Lukisan Hannibal dan tentaranya menyebrangi
Alpen
.
Perang Punik
adalah peperangan yang terjadi antara
Romawi
dengan
Kartago
antara tahun
264
hingga
146 SM
,
[1]
dan merupakan perang terbesar di dunia kuno.
[2]
Kata Punik sendiri berasar dari kata
Punici
, yang memiliki arti Bangsa
Fenisia
dalam
bahasa Latin
.
Perang ini terjadi akibat adanya keinginan Republik Romawi untuk memperluas daerah kekuasaannya. Niat ini awalnya berlangsung tanpa
hambatan
yang berarti (hambatan disini berarti
perlawanan dari penduduk asli
) hingga akhirnya Republik Romawi berhadapan dengan Kerajaan Kartago. Pertempuran berlangsung dengan korban mencapai ratusan ribu prajurit. Sebelum serangan Republik Romawi pada
Perang Punik I
, Kekaisaran Kartago adalah penguasa daerah
Mediterania
dengan maritimnya yang kuat. Hingga akhirnya pada
Perang Punik III
, Republik Romawi berhasil menghancurkan Kartago dan menghancurkan
ibu kotanya
, sehingga menjadikan Republik Romawi sebagai penguasa terkuat di Mediterania bagian barat.
Peperangan ini merupakan titik balik yang berarti bahwa peradaban
Mediterania
kuno akan menjadi dunia modern melalui Eropa, bukan melalui Afrika. Kemenangan Romawi terhadap Kartago dalam peperangan ini memberikan Romawi status unggul hingga pembagian Romawi menjadi
Romawi Barat
dan
Timur
oleh
Diocletian
tahun 286 M.
Pada tahun
264 SM
,
Kartago
adalah kota pelabuhan besar yang terletak di pantai
Tunisia
modern. Didirikan oleh bangsa Fenisia pada pertengahan abad ke-9 SM, Kartago merupakan
negara-kota
yang kuat. Di
Mediterania
Barat, hanya Republik Romawi yang dapat menyaingi kekuasaan, kekayaan dan populasi Kartago. Sementara angkatan laut Kartago merupakan yang terbesar di dunia kuno pada saat itu, Kartago tidak memiliki angkatan bersenjata yang besar dan permanen, tetapi bergantung pada
tentara bayaran
, menyewanya untuk peperangan.
[3]
Namun, kebanyakan perwira yang mengkomandokan tentara adalah penduduk Kartago. Kartago terkenal akan kemampuan mereka sebagai pelaut, dan tidak seperti angkatan bersenjata mereka, banyak bangsa Kartago dari kelas bawah bekerja di angkatan laut, yang menyediakan karier dan pendapatan yang cukup.
Pada tahun 264 SM,
Republik Romawi
telah menguasai
semenanjung Italia
di sebelah selatan
sungai Po
. Tidak seperti Kartago, Romawi memiliki angkatan bersenjata besar yang sebagian besar terdiri dari penduduk Romawi. Penduduk kelas bawah atau
plebeius
biasanya menjadi serdadu di
legiun
Romawi, sementara penduduk kelas atas atau
patricius
menjadi perwira. Di sisi lain, pada awal Perang Punik Pertama, Republik Romawi tidak memiliki angkatan laut dan menjadi kelemahan mereka, hingga mereka mulai membentuk angkatan laut mereka sendiri selama perang.
Pada
Perang Punik I
(
264 SM
-
241 SM
) pertempuran bukan hanya terjadi di daratan (
Sisilia
dan
Afrika
), tetapi juga di laut Mediterania. Beberapa perang laut yang besar juga terjadi. Perang ini berlangsung dengan sengit hingga akhirnya Republik Romawi menang dan menaklukan
Sisilia
setelah mengalahkan Kartago dalam
Pertempuran Kepulauan Aegates
yang mengakhiri perang ini. Akibat kekalahannya, selain harus menandatangani perjanjian yang merugikan dengan Romawi, Kartago juga mengalami guncangan
politik
maupun
militer
, sehingga Romawi akhirnya dengan mudah merebut
Sardinia
dan
Korsika
dari Kartago, ketika Kartago terjerumus ke dalam
perang tentara bayaran
.
Pada
Perang Punik II
(218 SM - 202 SM), pasukan Kartago yang dipimpin oleh
Hannibal
menyeberangi Laut Mediterania, menyusuri
Semenanjung Iberia
-dimana dia berhasil menaklukkannya untuk meluaskan kekuasaan Kartago di Iberia. Kemudian, Hannibal melewati daerah
Galia
, dimana dia berhasil mendapatkan banyak pasukan bayaran. Hannibal dan pasukannya lalu bergerak menuju
Pegunungan Alpen
untuk menyerang Roma dari utara, sebagai upaya untuk menghindari hadangan Republik Romawi jika melewati daerah pesisir. Hannibal berhasil memenangkan sejumlah pertempuran dahsyat di daratan Italia, seperti
Pertempuran Trebia
,
Pertempuran Danau Trasimene
dan
Pertempuran Cannae
. Tiga pertempuran ini menjadi kejeniusan Hannibal dalam menghadapi pasukan Romawi yang jumlanya lebih banyak. Meski Hannibal berhasil mengalahkan Romawi di daratan Italia, serta beberapa aliansi Republik Romawi terutama daerah Italia bagian selatan menjadi berpihak kepada Hannibal, tetapi itu tidak cukup untuk menaklukkan
Roma
, selain pasukan Hannibal dirasakan kurang cukup untuk menaklukkan Roma, juga karena Republik Romawi masih didukung oleh sebagian besar aliansi-aliansinya.
Republik Romawi yang berhasil bangkit, balik menyerang daerah yang dikuasai Kerajaan Kartago, yaitu
Hispania
dan
Sisila
. Republik Romawi juga mulai menyerang daerah
Yunani
-aliansi Kerajaan Kartago. Penyerbuan ke Hispania dipimpin oleh
Scipio Africanus
. Scipio berhasil menaklukan Hispania untuk Republik Romawi setelah melalui banyak perang, diantaranya
Pertempuran Ilipa
. Setelah Hispania, Romawi mulai menuju benua
Afrika
. Hannibal yang masih di Italia ditarik kembali oleh Kerajaan Kartago untuk melindungi dari serangan Romawi. Pasukan Romawi yang dipimpin oleh Scipio, dengan bantuan dari
Numidia
yang dipimpin oleh
Masinissa
dan pasukan Kartago yang dipimpin oleh Hannibal akhirnya berperang dalam
sebuah pertempuran di Zama
. Pasukan Kartago mengalami kekalahan telak dalam pertempuran ini. Kekaisaran Kartago kembali harus menandatangani perjanjian yang kali ini membuat Kerajaan Kartago menjadi benar-benar melemah. Hal ini dibuktikan dengan menghilangnya wilayah kekuasaan Kartago, sehingga hanya menyisakan kota
Kartago
. Isi perjanjian yang lain adalah tidak boleh melakukan peperangan dengan siapa saja dengan alasan apapun dan harus membayar upeti ke Republik Romawi sampai 50 tahun mendatang.
Pada
Perang Punik III
diwarnai dengan
penyerangan Kekaisaran Roma langsung ke jantung Kekaisaran Kartago, Kota Kartago
, pada tahun 149 SM - 146 SM. Dilatar belakangi oleh seringnya bangsa Numidia melakukan penjarahan di daerah Kartago, Kartago mulai melawan, yang berarti adalah perang. Republik Romawi yang mengetahui Kartago melanggar janji, memutuskan untuk menyerang Kartago. Selama hampir tiga tahun, Republik Romawi menghadapi perlawanan hebat dari Kartago. Namun, Republik Romawi pada akhirnya menang berhasil menghancurkan Kota Kartago, sekaligus menandai runtuhnya Kekaisaran Kartago. Para penduduk kota Kartago, hampir semuanya dijual sebagai budak.
Pada selang waktu antara akhir Perang Punik II dengan awal Punik III, Republik Romawi berusaha memperluas wilayah menuju daerah
peradaban Helenistik
, yaitu dengan
Kerajaan Seleukus
,
Makedonia
, serta wilayah
Illyria
.
|
---|
Perang-Perang
Republik Romawi
|
- Perang-Perang Romawi-Etruski
- Perang-Perang Romawi-Aequi
- Perang-Perang Romawi-Latini
- Perang-Perang Romawi-Hernici
- Perang-Perang Romawi-Volsci
- Perang-Perang Samni
- Perang Piros
- Perang-Perang Punik
(
Ke-1
,
Ke-2
,
Ke-3
)
- Perang-Perang Iliria
(
Ke-1
,
Ke-2
,
Ke-3
)
- Perang-Perang Makedonia
(
Ke-1
,
Ke-2
,
Ke-3
,
Ke-4
)
- Perang Romawi-Seleukos
- Perang Aitolia
- Perang Galatia
- Perang Penaklukan Hispania
(
Perang-Perang Keltiberia
,
Perang Lusitania
,
Perang Numantia
,
Perang Sertorius
,
Perang Kantabria
)
- Perang Akhaia
- Perang Yugarten
- Perang Kimbri
- Perang-Perang Budak
(
Ke-1
,
Ke-2
,
Ke-3
)
- Perang Sociale
- Perang-Perang Saudara Sulla
(
Ke-1
,
Ke-2
)
- Perang-Perang Mirdat
(
Ke-1
,
Ke-2
,
Ke-3
)
- Perang-Perang Galia
- Invasi Britania
- Perang Saudara Caesar
- Perang-Perang Akhir Zaman Republik
(
Pasca-Caesar
,
Liberatores
,
Sisilia
,
Perusia
,
Terakhir
)
|
---|
Perang-Perang
Kekaisaran Romawi
| |
---|
|