Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Narasi
,
penceritaan
, atau
pengisahan
[1]
adalah suatu bentuk
wacana
yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan
waktu
.
[2]
Narasi berhubungan dengan
usaha
untuk memberi tahu sesuatu atau peristiwa. Maka dari itu, narasi berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi sehingga pembaca bisa larut dan merasakan berada pada keadaan tersebut.
[3]
Akan tetapi, dalam cerita, narasi berkaitan dengan struktur atau
anatomi
cerita dan tokoh yang ada di dalam cerita. Dalam suatu kesatuan bahwa narasi mengandung unsur cerita dan wacana.
[2]
Istilah "narasi" berasal dari
kata
Latin
narre
, yang artinya memberi tahu. Orang yang bernarasi disebut
narator
,
pencerita
, atau
pengisah
.
- Narasi ekspositoris memiliki tujuan menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui kisah yang disajikan dalam
teks
. Sasaran utamanya adalah perluasan pengetahuan pembaca setelah membaca kisah tersebut (
rasio
). Narasi ekpositoris bersifat generalisasi dan biasanya menyampaikan proses umum yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan berulang-ulang. Dengan melaksanakan secara berulang-ulang, seseorang dapat menguasai dan mahir mengoperasionalkan hal tersebut. Misalnya, ada wacana naratif yang menceritakan bagaimana membuat
roti
, tata cara menyiapkan
nasi goreng
dan bagaimana membangun
kapal
dengan mempergunakan bahan
fero semen
. Semua narasi yang dicontohkan adalah narasi yang sifatnya generalisasi.
[4]
Narasi ekspositori dibagi dua.
- Narasi ekspositoris umum merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi (fakta) dan bisa dialami oleh siapa saja. Contohnya adalah narasi tentang pengalaman
sekolah
dan pengalaman
pariwisata
.
- Narasi ekspositoris khusus merupakan pengalaman unik dan menarik yang hanya dialami oleh seseorang saja, tidak dapat diulang kembali dan tidak semua orang pernah mengalami peristiwa tersebut. Contohnya adalah pengalaman pergi ke luar negara dan pengalaman naik
pesawat
terbang.
[5]
- Narasi sugestif berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkai dalam suatu peristiwa. Seluruh rangkaian kejadian berlangsung dalam kesatuan waktu. Tetapi sasaran utamanya adalah berusaha memberikan
makna
dari suatu kejadian dan menjadikannya sebagai suatu
pengalaman
berharga. Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan, sehingga merangsang daya khayal (imajinasi) para pembaca. Pembaca mengasumsikan makna baru yang sudah dipahami di luar makna tersurat secara eksplisit.
[4]
- Narasi informatif adalah narasi yang bertujuan untuk menyampaikan
informasi
yang tepat dan akurat tentang peristiwa untuk memperluas
pengetahuan
seseorang.
- Narasi artistik adalah narasi dengan upaya memberikan penjelasan tentang maksud tertentu, menyampaikan
amanat
terselubung kepada para pembaca. Ketentuan ini berkaitan dengan
fakta
yang ada, penggunaan
bahasa
yang logis dan bersifat
objektif
.
[6]
- Orientasi: berisi pengenalan tokoh dan latar terjadinya peristiwa.
- Komplikasi: berisi kejadian penting yang menyebabkan awal terjadinya konflik.
- Resolusi: berisi puncak konflik hingga penyelesaiannya.
- Reorientasi: bagian penutup, bersifat opsional. Biasanya berisi pesan moral yang ingin disampaikan penulis.
[7]
- Menonjolkan unsur perbuatan atau suatu tindakan.
- Dirangkai berdasarkan urutan waktu (kronologis).
- Berusaha menjawab sebuah pertanyaan
apa yang sedang terjadi?
.
- Terdapat pertentangan atau
konflik
agar narasi lebih menarik.
- Berbentuk cerita tentang peristiwa atau pengalaman dari penulis.
- Peristiwa yang disampaikan benar-benar terjadi (
fakta
), dapat berupa khayalan (imajinasi) atau gabungan dari keduanya.
- Memiliki nilai
estetika
yang terkandung dalam cerita.
- Menekankan susunan secara kronologis.
[6]
- ^
"Arti kata kisahan"
. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud.
KBBI Daring
. Diakses tanggal
15 April
2022
.
- ^
a
b
Jonch, A. Christian (2020-10-20).
Seni Narasi Biblika
. Jakarta: PT Rivita Oppustaka Translitera. hlm. 7.
ISBN
978-623-91186-5-5
.
- ^
Keraf, Gorys (2009).
Diksi dan Gaya Bahasa
. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 20.
ISBN
978-979-22-2657-7
.
- ^
a
b
Isroyati (September 2016).
"Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi dengan Penggunaan Metode Field Trip pada Siswa Kelas IX di SMP Dwiguna Depok"
.
Deiksis
.
8
(3): 269.
ISSN
2502-227X
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2021-04-17
. Diakses tanggal
2020-12-25
.
- ^
Malladewi, Merrina Andy, Wahyu Sukartiningsih (2013).
"Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris melalui Jurnal Pribadi Siswa Kelas IV di SD Negeri Balasklumprik I/434 Surabaya"
.
JPGSD UNESA
.
1
(2): 3.
ISSN
2252-3405
.
- ^
a
b
Munirah (2015-12-14).
Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf
. Jakarta: Deepublish. hlm. 112.
ISBN
978-623-209-376-8
.
- ^
"Teks Narasi: Pengertian, Tujuan, Ciri-Ciri, Struktur, dan Contoh"
.
Xerpihan
. Diakses tanggal
2021-09-22
.