasan kerjasama ini adalah kemungkinan SCTV bisa mendapat program yang lebih murah karena membeli program yang sudah ditayangkan RCTI. (Bagaimanapun, SCTV pada 1991 justru sempat "tersandung" masalah karena programnya dituduh tidak mencerminkan masyarakat Surabaya dengan menyiarkan acara impor RCTI Jakarta, seperti
Wok with Yan
dan
Basic Training
).
[26]
Selain dalam pemograman, kerjasama dengan RCTI juga dilakukan dalam hal teknis dan dengan
magang
calon karyawan SCTV dari Februari 1990.
[16]
Upaya persiapan lain juga dilakukan dengan mengirim beberapa tenaga ahli ke luar negeri seperti
Australia
dan
Amerika Serikat
.
[27]
Setelah direncanakan sejak awal bersiaran,
[28]
pada 14 September
1991
, pancaran siaran SCTV dapat diperluas, menjangkau
Denpasar
,
Bali
dengan mendirikan sebuah televisi jaringan bernama
SCTV Denpasar
.
[6]
Lalu, pada November 1991 siaran SCTV juga menjangkau
Mataram
,
Nusa Tenggara Barat
.
[29]
Sejak itulah kepanjangan SCTV berubah menjadi
Surya Citra Televisi
.
[28]
Nama baru tersebut sebenarnya tidak melupakan asalnya, karena kata "Surya" dapat dimaknai sebagai singkatan dari
Sur
abaya Ra
ya
.
[30]
Ide perubahan nama ini sebenarnya sudah disampaikan Dirut SCTV saat itu, Henry Pribadi sehari sebelum siaran perdana SCTV mengingat jangkauan siarannya yang mencapai Gerbangkertosusila,
[27]
tetapi tampaknya hingga 1991 masih belum terwujud. Melalui SK Dirjen RTF No. 1286/RTF/K/VI/1991 juga, pemerintah mengizinkan SCTV untuk bersiaran nasional lewat satelit, walaupun penerimanya terbatas pada pengguna parabola saja.
[31]
Televisi nasional
Pada tanggal
30 Januari
1993, berbekal SK
Menteri Penerangan
No. 04A/1993 (18 Januari 1993), SCTV mendapatkan izin mengudara secara nasional (bernomor 206/RTF/K/I/1993).
[32]
Namun, siarannya secara nasional baru resmi dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1993 pukul 21.00 WIB, tepat saat SCTV berulang tahun yang ke-3. Terdapat 8 kota awal di Indonesia (selain Surabaya, Denpasar dan Mataram) dimana SCTV dapat dinikmati setelah bersiaran nasional, yaitu
Banjarmasin
,
Ambon
,
Dili
,
Balikpapan
, Jakarta,
Bandung
,
Solo
,
Yogyakarta
dan
Semarang
,
[33]
yang selanjutnya pada akhir 1993 diperluas ke beberapa kota lain seperti
Medan
,
Malang
,
Pontianak
,
Batam
, dan
Palembang
. Sebelum siaran nasional itu dimulai, SCTV melakukan siaran percobaan dengan memperpanjang jam siarnya (dari 12.00-01.00 WIB) menjadi 06.00-01.30/02.30 WIB selama 3 hari, yaitu mulai 20-23 Agustus 1993 dan membangun sejumlah stasiun transmisi di berbagai kota.
[34]
[35]
[36]
[37]
Diberikannya izin SCTV untuk bersiaran nasional, berarti juga mengakhiri kerjasama dengan RCTI yang sudah dijalin sejak 1990. Sejak saat itu, program SCTV (kecuali berita) selalu berbeda dengan RCTI.
[35]
Namun, pada akhirnya kerjasama kedua pihak dalam
programming
berita benar-benar berakhir setelah SCTV mulai menghentikan program berita RCTI dan menyiarkan acara beritanya sendiri bernama
Liputan 6
sejak 20 Mei 1996 pukul 18.00. Kerjasama yang pada saat ini tersisa antara RCTI-SCTV (dan kemudian ditambah
Indosiar
), hanyalah dalam pengelolaan
stasiun relai
(di beberapa daerah, termasuk di Jakarta yang kini juga disewa oleh berbagai stasiun televisi lain) di mana masing-masing akan menanggung 50% biaya dari operasional stasiun relai tersebut sejak 1993.
[38]
Setelah itu, secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan
1998
, SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke
Jakarta
. Mulanya, hanya kantor pusat yang berpindah (ke Wisma AKR, Kebon Jeruk, Jakarta Barat) ketika SCTV mulai bersiaran nasional,
[39]
sedangkan operasional (seperti studio dan produksi program) masih berada di Surabaya (Jalan Darmo Permai) dengan alasan telah menanamkan investasi yang tidak kecil.
[40]
Seiring biaya yang makin besar, khususnya di bidang transportasi dan untuk memudahkan komunikasi, dicanangkan pada akhir 1997, SCTV sudah memusatkan seluruh operasionalnya di Jakarta.
[41]
Namun, baru pada tahun 1998 kegiatan ini bisa dilaksanakan,
[42]
dan sejak 1999 seluruh operasional SCTV sudah dipusatkan di Jakarta.
[43]
Perpindahan operasional SCTV ke Jakarta ini juga diiringi dengan relokasi kantor pusat ke Wisma Indovision (sekarang MNC Vision Tower).
Dalam periode yang sama, tepatnya di tanggal 1 Juni 1997, juga dilakukan
rebranding
dengan penggunaan slogan "SCTV NgeTop!" yang dimaknai sebagai upaya SCTV dan karyawannya untuk melakukan dan memberikan yang terbaik kepada pemirsanya serta keinginan menuju puncak.
[44]
Selain itu,
station ID
baru juga muncul, menonjolkan warna
orange
yang diharapkan menggugah semangat. Dalam perubahan ini juga, diperkenalkan
maskot
bernama "Tevi" (singkatan dari televisi) dan adanya
repositioning
target pasar dari wanita ke keluarga.
[45]
Tercatat di tahun ini, SCTV telah dapat dinikmati di 33 kota di Indonesia.
[30]
Pada tahun 2002, SCTV (dengan induknya yang bernama
Surya Citra Media
), mulai mencatatkan saham perdananya di
Bursa Efek Jakarta
. Tahun 2004, kanal SCTV di Surabaya pindah ke 34 UHF hingga 20 Desember 2022. Sejak tanggal 29 Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi "Satu Untuk Semua", sebagai harapan agar terus menjadi pilihan pemirsa dan berkarakter variatif-informatif.
[30]
Di tahun berikutnya, SCTV berhasil memperoleh hak siar dalam ajang sepak bola bergengsi di dunia,
Piala Dunia FIFA 2006
.
Saat ini kantor pusat SCTV terletak di SCTV Tower,
Senayan City
, Jalan Asia Afrika Lot 19,
Tanah Abang, Jakarta Pusat
. Sebelum
23 November
2007, kantor pusat SCTV berada di Jalan Gatot Subroto Kav. 21,
Setiabudi, Jakarta Selatan
yang kini dihuni oleh perusahaan dibawah naungan
Indika Group
. Saat ditempati oleh SCTV, gedung tersebut bernama Graha SCTV (sekarang Graha Mitra), yang mulai digunakannya ketika menginjak usia ke-11 pada tahun 2001. SCTV juga memiliki studio khusus di Jalan Raya Kebon Jeruk No. 66,
Jakarta Barat
, dan menara pemancar yang berlokasi di daerah yang sama. Kepemilikan SCTV dikuasai oleh grup
Elang Mahkota Teknologi
melalui
Surya Citra Media
(SCM). Direktur Utama SCTV saat ini adalah Sutanto Hartono. Melalui 47 stasiun transmisi, SCTV kini mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa.
Kepemilikan
Sejarah SCTV bisa dikatakan terikat kuat dengan trah Soeharto selama awal beroperasinya. Pada awalnya, saat masih merupakan televisi lokal Surabaya, SCTV dikuasai oleh tiga pihak, yaitu
Sudwikatmono
,
Henry Pribadi
dan
Mohammad Noer
(mantan gubernur
Jawa Timur
). Dalam perkembangannya, kepemilikan Noer kemudian menghilang dari SCTV dan digantikan oleh trah Cendana lain, yaitu
Halimah Agustina Kamil
(istri
Bambang Trihatmodjo
) sebanyak 25% dan
Aziz Mochdar
sebesar 20%. Pada 1993,
Peter F. Gontha
juga mendapatkan 2,5% saham SCTV, walaupun kepemilikan saham utama tetap berada di Henry dan Sudwikatmono.
[19]
[46]
[a]
Kondisi ini berlangsung hingga 1997-1998, ketika pemilik saham yang sudah ada berupa individu-individu tersebut kemudian mengubah struktur kepemilikan menjadi lebih sederhana. Hasilnya, SCTV pada tahun 1998 dikuasai oleh dua perusahaan yaitu PT Mitrasari Persada (yang dikendalikan oleh Henry dan Sudwikatmono, sejak 14 Agustus 1997 sebesar 52,5%) dan PT
Datakom Asia
(yang dikuasai Bambang Tri,
Peter F. Gontha
ditambah beberapa pihak lain, sejak 31 Agustus 1998 sebesar 47,5%).
[47]
[b]
Henry dengan PT Mitrasari tampak lebih agresif dalam pengelolaan SCTV, misalnya berani menyuntikkan dana sebesar Rp 150 miliar pada 1997 dan menaikkan sahamnya menjadi 73,15% di SCTV pada November 1999.
[46]
[50]
Pada tahun 2000, masuklah
Eddy Kusnadi Sariaatmadja
, dari grup
Elang Mahkota Teknologi
dengan bendera PT Abhimata Mediatama (Sariaatmadja pada saat itu menggandeng Singleton Group
Australia
dan beberapa pihak lainnya untuk menyuntik modal di PT Abhimata).
[51]
[52]
Sebagian saham PT Mitrasari di SCTV kemudian beralih tangan kepada PT Abhimata. PT Abhimata dan PT Mitrasari kemudian mendirikan PT Cipta Aneka Selaras (kemudian berganti nama menjadi PT
Surya Citra Media
/SCM) sebagai induk perusahaan SCTV. Dalam posisi ini di tahun 2001, pihak yang terkait dengan Cendana masih menguasai sebagian kepemilikan SCTV, di mana Henry dan Sudwikatmono lewat sebagian saham di PT Mitrasari (yang mengendalikan induk SCTV, PT Cipta Aneka Selaras) serta Bambang-Gontha lewat PT Datakom (sebanyak 27% saham langsung di SCTV). Namun, kemudian kepemilikan mereka berangsur-angsur dilepas di mana PT Datakom melepaskan kepemilikannya di SCTV kepada SCM pada 1 Mei 2002
[53]
dan Henry-Sudwikatmono melepaskan seluruh sahamnya di SCM (masing-masing Henry lewat PT Citrabumi Sacna sebanyak 25% dan Sudwikatmono lewat PT
Indika Multimedia
sebesar 14,42%) pada tahun 2005. Indika merupakan yang pertama melepas sahamnya, disusul Citrabumi pada 27 Juli 2005.
[54]
[55]
[56]
Praktis, sejak saat itu SCTV berada di bawah kendali keluarga Sariaatmadja sampai sekarang.
[19]
[57]
Kepemilikan Eddy Sariaatmadja makin diperkuat, ketika
partner
lamanya, Singleton, ikut melepas sejumlah sahamnya di SCTV (secara tidak langsung) pada akhir 2004 karena dirasa kurang prospektif.
[58]
[59]
Tampak bahwa pasca
krisis ekonomi 1997-1998
, terjadi pergesekan antara pemegang saham di SCTV (dan kemudian induknya, SCM) mengenai pengelolaannya. Penjualan saham PT Datakom Asia di SCTV banyak yang menduga karena Gontha bergesekan dengan PT Mitrasari milik Henry dan Sudwikatmono.
[48]
Lalu, sebelum dilepas, tampak bahwa Henry dan Sudwikatmono sudah berpisah dari sebelumnya di PT Mitrasari (sejak 7 Agustus 2003),
[60]
di mana Henry kini dengan PT Citrabumi Sacna dan Sudwikatmono dengan sahamnya dialihkan ke perusahaan anaknya,
Agus Lasmono
yaitu
Indika Group
. Terakhir, penjualan saham Henry di induk SCTV, SCM ke keluarga Sariaatmadja diatas, diduga karena terjadi konflik dalam pengelolaan jaringan televisi ini antara mereka berdua sehingga akhirnya Henry memaksa Sariaatmadja untuk membeli sahamnya.
[54]
Ada hal yang cukup menarik dari perubahan kepemilikan SCTV pada 1997-2005, yaitu upaya dari
Hary Tanoesoedibjo
untuk masuk menguasai SCTV. Pada Mei 2000, perusahaan HT
PT Bhakti Investama
melihat peluang dengan adanya surat hutang induk SCTV, PT Mitrasari di
Citibank
. Dalam pembentukan SCM (yang pada saat itu bernama PT Cipta Aneka Selaras), selain PT Abhimata dan PT Mitrasari, PT Bhakti juga ikut masuk dengan kepemilikan 33,5%. Bhakti juga sempat berencana untuk menguasai PT Datakom yang pada saat itu terlilit hutang, dengan harapan akhir menguasai SCTV. Bahkan, sebelumnya pada 24 April 2000 Bhakti menyatakan mereka sudah siap membeli saham SCTV sebesar 100%, yang diperkirakan akan di-
share swap
dengan saham PT
Agis
Tbk. Namun, pada akhirnya rencana HT gagal karena Henry sebagai pemilik PT Cipta Aneka Selaras tidak mau menyerahkan kepemilikannya dan pengendaliannya pada SCTV. HT kemudian memutuskan melepaskan saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras seluruhnya dan membatalkan rencana pembelian saham PT Datakom di SCTV.
[46]
Saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras, kemudian beralih kepada PT Abhimata. Beberapa rumor penjualan/beralihnya kepemilikan SCTV lainnya yang sempat tercatat (namun tidak terealisasi), seperti pembelian 52,5% sahamnya oleh PT Timsco milik
Timmy Habibie
sebesar 52,5% di bulan November 1998;
[47]
masuknya modal dari
Arab Radio & Television
(ART) di tahun 2000;
[61]
penjualan ke
Bakrie Group
pada 2005; maupun isu pembelian oleh televisi internasional
STAR TV
pada 2005-2006 dan September 2010.
[51]
[62]
[63]
Seperti telah disebutkan, sejak 2005 saham induk SCTV, PT Surya Citra Media berada di bawah
Elang Mahkota Teknologi
(Emtek) via PT Abhimata Mediatama. Pada 2008, dilakukan restrukturisasi sehingga SCM kini di bawah langsung kendali Emtek. Tindakan ini dilakukan dengan menjual saham PT Abhimata Mediatama di SCM kepada Emtek.
[64]
Identitas
Logo
Logo pertama SCTV (20 Juli 1990-Juli 1993)
Logo kedua SCTV saat melakukan pemindahan secara bertahap dari Surabaya ke
Jakarta
dan setelah pindah ke Jakarta (Juli 1993-31 Juli 2003) serta
station identification
(1994-2005)
Logo ketiga SCTV (1 Agustus 2003-29 Januari 2005)
Logo SCTV awalnya terdiri dari setengah sabit warna biru dan setengah lingkaran warna merah di atas serta persegi panjang berwarna abu-abu di bawah. Di tengah-tengah kedua bentuk tersebut, ada tulisan SCTV dengan
jenis huruf
Helvetica Black
. Logo ini digunakan dari
24 Agustus
1990
hingga
29 Januari
2005
. Pertama kali dimunculkan pada siaran pertama SCTV, logo tersebut merupakan hasil sayembara ke publik. Dari 100 kandidat, kemudian terpilih 1 logo yang dirasa mampu merepresentasikan SCTV.
[27]
Sabit berwarna biru melambangkan langit dan setengah lingkaran merah melambangkan matahari, yang bermakna agar SCTV dapat memberikan pencerahan kepada pemirsa melalui tayangannya. Sabit tersebut membesar dari kanan ke kiri, yang merupakan simbol dari siaran SCTV yang menyebar ke berbagai tempat dan menasional.
[44]
[65]
Tercatat sempat terjadi beberapa perubahan minor pada logo ini, seperti pada 1997, di
station identification
-nya digunakan logo yang menggunakan warna-warna lebih cerah (seperti matahari yang berubah dari merah menjadi kuning keemasan) sebagai cerminan semangat dan harapan;
[41]
serta pada tahun 2003 dengan menghapuskan bayangan yang ada (sehingga warnanya solid) dengan tujuan agar lebih mudah diaplikasikan di layar televisi atau media promosi lainnya.
[44]
Pada tanggal
29 Januari
2005
, dalam rangka penyegaran identitas, pada acara berjudul
Satu Untuk Semua
,
[66]
SCTV mengubah logo barunya menjadi tulisan SCTV warna biru dengan jenis huruf Interstate Black yang dimodifikasi dan lingkaran besar gradien warna jingga dan kuning yang melambangkan simbol surya atau sinar
matahari
di pojok kiri atas pada tulisan. Lambang matahari yang berubah dari setengah lingkaran menjadi lingkaran penuh berwarna jingga melambangkan kedewasaan dan kematangan, simbol dari wajah penerang yang melingkupi dan memberikan kehidupan demi menjaga harapan bangsa tetap hidup maupun masa depan yang lebih baik dan bersinar,
[30]
sedangkan warna biru pada tulisan "SCTV" melambangkan wawasan ke depan. Bulatan matahari yang ada di atas tulisan "SCTV" biru dapat dibaca seperti posisi matahari yang ada di langit biru, yang membuat suasana cerah, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif dan menghibur dalam programnya serta segmentasi milenial. Tulisan "SCTV" juga dibuat bergaya dinamis-modern (sebagai tanda selalu berkembang mengikuti waktu) dan bersambung (tanda ikatan kuat di internal perusahaan atau antara SCTV dan pemirsanya). Logo tersebut diluncurkan setelah dirancang selama empat bulan.
[67]
[68]
Selain logo baru, pada waktu yang sama, juga diluncurkan
station ID
dan slogan baru, yaitu "Satu Untuk Semua".
[44]
Baik logo baru dan
station ID
baru SCTV didesain oleh agen merek Playgroup Asia yang baru didirikan beberapa bulan sebelumnya, dan berkantor di Jakarta.
[69]
Station ID
baru SCTV tahun 2005 ini, diproduksi oleh
Irfan Wahid
yang sebelumnya memproduksi
station ID
untuk RCTI pada tahun 1994.
Slogan
Judul Slogan
|
Digunakan Tanggal
|
Keterangan
|
SCTV, Surabaya Televisi
|
24 Agustus 1990
|
24 Agustus 1991
|
|
Ayo SCTV-Selangkah Lebih Maju
|
24 Agustus 1991
|
24 Agustus 1994
|
|
Saluran Hiburan dan Informasi
|
24 Agustus 1991
|
24 Agustus 1993
|
|
Selalu Siap Menemani Anda
|
24 Agustus 1993
|
31 Mei 1997
|
|
Ayo SCTV
|
24 Agustus 1994
|
31 Mei 1997
|
|
SCTV NgeTop!
|
1 Juni 1997
|
29 Januari 2005
|
Kata "NgeTop!" masih digunakan sampai saat ini, pada kategori "Paling Ngetop" di
SCTV Awards
dan
SCTV Music Awards
.
|
Satu Untuk Semua
|
29 Januari 2005
|
sekarang
|
|
Harmoni Cinta Indonesia
|
1 Januari 2011
|
31 Desember 2011
|
Slogan ini dipakai di identifikasi stasiun pada perayaan ulang tahun SCTV ke-21.
|
2012 Istimewa
|
1 Januari 2012
|
31 Desember 2012
|
Slogan ini dipakai di identifikasi stasiun.
|
2013 Makin Istimewa
|
1 Januari 2013
|
31 Desember 2013
|
2014 Pilihan Teristimewa
|
1 Januari 2014
|
31 Desember 2014
|
Slogan spesial HUT
Nama
|
Digunakan Tanggal
|
Judul Slogan
|
2 Tahun RCTI dan 1 Tahun SCTV
|
1 Agustus 1991
|
Dari Lubuk Hati
|
3 Tahun RCTI dan 2 Tahun SCTV
|
1 Agustus 1992
|
Menjalin Hasrat Melangkah Maju
|
4 Tahun RCTI dan 3 Tahun SCTV
|
1 Agustus 1993
|
Melangkah Maju Mewujud Citra
|
4 Tahun SCTV
|
1 Agustus 1994
|
|
5 Tahun SCTV
|
1 Agustus 1995
|
|
6 Tahun SCTV
|
1 Agustus 1996
|
Gemerlap Surya Citra
|
7 Tahun SCTV
|
1 Agustus 1997
|
8 Tahun SCTV
|
1 Agustus 1998
|
Surya Gemilang
|
9 Tahun SCTV
|
1 Agustus 1999
|
10 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2000
|
11 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2001
|
12 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2002
|
Sejuta Warna Negeriku
|
13 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2003
|
Pesona 13 Tahun
|
14 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2004
|
Satu Dalam Kebersamaan
|
15 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2005
|
15 Tahun SCTV Satu Untuk Semua
Penuh Kemilau (sub-slogan)
|
16 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2006
|
Terima Kasih Untuk Semua
|
17 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2007
|
|
18 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2008
|
Lintas Universal
|
19 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2009
|
Lintas Cinta
|
20 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2010
|
Pesona Wajah Indonesia
|
21 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2011
|
Harmoni Cinta Indonesia
|
22 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2012
|
22 Tahun Teristimewa
|
23 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2013
|
2 Dunia 3 Cerita
|
24 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2014
|
Teristimewa
|
25 Tahun SCTV
|
1 Juni 2015
|
Selalu Teristimewa
|
26 Tahun SCTV
|
1 Juni 2016
|
Kontribusi SCTV Untuk Indonesia
|
27 Tahun SCTV
|
1 Juni 2017
|
27 Tahun Satu Untuk Semua
|
28 Tahun SCTV
|
1 Agustus 2018
|
Tetap Berkarya Untuk Indonesia
|
29 Tahun SCTV
|
1 Juni 2019
|
Cinta Indoneia
|
30 Tahun SCTV
|
1 Januari 2020
|
3xtra0rdinary
|
31 Tahun SCTV
|
1 Juni 2021
|
XtraOrdinary
|
32 Tahun SCTV
|
1 Juni 2022
|
33 Tahun SCTV
|
1 Juni 2023
|
Station identfication
Logo spesial HUT
Acara
Pada awal bersiaran, program SCTV tidak jauh berbeda dengan program RCTI sebagai hasil kerjasama mereka, namun jam penayangan acara-acaranya tidak sama. Setelah berpisah, SCTV kemudian memfokuskan siarannya pada acara-acara impor, terutama
telenovela
dan serial
Mandarin
.
[70]
Berbagai
sinetron
juga mulai diperkenalkan, walaupun kurang populer dan lebih menargetkan pasar perempuan. Setelah perubahan pada 1997, program sinetron ini kemudian mulai dijadikan acara utama, dengan nama "Sinetron Prima". Berbagai acara ini, seperti
Deru Debu
,
Kisah Cinta Ratu Pantai Selatan
,
[71]
Tersayang
,
Wah Cantiknya
,
Si Cecep
, dan
Dewi Fortuna
cukup dikenal oleh penonton.
[72]
Selain acara diatas, SCTV juga memiliki acara berita di bawah bendera
Liputan 6
.
Acara-acara ini kemudian sejak 2003-2004, diubah menjadi bertema "Gala", seperti Gala Mandarin, Gala Bollywood, Gala Hollywood, Gala Sinema, Gala Keluarga dan Gala Sinetron, dengan Gala Sinetron adalah yang utama. Walaupun saat ini nama Gala sudah tidak dipakai, namun acara sinetron maupun
film televisi
(FTV) tetap menjadi acara utama jaringan televisi ini.
Olahraga
SCTV memiliki nama program olahraga di bawah jenama
SCTV Sports
yang menjadi rumah sepakbola Eropa dan olahraga dunia. Pada 22 Desember 2011, SCTV berhasil memenangkan bidding hak siar
UEFA Champions League
,
UEFA Europa League
, dan
UEFA Super Cup
untuk musim 2012/13 hingga musim 2014/15. SCTV mengucapkan terima kasih kepada
RCTI
dan
Indovision
atas penayangan hak siar UCL dan UEL selama 10 tahun berturut-turut. dan SCTV kembali menyiarkan UCL dan UEL untuk musim 2016/17 hingga musim 2017/18 setelah mendapatkan lisensi dari
beIN Sports
dan sebelumnya RCTI hanya menyiarkan UCL dan UEL selama semusim 2015/16. Pada bulan
Agustus 2019
, SCTV kembali lagimenjadi pemegang hak siar
UEFA Champions League
,
UEFA Europa League
, dan
UEFA Super Cup
untuk kali ketiga mulai musim 2019-20 setelah Futbal Momentum Asia (FMA), selaku pemilik saham dari Total Sports Blast (TSB) gagal membayar hak siar ketiga kompetisi tersebut untuk dua musim selanjutnya, yaitu 2019-20 dan 2023-24. Sehingga, rivalnya
RCTI
juga tidak bisa melanjutkan penayangannya dan hanya menyiarkan musim 2018-19 di RCTI.
[73]
SCTV sendiri akan menyiarkan siaran langsung pertandingan
UEFA Champions League
, mulai dari babak
play-off
(satu babak sebelum penyisihan grup) hingga babak final, berbeda dengan RCTI yang biasanya memulai tayangannya dengan babak penyisihan grup (tidak termasuk
play-off
) hingga final.
[74]
[75]
Siaran langsung
UEFA Champions League
,
UEFA Europa League
,
UEFA Europa Conference League
dan
UEFA Super Cup
juga disiarkan langsung oleh
Champions TV
yang merupakan saluran olahraga di bawah naungan
Indonesia Entertainment Group
. Pertandingan
UEFA Champions League
,
UEFA Europa League
,
UEFA Europa Conference League
(hanya babak final) dan
UEFA Super Cup
disiarkan sepenuhnya oleh SCTV.
Pada bulan April 2013, SCTV resmi menjadi pemegang hak siar
Liga Utama Inggris
musim 2013?2014 sampai 2015?2016 bersama
Indosiar
dan TV berlangganan
Nexmedia
. SCTV dan Indosiar akan menyiarkan 76 pertandingan Barclays Premier League atau 2 pertandingan per minggunya. SCTV diplot menyiarkan BPL Setiap Minggu pukul 22.30 WIB Sedangkan Indosiar hanya menyiarkan pertandingan BPL Setiap Sabtu pukul 21.30 WIB, Untuk seluruh pertandingan BPL, Capital One Cup dan FA Cup bisa dinikmati di Nexmedia. Tidak hanya Liga Utama Inggris, SCTV juga menyiarkan siaran langsung pertandingan Semifinal The
FA Cup
dan
Piala EFL
(sebelumnya Football League Cup) selama tiga musim yaitu 2013-14 hingga dan 2015-16 ditambah pertandingan
FA Community Shield
2013, 2014, dan 2015 untuk melengkapi paket hak siar kompetisi/turnamen sepak bola Inggris juga dengan kerjasama
beIN Sports
.
[76]
dan SCTV kembali menyiarkan Premier League hanya musim 2021-22 saja setelah mendapatkan lisensi dari
Mola
dan sebelumnya
TVRI Nasional
dan
TVRI Sport HD
hanya menyiarkan Premier League musim 2019-20 silam dan
NET.
menyiarkan Premier League musim 2020-21. Dan pada bulan April 2022, Emtek Group kembali lagi menjadi pemegang hak siar Premier League selama 3 musim ke depan yakni 2022-23 hingga 2024-25 bersama SCTV, Moji, Nex Parabola, Vidio dan Champions TV. Bisa dibilang, ini yang keempat kalinya SCTV menyiarkan pesta sepakbola bergengsi Eropa di Inggris terbesar di dunia tersebut sebagai saluran televisi dengan induk media
SCM
dan
Emtek Group
.
Pada bulan
Juni
2015, SCTV mendapatkan hak siar Pesta Olahraga Asia Tenggara atau Sea Games untuk edisi 2 tahun yakni
2015
di
Singapura
dan
2017
di Malaysia bersama
Indosiar
,
O Channel
,
MNCTV
dan
TVRI
,
Pada bulan Agustus
2016
, SCTV resmi menjadi pemegang hak siar
La Liga
selama tiga musim, yaitu 2016?17 sampai musim 2018?19 juga dengan kerjasama
beIN Sports
. Lalu, di bulan
Desember
2019
, SCTV telah mendapatkan hak siar turnamen sepak bola
Piala Dunia Antarklub FIFA
(
2019
dan
2020
). Pada musim 2019 hanya menayangkan pertandingan final.
[77]
Pada bulan
Mei
2021
, SCTV resmi jadi partner Mola TV akan menyiarkan siaran langsung sisa pertandingan babak
Kualifikasi Piala Dunia 2022 (AFC)
hanya zona Asia
Tim nasional sepak bola U-23 Indonesia
berkat kerjasama dengan pemilik lisensi dari
Mola TV
mulai
Juni
2021
mendatang, menggantikan
TVRI Nasional
dan
TVRI Sport HD
pada tahun
2019
silam.
[78]
Pada bulan
Maret
2022
, Emtek Group melalui SCTV mengumumkan bahwa resmi menjadi pemegang hak siar
FIFA World Cup Qatar 2022
di
Qatar
bersama
Indosiar
,
Moji
,
Mentari TV
,
Vidio
,
Nex Parabola
, dan
Champions TV
. Bisa dibilang, ini yang kedua kalinya SCTV menyiarkan pesta bola terbesar di dunia tersebut sebagai saluran televisi dengan induk media sendiri, setelah terakhir pada tahun
2006
di
Jerman
.
Penyiar
Jaringan siaran
Menurut data
Izin Penyelenggaraan Penyiaran
(IPP)
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
(Kemenkominfo), SCTV saat ini disiarkan melalui 30 stasiun televisi (tidak termasuk
stasiun relai
) yang dimiliki oleh 17 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya).
[79]
Hingga tahun 2020, SCTV didukung oleh 47 stasiun pemancar.
[80]
Sebagian besar stasiun tersebut dimiliki oleh SCTV, kecuali beberapa stasiun pemancar yang dioperasikan bersama dengan RCTI karena alasan historis. SCTV menjangkau 31 dari 38 provinsi di Indonesia.
Berikut ini adalah transmisi SCTV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/
bersiaran secara berjaringan
dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data IPP Kemenkominfo
[79]
dan laporan keuangan
SCM
.
[81]
[82]
Keterangan: stasiun yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri
.
Nama Perusahaan
|
Nama Stasiun
|
Daerah
|
Frekuensi Digital (
DVB-T2
)
[83]
|
Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)
[84]
|
PT Surya Citra Televisi
|
SCTV
|
DKI Jakarta
,
Bogor
,
Depok
,
Tangerang
,
Bekasi
|
24 UHF
|
SCTV Jakarta
|
PT Surya Citra Pesona
|
SCTV Gorontalo
|
Gorontalo
|
31 UHF
|
Trans TV
Gorontalo, Boliyohuto, Kwandang dan Tilamuta
|
SCTV Tanjung Selor
|
Tanjung Selor
|
33 UHF
|
SCTV Tanjung Selor
|
PT Surya Citra Sentosa
|
SCTV Aceh
|
Banda Aceh
|
35 UHF
|
Indosiar Banda Aceh
|
SCTV Bireuen
|
Sigli
,
Bireuen
|
31 UHF
|
Indosiar Bireuen / Indosiar Sigli
|
SCTV Lhokseumawe
|
Lhokseumawe
|
32 UHF
|
Indosiar Lhokseumawe
|
PT Surya Citra Media Kreasi
|
SCTV Denpasar
|
Kota Denpasar
,
Singaraja
,
Karangasem
|
36 UHF
|
MetroTV
Denpasar / MetroTV Singaraja / MetroTV Karangasem
|
SCTV Mataram
|
Mataram
,
Lombok Tengah
|
38 UHF
|
SCTV Mataram / SCTV Lombok Tengah
|
PT Surya Citra Kirana
|
SCTV Bengkulu
|
Bengkulu
|
31 UHF
|
Indosiar Bengkulu
|
SCTV Lampung
|
Bandar Lampung
,
Metro
|
39 UHF
|
MetroTV Bandar Lampung
|
PT Surya Citra Nugraha
|
SCTV Yogyakarta
|
Yogyakarta
,
Wonosari
,
Solo
,
Sleman
,
Wates
|
32 UHF
|
Indosiar Yogyakarta / Indosiar Solo
|
PT Surya Citra Ceria
|
SCTV Jambi
|
Jambi
|
29 UHF
|
Indosiar Jambi
|
SCTV Palembang
|
Palembang
,
Lempuing
|
32 UHF
|
Indosiar Palembang / Indosiar Lempuing
|
PT Surya Citra Mediatama
|
SCTV Bandung
|
Bandung
,
Cimahi
,
Padalarang
,
Cianjur
|
29 UHF
|
Indosiar Bandung
|
SCTV Cirebon
|
Cirebon
,
Indramayu
,
Kuningan
|
38 UHF
|
Indosiar Cirebon / Indosiar Kuningan
|
SCTV Garut
|
Garut
|
34 UHF
|
Indosiar Garut
|
SCTV Ciamis
|
Ciamis
,
Tasikmalaya
|
37 UHF
|
Indosiar Ciamis
|
SCTV Sukabumi
|
Sukabumi
|
38 UHF
|
Indosiar Sukabumi
|
SCTV Purwakarta
|
Purwakarta
|
39 UHF
|
Indosiar Purwakarta
|
SCTV Sumedang
|
Sumedang
,
Majalengka
|
28 UHF
|
Indosiar Sumedang
|
SCTV Cianjur
|
Cianjur
Selatan
|
46 UHF
|
Indosiar Cianjur
|
SCTV Serang
|
Cilegon
,
Serang
|
29 UHF
|
SCTV Serang
|
SCTV Pandeglang
|
Pandeglang
|
34 UHF
|
SCTV Pandeglang
|
SCTV Lebak
|
Malingping, Lebak
|
39 UHF
|
SCTV Malingping
|
PT Surya Citra Wisesa
|
SCTV Semarang
|
Semarang
,
Ungaran
,
Kendal
,
Demak
,
Jepara
,
Kudus
|
33 UHF
|
Indosiar Semarang
|
SCTV Tegal
|
Brebes
,
Tegal
,
Pemalang
,
Pekalongan
|
33 UHF
|
Indosiar Tegal
|
SCTV Purwokerto
|
Purwokerto
,
Banyumas
,
Purbalingga
,
Cilacap
|
31 UHF
|
Indosiar Banyumas
|
SCTV Kebumen
|
Purworejo
,
Kebumen
|
33 UHF
|
Indosiar Purworejo
|
SCTV Blora
|
Blora
,
Cepu
|
31 UHF
|
Indosiar Blora
|
SCTV Pati
|
Pati
,
Rembang
|
29 UHF
|
Indosiar Rembang
|
SCTV Magelang
|
Magelang
|
28 UHF
|
Indosiar Magelang
|
PT Surya Citra Media Gemilang
|
SCTV Pontianak
|
Pontianak
|
47 UHF
|
Indosiar Pontianak
|
SCTV Palangkaraya
|
Palangkaraya
|
36 UHF
|
SCTV Palangkaraya
|
PT Surya Citra Multikreasi
|
SCTV Banjarmasin
|
Banjarmasin
,
Martapura
,
Marabahan
|
33 UHF
|
SCTV Banjarmasin
|
SCTV Samarinda
|
Samarinda
|
37 UHF
|
SCTV Samarinda
|
SCTV Balikpapan
|
Balikpapan
|
35 UHF
|
SCTV Balikpapan
|
PT Surya Citra Cenderawasih
|
SCTV Jayapura
|
Jayapura
|
34 UHF
|
Trans7
Jayapura
|
SCTV Ambon
|
Ambon
|
45 UHF
|
tvOne
Ambon
|
SCTV Manokwari
|
Manokwari
|
34 UHF
|
SCTV Manokwari
|
PT Surya Citra Pesona Media
|
SCTV Pekanbaru
|
Pekanbaru
|
33 UHF
|
Trans TV Pekanbaru
|
SCTV Batam
|
Batam
|
42 UHF
|
SCTV Batam
|
PT Surya Citra Dimensi Media
|
SCTV Makassar
|
Makassar
,
Maros
,
Sungguminasa
,
Pangkajene
|
34 UHF
|
MetroTV Makassar
|
SCTV Kendari
|
Kendari
|
36 UHF
|
SCTV Kendari
|
PT Surya Citra Kreasitama
|
SCTV Palu
|
Palu
|
38 UHF
|
SCTV Palu
|
SCTV Manado
|
Manado
|
38 UHF
|
MetroTV Manado
|
PT Surya Citra Visi Media
|
SCTV Padang
|
Padang
,
Pariaman
|
42 UHF
|
MetroTV Padang / MetroTV Bukittinggi / MetroTV Solok
|
SCTV Bukittinggi
|
Bukittinggi
,
Padang Panjang
|
SCTV Medan
|
Medan
|
34 UHF
|
Indosiar Medan
|
SCTV Pematangsiantar
|
Pematangsiantar
,
Simalungun
|
32 UHF
|
Indosiar Pematangsiantar
|
PT Elang Citra Perkasa
[85]
|
SCTV Surabaya
[85]
|
Surabaya
,
Gresik
,
Mojokerto
,
Lamongan
,
Pasuruan
,
Bangkalan
|
29 UHF
|
SCTV Surabaya
|
SCTV Malang
|
Malang
,
Probolinggo
|
28 UHF
|
SCTV Malang / SCTV Probolinggo
|
SCTV Kediri
|
Kediri
,
Pare
,
Kertosono
,
Jombang
,
Blitar
,
Tulungagung
|
30 UHF
|
SCTV Kediri
|
SCTV Madiun
|
Madiun
,
Ngawi
,
Magetan
,
Ponorogo
|
37 UHF
|
SCTV Madiun
|
SCTV Jember
|
Jember
|
27 UHF
|
SCTV Jember
|
SCTV Bondowoso
|
Bondowoso
|
SCTV Bondowoso
|
SCTV Situbondo
|
Situbondo
|
32 UHF
|
SCTV Situbondo
|
SCTV Banyuwangi
|
Banyuwangi
|
31 UHF
|
SCTV Banyuwangi
|
SCTV Pacitan
|
Pacitan
|
45 UHF
|
SCTV Pacitan
|
SCTV Sumenep
|
Pamekasan
,
Sumenep
|
30 UHF
|
SCTV Sumenep dan SCTV Pamekasan
|
SCTV Tuban
|
Tuban
,
Bojonegoro
|
25 UHF
|
SCTV Tuban
|
|
SCTV Kupang
|
Kupang
|
41 UHF
|
MetroTV Kupang
|
|
SCTV Mamuju
|
Mamuju
|
37 UHF
|
RCTI
Mamuju
|
|
SCTV Ternate
|
Ternate
|
40 UHF
|
Trans TV Ternate
|
|
SCTV Pangkalpinang
|
Pangkal Pinang
|
39 UHF
|
MetroTV Pangkalpinang
|
Saat
Timor Timur
masih menjadi bagian Indonesia, SCTV tercatat sempat mengudara di kota
Dili
menggunakan kanal 11 VHF hingga 1999.
[86]
[87]
[88]
Beberapa kota lain di Indonesia juga sempat menerima siaran SCTV dalam kanal VHF sebelum berpindah ke UHF, seperti Mataram, Banjarmasin, Balikpapan dan Ambon.
[89]
Daftar komplek pemancar
Berikut ini adalah daftar alamat komplek pemancar stasiun transmisi dan relay televisi yang berada di kantor pusat SCTV.
Stasiun Transmisi/Relay
|
Alamat
|
Desa/Kecamatan
|
Kabupaten/Kota
|
Provinisi
|
Kode Pos
|
Bandung
|
Kampung Gandrung (RT 02/RW 10)
|
Jambudipa, Cisarua
|
Bandung Barat
|
Jawa Barat
|
|
Cirebon
|
Jl. Dukuh No. 1
|
Padabeungliar, Pasawahan
|
Cirebon
|
Jawa Barat
|
|
Surabaya
|
Jl. Pattimura
|
|
Surabaya
|
Jawa Timur
|
|
Manajemen
Daftar direktur utama
No.
|
Nama
|
Awal jabatan
|
Akhir jabatan
|
1
|
Henry Pribadi
[14]
|
1987
|
1990
|
2
|
Slamet Supoyo
|
1990
|
1997
|
3
|
Agus Mulyanto
|
1997
|
2002
|
4
|
Lanny Rahardja
|
2002
|
2003
|
5
|
Wisnu Hadi
|
2003
|
2006
|
6
|
Fofo Sariaatmadja
|
2006
|
2011
|
7
|
Sutanto Hartono
|
2011
|
2013
|
8
|
Grace Wiranata
|
2013
|
2015
|
9
|
Sutanto Hartono
|
2015
|
sekarang
|
Direksi saat ini
Struktur dewan direksi SCTV saat ini adalah sebagai berikut:
Komisaris saat ini
Struktur dewan komisaris SCTV saat ini adalah sebagai berikut:
Lihat pula
Catatan
- ^
Secara spesifik, struktur kepemilikan SCTV pada periode 1994-1997, seperti berikut:
Henry Pribadi: 25%
Sudwikatmono: 20%
Halimah Agustina Kamil: 25%
Aziz Mochdar: 20%
Peter F. Gontha: 2,5%
H. Noor Slamet Asmoprawiro: 7,5% (kemudian beralih ke Yoola Zuraida Hassan. Kepemilikan Yoola di tahun 1995 merosot menjadi 1,9%, di mana 5,6%-nya beralih ke PT Prima Interlokasi).
[46]
- ^
Secara spesifik, struktur kepemilikan PT Datakom Asia terdiri dari:
PT Asriland (
Bambang Trihatmodjo
): 33,3%
PT Lembahsubur Adipertiwi (
Anthony Salim
): 28,57%
PT Persada Giri Abadi (Peter F. Gontha): 24,23%
PT Azbindo Nusantara (Aziz Mochdar): 6,88%
PT
Indosat
(Persero) Tbk: 5%
PT Trisadnawa Solusi Komunikasi (
Youk Tanzil
): 2%
[48]
[49]
Referensi
- ^
"Daftar Saluran /Channel TV digital DVB-T2 yang bisa ditangkap di Jakarta"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-11-11
. Diakses tanggal
2022-11-11
.
- ^
Sekedar berbagi info:...
- ^
"National Television Networks in Indonesia"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-03-18
. Diakses tanggal
2022-04-21
.
- ^
"Indosiar" dan "SCTV" Resmi Merger
Diarsipkan
2013-07-26 di
Wayback Machine
. ? Diakses tanggal
5 April
2013
- ^
"Prospektus EMTEK 2009"
(PDF)
.
Diarsipkan
(PDF)
dari versi asli tanggal 2021-02-14
. Diakses tanggal
2021-02-08
.
- ^
a
b
"SURABAYA KITA: BUKAN AKAN BERSAING, SCTV MITRA TVRI"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-02-14
. Diakses tanggal
2021-02-08
.
- ^
a
b
"Alex Leo Zulkarnain, orang yang kembali"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-11-19
. Diakses tanggal
2022-11-19
.
- ^
"Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 14,Masalah 21-24"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-07-12
. Diakses tanggal
2021-02-08
.
- ^
"Muhammad Nur"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-12-04
. Diakses tanggal
2021-12-04
.
- ^
"Indonesia Reports, Masalah 47-59"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-07-12
. Diakses tanggal
2021-12-04
.
- ^
"Giliran Surabaya Punya Swasta"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-02-14
. Diakses tanggal
2021-02-08
.
- ^
"Sekilas televisi swasta"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-11-17
. Diakses tanggal
2022-11-17
.
- ^
a
b
Ishadi S.K. 2014. Media dan Kekuasaan - Televisi di Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
- ^
a
b
c
"SURABAYA KITA: PELETAKAN BATU PERTAMA SCTV 1 FEBRUARI 1990 SORE"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-02-15
. Diakses tanggal
2021-02-08
.
- ^
"SURABAYA KITA: SCTV SUATU SAAT TAK PERLU DEKODER"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-12-04
. Diakses tanggal
2021-12-04
.
- ^
a
b
"SURABAYA KITA: SATU BULAN, SIARAN SCTV TANPA DEKODER"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-12-04
. Diakses tanggal
2021-12-04
.
- ^
"JATI DIRI: ALHAMDULILLAH, TANPA DEKODER"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-12-04
. Diakses tanggal
2021-12-04
.
- ^
"Ssu adalah siaran tv yang dapat ditangkap langsung."
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-12-01
. Diakses tanggal
2021-12-04
.
- ^
a
b
c
"Televisi Jakarta di atas Indonesia"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-07-12
. Diakses tanggal
2021-02-08
.
- ^
a
b
"Sctv, rame rek!"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-01-17
. Diakses tanggal
2021-02-09
.
- ^
"Klip Indonesia Raya di SCTV pada pembukaan siaran percobaannya. Ada tulisan "HAORNAS 1988", berarti klip ini awalnya dipakai untuk sign on RCTI pada awal siarannya"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-03-28
. Diakses tanggal
2023-03-28
.
- ^
"SCTV MUNCUL, SUDAH BANYAK YANG MINTA LAGU"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-11-25
. Diakses tanggal
2021-02-08
.
- ^
"SURABAYA KITA: PERTAMA KALI, SCTV AKAN SIARAN STEREO"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-12-04
. Diakses tanggal
2021-12-04
.
- ^
"Imagi-Nations and Borderless Television: Media, Culture and Politics Across Asia"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-07-12
. Diakses tanggal
2021-02-08
.
- ^
"Pola Penggunaan Waktu Dalam Kehidupan Pelajar di Jawa Timur"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-07-12
. Diakses tanggal
2021-02-08
.
- ^
"Dalam menghadapi era persaingan, tvri programa 2 bersiap menandingi tv swasta"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-11-19
. Diakses tanggal
2022-11-19
.
- ^
a
b
c
"GANTI NAMA."
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-02-15
. Diakses tanggal
2021-02-08
.
- ^
a
b
"SURABAYA KITA: SCTV DIRENCANAKAN MENJANGKAU BALI, SIARAN PERCOBAAN 26 JULI 1990"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-12-04
. Diakses tanggal
2021-12-04
.
- ^
"Mataram - sctv mulai menarik perhatian pemirsa di mataram"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-02-13
. Diakses tanggal
2021-02-09
.
- ^
a
b
c
d
"Jurnalisme: liputan 6 SCTV : antara peristiwa dan ruang publik"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-12-07
. Diakses tanggal
2022-12-07
.
- ^
"Pilih mana, tv swasta atau tv komersil?"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-11-05
. Diakses tanggal
2021-11-25
.
- ^
"Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi: Edisi 2"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-11-26
. Diakses tanggal
2022-11-26
.
- ^
"Iklan SCTV siaran nasional"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-07-12
. Diakses tanggal
2022-11-26
.
- ^
"RCTI DAN SCTV MENGUDARA SECARA NASIONAL"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-11-26
. Diakses tanggal
2022-11-26
.
- ^
a
b
"Rcti-sctv siap siaran nasional"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-11-26
. Diakses tanggal
2022-11-26
.
- ^
"SCTV, MULAI 25 AGUSTUS 1993 TAMPIL MANDIRI, 24 AGUSTUS 1993 MALAM BERPISAH DGN RCTI"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-02-14
. Diakses tanggal
2021-02-08
.
- ^
"Pertelevisian di indonesia: "saat rcti 'bercerai' dengan sctv
"
"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-11-26
. Diakses tanggal
2022-11-26
.
- ^
"PROSPEKTUS MNC 2007"
(PDF)
.
Diarsipkan
(PDF)
dari versi asli tanggal 2021-07-29
. Diakses tanggal
2021-02-25
.
- ^
"Proses pembahasan rancangan undang-undang tentang penyiaran menjadi undang-undang"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-11-30
. Diakses tanggal
2022-11-30
.
- ^
"SCTV UBAH CITRA, AKHIR TAHUN 1997 OPERASIONAL DARI JAKARTA"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-02-14
. Diakses tanggal
2021-02-09
.
- ^
a
b
"KEGIATAN OPERASIONAL AKAN DIPINDAHKAN KE JAKARTA, SURYA CITRA TELEVISI (SCTV) TERANCAM"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-04-06
. Diakses tanggal
2021-02-09
.
- ^
"Wacana gender & layar televisi: studi perempuan dalam pemberitaan televisi swasta"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-07-12
. Diakses tanggal
2021-02-09
.
- ^
Sejarah Perusahaan
- ^
a
b
c
d
"Sejarah Logo"
.
SCTV
. 2007-02-18. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 18 Februari 2007
. Diakses tanggal
2024-03-16
.
- ^
"SCTV Berganti Slogan"
.
Republika
. 2 Juni 1997. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 13 November 1997.
- ^
a
b
c
d
"Ekonomi Politik Media Penyiaran"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-07-12
. Diakses tanggal
2021-02-10
.
- ^
a
b
"52,5% SAHAM SCTV PINDAH KE TIMMY HABIBIE"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-11-29
. Diakses tanggal
2021-11-29
.
- ^
a
b
"Tempo: Indonesia's Weekly News Magazine, Volume 3,Masalah 1-8"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-03-23
. Diakses tanggal
2021-02-21
.
- ^
"Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-03-23
. Diakses tanggal
2022-08-22
.
- ^
"Ayo sctv, jangan bubar"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-11-18
. Diakses tanggal
2021-02-10
.
- ^
a
b
"sctv, satu untuk dijual"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-04-06
. Diakses tanggal
2021-02-20
.
- ^
"Televisi Batavia"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-11-17
. Diakses tanggal
2021-02-26
.
- ^
"Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 14,Masalah 21-24"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-07-12
. Diakses tanggal
2021-02-21
.
- ^
a
b
"Re: [BolaML] SCTV payah & kampungan! Re: Titik Suharto bayar berapa ke SCTV??"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-08-17
. Diakses tanggal
2022-08-17
.
- ^
"Henry Pribadi Jual Semua Saham di SCTV ke Abhimata Mediatama"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-08-05
. Diakses tanggal
2021-02-20
.
- ^
"Eddy Sariaatmadja, Obama dan Harta Rp 18,2 T"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-04-16
. Diakses tanggal
2021-02-20
.
- ^
"Politics and the Media in Twenty-First Century Indonesia: Decade of Democracy"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-07-12
. Diakses tanggal
2021-01-22
.
- ^
"STW completes sale of SCTV"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-08-17
. Diakses tanggal
2022-08-17
.
- ^
"Singleton offloads SCTV stake"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-08-17
. Diakses tanggal
2022-08-17
.
- ^
"Lapkeu Q1 SCM 2004"
(PDF)
.
Diarsipkan
(PDF)
dari versi asli tanggal 2004-10-20
. Diakses tanggal
2004-10-20
.
- ^
"JP/TV industry seeks foreign boost"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-11-30
. Diakses tanggal
2021-02-21
.
- ^
"Rupert Murdoch Dikabarkan Incar SCTV, Harga 3 Saham TV Melejit Tajam"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-08-05
. Diakses tanggal
2021-02-27
.
- ^
"SCTV Bantah Akan Dibeli Star TV"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-08-05
. Diakses tanggal
2021-02-27
.
- ^
"Emtek Kuasai Langsung SCTV"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2020-10-17
. Diakses tanggal
2021-01-22
.
- ^
LINTAS SEJARAH
- ^
"Surya Citra Televisi (SCTV) Ganti Logo"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-02-14
. Diakses tanggal
2023-02-14
.
(perlu berlangganan)
- ^
"
SCTV
Mengubah Logo Agar Lebih Dewasa"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-10-27
. Diakses tanggal
2021-10-27
.
- ^
"SCTV Luncurkan Lambang Baru"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-10-27
. Diakses tanggal
2021-10-27
.
- ^
"Our Story | Playgroup"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-05-11
. Diakses tanggal
2023-05-11
.
- ^
"HUT ke-29, Inilah 5 Telenovela Ngetop yang Pernah Tayang di SCTV"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-11-02
. Diakses tanggal
2021-11-02
.
- ^
"
Ratu Pantai Selatan
: Seruni Tampil sebagai Dewa Penolong"
.
Tabloid Bintang
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 3 November 1999
. Diakses tanggal
26 Mei
2023
.
- ^
"25 Sinetron SCTV Paling Fenomenal (Bag. 2)"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-11-02
. Diakses tanggal
2021-11-02
.
- ^
"Uefa close to replacing collapsed Champions League deal in Indonesia"
.
SportBusiness Media
(dalam bahasa Inggris). 2019-08-06.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2019-08-09
. Diakses tanggal
2019-08-19
.
- ^
"SCTV Pemegang Hak Siar Liga Champions dan Liga Eropa Mulai Musim 2019/2020"
.
iSatelit.com
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2019-08-28
. Diakses tanggal
14 Agustus
2019
.
- ^
"SCTV Tayangkan Piala Super Cup Mulai Musim 2019"
.
www.bola.net
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2019-08-14
. Diakses tanggal
14 Agustus
2019
.
- ^
"SCTV, Indosiar, dan Nexmedia Tayangkan Premier League di Indonesia"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2013-06-27
. Diakses tanggal
2013-07-15
.
- ^
Vidi, Adyaksa (2019-12-21). Yustiawan, Achmad Yani, ed.
"Saksikan Final Piala Dunia Antarklub 2019 Hanya di SCTV dan Vidio.com"
.
Liputan6.com
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2019-12-22
. Diakses tanggal
2020-01-01
.
- ^
Ikhsan, Harley (2021-05-25).
"SCTV Siarkan Langsung 3 Laga Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022"
.
Liputan6.com
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-07-12
. Diakses tanggal
2020-05-26
.
- ^
a
b
"DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017"
(PDF)
.
Diarsipkan
(PDF)
dari versi asli tanggal 2021-01-27
. Diakses tanggal
2021-01-20
.
- ^
Dongoran, Hussein Abri (2020).
"Modal Besar TVRI: Ratusan Pemancar, Aset Triliunan, dan APBN"
.
Tempo.co
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-01-23
. Diakses tanggal
3 Agustus
2020
.
- ^
"Laporan Keuangan Tahunan SCM 2014"
(PDF)
.
Diarsipkan
(PDF)
dari versi asli tanggal 2021-07-30
. Diakses tanggal
2021-01-20
.
- ^
"Laporan Keuangan Tahunan SCM 2019"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-01-28
. Diakses tanggal
2021-01-20
.
- ^
"Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-04-19
. Diakses tanggal
2021-03-07
.
- ^
"Dashboard TV Digital"
.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-01-23
. Diakses tanggal
23 Januari
2022
.
- ^
a
b
"Satu Untuk Semua! Ini 10 Fakta Unik Tentang Stasiun TV SCTV"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2021-11-21
. Diakses tanggal
2021-11-21
.
- ^
"World Radio TV Handbook"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-11-26
. Diakses tanggal
2023-01-14
.
- ^
"Roni Mau Luma..."
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2023-07-12
. Diakses tanggal
2023-01-14
.
- ^
"VIDEO Berkat Jasa Operator Pemancar, Siaran SCTV Lancar"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-11-26
. Diakses tanggal
2023-01-14
.
- ^
"Tempo, Volume 23"
.
Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2022-11-26
. Diakses tanggal
2023-01-14
.
Pranala luar
Pranala ke artikel terkait
|
---|
Daftar acara yang masih ditayangkan SCTV
|
---|
Berita
| | |
---|
Film dan serial televisi
| |
---|
Infotainmen
| |
---|
Varietas dan realitas
|
- Makan Terooos
(sejak 2024)
- Doyan Makan
(sejak 2024)
- Indonesian Simple
(sejak 2022)
- Karnaval SCTV
|
---|
Olahraga
| |
---|
Keagamaan
|
- Solusi
(sejak 2000)
- Indahnya Kebersamaan
- Barakallah
(sejak 2021)
|
---|
Penghargaan dan kontes
| |
---|
|
|
---|
Saat ini
|
- Azizah Hanum
- David Rizal
- Dazen Vrilla
- Djati Darma
- Dorothea Ayu
- Gracia Bern Tobing
- Joy Astro
- Nabiel Abiyasha
- Reza Ramadhansyah
- Riko Anggara
- Risca Andalina
- Skolastika Sylvia
- Yuliana Fonataba
| |
---|
Mantan
|
- Agung Nugroho
- Ajeng Kamaratih
- Alfito Deannova
- Anastasya Putri
- Anelies Praramadhani
- Ariana Herawati
- Arief Suditomo
- Ariyo Ardi
- Bayu Sutiyono
- Beverly Gunawan
- Boy Bakamaro
- Brigitta Priscilla
- David Silahooij
- Demis Djamaoeddin
- Deti Soepandi
- Dian Ardianti
- Diana Deborah
- Duma Riris Silalahi
- Dwi Anggia
- Erwin Dwinanto
- Eva Yunizar
- Farhannisa Nasution
- Fauzan Zaman
- Fitha Dahana
- Grace Natalie
- Indiarto Priadi
- Indriati Yulistiani
- Indy Rahmawati
- Ira Koesno
- Jeremy Teti
- Juanita Wiratmaja
- Kania Sutisnawinata
- Karni Ilyas
- Kevin Lilliana
- Louisa Kusnandar
- Mira Permatasari
- Mochamad Achir
- Nova Poerwadi
- Nova Rini
- Nunung Setiyani
- Paul Felle
- Pramita Andini
- Prisca Niken
- Putri Permatasari
- Retno Pinasti
- Ricardo Indra
- Rike Amru
- Riza Primadi
- Rizal Mustary
- Rosiana Silalahi
- Roy Chuddin
- Sella Wangkar
- Senandung Nacita
- Tascha Liudmila
- Tjandra Wibowo
- Tri Ambarwatie
- Valerina Daniel
- Wandra Putra Mahendra
- Yuke Mayaratih
- Zivanna Letisha
|
---|
|
---|
Musim
| |
---|
Pembawa Acara
| |
---|
Juri
| |
---|
Pemenang
| |
---|
Tempat kedua
| |
---|
Finalis
| |
---|
|
|
---|
Musim
| | |
---|
Pembawa Acara
| |
---|
Pemenang
| |
---|
Tempat Kedua
| |
---|
Finalis
| |
---|
|
|
---|
Utama
| |
---|
Produksi
| Karakter
| |
---|
Pemeran
| |
---|
Pengisi suara
| |
---|
Sutradara
| |
---|
Musik
| |
---|
|
---|
|
---|
Musim
| |
---|
Pemeran
| Utama
| |
---|
Pendamping
| |
---|
Seri web
| |
---|
|
---|
Produksi
| |
---|
Topik terkait
| |
---|
Penghargaan
| |
---|
|