Pikiran Rakyat
adalah
surat kabar
harian yang terbit di
Bandung
, Indonesia. Peredarannya meliputi
Jawa Barat
dan
Banten
.
Pada Bulan Januari 1966, di Kota Bandung terdapat sejumlah wartawan yang kehilangan pekerjaan, akibat koran milik Bandung N.V. bernama
Pikiran Rakyat
berhenti terbit.
[1]
Koran yang pertama kali terbit pada 30 Mei 1950 ini harus berhenti karena terlambat memenuhi ketentuan yang mengharuskan setiap koran untuk berafiliasi dengan salah satu kekuatan politik atau memilih bergabung dengan koran yang ditentukan Departemen Penerangan. Atas dorongan Panglima Kodam (Pangdam) Siliwangi Ibrahim Adjie pada waktu itu, wartawan-wartawan tadi yang diwakili Sakti Alamsyah dan Atang Ruswita menerbitkan koran
Angkatan Bersenjata
edisi Jawa Barat yang berafiliasi dengan harian umum
Angkatan Bersenjata
yang terbit di
Jakarta
dengan surat izin terbit (SIT) No. 021/SK/DPHM/SIT/1966.
[2]
Nomor perdana yang terbit pada 24 Maret 1966 ini bertepatan dengan peringatan ke-20 peristiwa heroik
Bandung Lautan Api
. Namun, belum genap setahun koran ini terbit, Menteri Penerangan mencabut kembali peraturannya tentang keharusan berafiliasi. Pangdam Siliwangi pun serta merta melepas sepenuhnya ketergantungan koran ini dengan Kodam. Seiring dengan keputusan ini pulalah, terhitung 24 Maret 1967, harian
Angkatan Bersenjata
edisi Jawa Barat berganti nama menjadi harian umum
Pikiran Rakyat
, yang juga dikenal dengan singkatan
PR
hingga saat ini.
Enam tahun pertama sejak masa kelahirannya, bisa dikatakan merupakan masa-masa penuh keprihatinan. Kantor maupun peralatan cetak dan tulis bukanlah milik
Pikiran Rakyat
. Pada masa ini, oplah
Pikiran Rakyat
pun tak pernah lebih dari 200.000 eksemplar per harinya. Namun berkat kegigihan dan keuletan yang didasari jiwa idealisme para perintis saat itu,
Pikiran Rakyat
secara pasti terus mendapat tempat di hati pembacanya.
[3]
Pada 9 April 1973, bentuk badan hukumnya diubah dari yayasan menjadi perseroan terbatas dengan nama
PT. Pikiran Rakyat Bandung
. Menyusul perubahan status perusahaan,
Pikiran Rakyat
pun segera menata diri. Nilai-nilai idealisme dan etika jurnalistiknya dipadukan dengan manajemen bisnis layaknya sebuah perusahaan modern. Pada awal tahun 1974,
Pikiran Rakyat
mencatat peristiwa penting. Untuk pertama kalinya perusahaan berhasil melengkapi diri dengan percetakan offset yang dibeli dari fasilitas PMDN dan bantuan
BRI
. Mesin cetak ini mampu mencetak koran sebanyak 25.000 eksemplar per jam. Sejak tahun itu pula,
Pikiran Rakyat
terus melesat bak meteor mampu menembus dan tinggal landas menuju kepada perwujudan cita-cita yang maju dan berkembang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pikiran Rakyat
kemudian dapat merambah ke seluruh pelosok Jawa Barat dan memantapkan diri sebagai 'korannya orang Jawa Barat', sekaligus yang terbesar di provinsi ini. Padahal sebelumnya, dalam kurun waktu 1967-1973, koran-koran berskala nasional terbitan Jakarta yang mendominasi peredaran koran Jawa Barat. Antara tahun 1975-1986
Pikiran Rakyat
sempat beredar ke seluruh pelosok Nusantara, jadilah
Pikiran Rakyat
koran nasional yang terbit di daerah.
Pikiran Rakyat
sempat beredar sampai ke
Kuala Lumpur
,
Malaysia
dan
Brunei Darussalam
. Pada tahun 1986,
Pikiran Rakyat
kembali menjadi koran regional berbasis provinsi Jawa Barat, walaupun sebagian tirasnya beredar di luar Jawa Barat seperti
DKI Jakarta
,
Jawa Tengah
,
Jawa Timur
, dan beberapa provinsi lainnya.
Pada perkembangan selanjutnya, lembaga ini menjadi identik milik warga Jawa Barat. Dari aspek bisnis pun terjadi pertumbuhan yang signifikan. Dari rahimnya kemudian lahir PT Granesia, perusahaan percetakan dan penerbitan yang tak hanya mencetak
Pikiran Rakyat
, lalu secara berturut-turut
Mitra Bisnis
(semula bernama
Mitra Desa
), tabloid berbahasa Sunda
Galura
dan surat kabar
Mitra Dialog
yang berkedudukan di Cirebon. Lalu, pada tahun 1999, sejalan dengan asas otonomi daerah tingkat dua,
Pikiran Rakyat
pun menangkap peluang yang muncul. Karena itulah kemudian men-
take over
Harian Umum
Galamedia
dari PT Surya Persindo Grup sebagai koran Greater Bandung,
Pakuan
yang terbit di Bogor,
Kabar Priangan
di Tasikmalaya, dan
Fajar Banten
di Serang. Perusahaan pun kemudian menangani radio Parahyangan yang kemudian berganti nama sejak tahun 2009 hingga saat ini menjadi PRFM. PRFM mengudara di FM 107.5, menggunakan
jingle
yang sama dengan radio
CHQR
yang mengudara di frekuensi 770 AM di Calgary, Alberta, Kanada.
[4]
Jingle
yang sama juga digunakan oleh radio
Suara Surabaya
yang mengudara di FM 100 di
Kota Surabaya
.
Jingle
tersebut diproduksi oleh ReelWorld pada tahun 2007.
[5]
Harian Umum Pikiran Rakyat yang diterbitkan oleh PT. Pikiran Rakyat Bandung dengan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) No. 035/SK. MENPEN/SIUPP/A.7/1986 tanggal
11 Februari
1986 dan dicetak pada PT Granesia Bandung ini, pada hari-hari tertentu secara periodik terdapat Suplemen Gelora (olahraga), Khazanah (budaya), Geulis (kewanitaan) dan Cakrawala (iptek).
- 2011, Harian Umum Pikiran Rakyat menerima penghargaan dari Founder & President of Mark Plus Inc., Hermawan Kartajaya berupa Indonesia Most Favorite Youth Brand 2011 kategori media cetak yang diberikan Marketeers Award dari Mark Plus.
[6]
- Galamedia
, beredar di wilayah
Bandung Raya
dan sekitarnya.
- Kabar Cirebon
, beredar di wilayah
Rebana
dan sekitarnya
- Kabar Banten
, beredar di
Cianjur
,
Sukabumi
, kota
Bogor
,
Kabupaten Bogor
bagian selatan dan barat dan seluruh
Banten
(kecuali
Tangerang
dan
Tangerang Selatan
)
- Kabar Priangan
, beredar di
Sumedang
,
Garut
,
Tasikmalaya
,
Ciamis
,
Banjar
- Denpasar Update
, utamanya beredar di
Bali
, dan sekitarnya seperti
Denpasar
,
Badung
,
Surabaya
,
Semarang
,
Yogyakarta
,
Jakarta
, dan kota besar lainnya di
Indonesia
.
- Portal Kudus
, Beredar di
Kudus
,
Pati
,
Rembang
,
Jepara
,
Portal Berita Pati
- Klik Mataram
, beredar di
Nusa Tenggara Barat
- PRFM, hanya terjangkau di wilayah Bandung Raya dan sekitarnya.
- Serang News
- Trenggalekpedia
- Ragam Indonesia