Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Prosopagnosia
atau
buta wajah
adalah kelainan dalam mempersepsi wajah yang membuat orang yang mengalaminya akan sulit mengenali
wajah
termasuk wajahnya sendiri.
[1]
Keadaan ini biasanya diakibatkan oleh kerusakan otak
akut
, walaupun bukti terkini juga memperlihatkan adanya kemungkinan pengaruh
faktor
keturunan
.
[1]
Bagian
otak
yang berhubungan dengan prosopagnosia adalah
fusiform gyrus
.
[2]
Fusiform Gyrus
Belum banyak terapi yang dikembangkan untuk kelainan ini, walaupun beberapa orang mencoba mengatasinya dengan
strategi
pengenalan terhadap beberapa ciri wajah satu per satu.
[3]
Dalam strategi tersebut disertakan juga pengenalan terhadap ciri sekunder seperti pakaian, warna rambut, bentuk badan, dan suara.
[3]
Karena wajah berfungsi sebagai ciri yang penting untuk melakukan identifikasi dalam
ingatan
, penderita juga akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain.
[3]
Beberapa orang juga menggunakan istilah
prosophenosia
, yang merujuk pada ketidakmampuan untuk mengenali wajah akibat kerusakan parah pada bagian
occipital
dan
temporal lobe
dalam otak.
[4]
[5]
Istilah prosopagnosia pertama kali dicetuskan oleh
Joachim Bodamer
pada tahun
1947
.
[6]
Prosopagnosia aperseptif
menunjukkan kelainan
sistem
pengenalan wajah pada
otak
penderita sehingga penderita sama sekali tidak dapat membedakan wajah, usia, dan jenis kelamin seseorang.
[7]
Prosopagnosia asosiatif
menunjukkan adanya ketidakcocokan antara proses pengenalan wajah pada otak dan proses perekaman
informasi
pada
memori
penderita.
[7]
Walaupun mampu membedakan wajah, tetapi tidak dapat mengingat nama, pekerjaan, atau informasi lain mengenai orang tersebut.
[7]
Prosopagnosia tipe ini juga dikenal sebagai
prosopagnosia amnestic
.
[7]
Prosopagnosia developmental
yaitu prosopagnosia keturunan dengan tingkat ketidakmampuan pengenalan wajah yang berbeda dengan aperseptif dan asosiatif.
[8]
Pada kategori ini, penderita mampu membedakan wajah namun tidak mampu mengingatnya untuk waktu yang lama.
[8]
[7]
- ^
a
b
Harold P. Adams, Raman Sankar, Jose E. Cacazos. 2004.
Handbook of Cerebrovascular Diseases.
Marcel Dekker.
- ^
Face blindness not just skin deep - CNN.com
- ^
a
b
c
Neil R. Miller, Frank Burton Walsh, William Fletcher Hoyt. 2005.
Walsh and Hoyt's Clinical Neuro-Ophthalmology.
Lippincott Williams & Wilkins.
- ^
Paulev, Poul-Erik (1999 - 2000).
Textbook in Medical Physiology And Pathophysiology Essentials and clinical problems
. Copenhagen Medical Publishers.
ISBN 87-984078-0-5
.
Chapter 4. Brain Function, Locomotion And Disorders
- ^
Weis.
"Nervous System Pathways"
.
Biol 2401 A & P Lecture Notes
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2007-12-17
. Diakses tanggal
2007-12-18
.
- ^
Kenneth M. Heilman, Edward Valenstein. 2003.
Clinical Neuropsychology.
Ed. 4. Oxford University Press.
- ^
a
b
c
d
e
Gillian Cohen, Robert A. Johnston, Kim Plunket. 2000.
Exploring Cognition: Damaged Brains and Neural Networks - Readings in Cogntive Neuropsychology and Connectionist Modelling
. Psychological Press, East Sussex.
- ^
a
b
Campbell, R. & De Haan, E. 1994.
Developmental Prosopagnosia: A Function Analysis and Implications for Remeditation
. Lawrence Erlbaum Associates.