Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penutupan Spanyol 2020
|
---|
Tanggal
| Mulai 15 Maret 2020
|
---|
Lokasi
| Spanyol
|
---|
Sebab
| Pandemik COVID-19
|
---|
Tujuan
| Membatasi wabah
penyakit koronavirus 2019
|
---|
Metode
| Pembatasan perjalanan dan pergerakan, larangan acara publik, penutupan komersial dan ritel, penutupan sekolah dan universitas hingga 30 Maret, serta pembatasan lainnya
|
---|
Hasil
| 47 juta penduduk Spanyol di seluruh provinsi dikarantina
|
---|
Sebagai reaksi atas meningkatnya jumlah kasus
COVID-19
, pemerintah Spanyol menyatakan
darurat
dan kemudian mengumumkan pemberlakuan karantina secara nasional mulai tanggal 15 Maret 2020
[1]
sebagai salah satu dari beberapa langkah darurat untuk memerangi
wabah koronavirus
di negara tersebut.
[1]
[2]
Semua penduduk diperintahkan untuk tetap di tempat tinggal rumahnya kecuali untuk membeli makanan dan obat-obatan, bekerja atau keluar dengan alasan keadaan darurat.
[3]
[4]
Pembatasan tersebut mengharuskan penutupan sementara toko-toko dan bisnis yang tidak penting termasuk bar, restoran, kafe, bioskop, bisnis komersial dan ritel.
[1]
Pengumuman ini disebabkan karena peningkatan secara signifikan dalam jumlah kasus
COVID-19
yang telah dikonfirmasi di
Spanyol
, meningkat sebesar 66% dari jumlah 3.146 kasus menjadi 5.232 kasus pada tanggal 13 Maret 2020 saja.
[5]
"Keputusan luar biasa", menurut
Perdana Menteri
Pedro Sanchez
, dibutuhkan karena Spanyol berurusan dengan "krisis kesehatan, sosial dan ekonomi".
[1]
|
---|
|
|
Institusi
|
---|
Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit
| |
---|
Rumah sakit
| |
---|
Organisasi
| |
---|
|
|
|
|
Tokoh
|
---|
Ahli kesehatan/
pelapor pelanggaran
| |
---|
Peneliti
| |
---|
Pejabat
| WHO
| |
---|
Indonesia
| |
---|
Negara lain
| |
---|
|
---|
Lainnya
| |
---|
Kematian
| |
---|
|
|
|