Kabupaten Malaka
|
---|
|
Kain Rajut Khas Malaka
|
Lambang
|
Motto:
Neon ida, hader itan rai, diak no kmanek
(Tetun dialek Belu-Malaka)
Satu pikiran demi membangun tanah kita menjadi elok dan sejahtera
|
Peta
|
Peta
Tampilkan peta Kepulauan Sunda Kecil
Kabupaten Malaka (Indonesia)
Tampilkan peta Indonesia
|
Koordinat:
9°34′02″S
124°54′27″E
/
9.5672°S 124.9075°E
/
-9.5672; 124.9075
|
Negara
|
Indonesia
|
---|
Provinsi
| Nusa Tenggara Timur
|
---|
Dasar hukum
| UU No.3 tahun 2013
|
---|
Ibu kota
| Betun
|
---|
Jumlah satuan pemerintahan
|
- Kecamatan: 12
- Kelurahan: 127
|
---|
|
?
Bupati
| Simon Nahak
|
---|
?
Wakil Bupati
| Louise Lucky Taolin
|
---|
? Sekretaris Daerah
| Ferdinand Un Muti
|
---|
|
? Total
| 1.160,63 km
2
(448,12 sq mi)
|
---|
|
? Total
| 194.300
|
---|
? Kepadatan
| 170/km
2
(430/sq mi)
|
---|
|
?
Agama
| Kristen
98,86%
-
Katolik
89,61
-
Protestan
9,25%
Islam
0,99%
Hindu
0,15%
[1]
[2]
|
---|
?
Bahasa
| Indonesia
(resmi)
Tetun Belu
Uab Meto
atau
Dawan
dan
Bunak
atau
Marae
.
|
---|
?
IPM
| 60,42 (
2021
)
Sedang
[3]
|
---|
Zona waktu
| UTC+08:00
(
WITA
)
|
---|
Kode BPS
| 5321
|
---|
Kode area telepon
| +62 389
|
---|
Pelat kendaraan
| DH xxxx
J*
|
---|
Kode Kemendagri
| 53.21
|
---|
Situs web
| https://malakakab.go.id/
|
---|
Kabupaten Malaka
adalah sebuah wilayah
kabupaten
di
Provinsi
Nusa Tenggara Timur
,
Indonesia
.
Ibu kotanya
adalah
Betun
. Malaka merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Belu yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB). Kabupaten ini berbatasan langsung dengan negara
Timor Leste
. Jumlah penduduk Kabupaten Malaka tahun 2019 berjumlah 194.300 jiwa.
[1]
Secara geografis, Kabupaten Malaka terletak pada 9°18'7.19" - 9°47'26.68" Lintang Selatan dan 124°38'32.17" - 125°5'21.38" Bujur Timur. Luas wilayah kabupaten ini adalah 1.160,63 km². Wilayahnya berbatasan langsung dengan
Timor Leste
. Kabupaten Malaka berjarak sekira 232 Km dari
Kota Kupang
ke arah timur.
[4]
Batas-batas wilayah Kabupaten Malaka adalah sebagai berikut:
Topografi Kabupaten Malaka terdiri dari
pesisir
, dataran rendah,
lembah
dan sebagian besar merupakan
perbukitan
di bagian utara dengan ketinggian wilayahnya antara 0-800 meter di atas permukaan air laut (
Mdpl
). Titik tertingginya berada di Gunung Mandeu di
Kecamatan Malaka Timur
, perbatasan
Kabupaten Belu
. Kabupaten Malaka memiliki panjang garis
pantai
82,94 km.
Keadaan topografi Kabupaten Malaka bervariasi antara ketinggian 0 sampai dengan +806 mdpl (meter di atas permukaan air laut). Variasi ketinggian rendah (0-269 mdpl) mendominasi wilayah bagian selatan, yaitu
Kecamatan Wewiku
,
Malaka Barat
, sebagian
Malaka Tengah
dan
Kobalima
. Sementara pada bagian tengah wilayah ini terdiri dari area dengan dataran sedang (270-537 mdpl), yaitu sebagian
Kecamatan Weliman
,
Malaka Tengah
,
Kobalima
, dan
Botin Loebele
. Dataran tinggi (538-806 mdpl) di Kabupaten Malaka menempati kawasan bagian utara, yakni
Kecamatan Laenmanen
,
Io Kufeu
, sebagian
Kecamatan Sasitamean
,
Malaka Timur
, dan
Kobalima Timur
. Bentuk topografi wilayah Kabupaten Malaka merupakan daerah datar berbukit-bukit hingga pegunungan dengan sungai-sungai yang mengalir ke utara dan selatan mengikuti arah kemiringan lerengnya. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Malaka mengalir dari bagian selatan dan bermuara di
Selat Ombai
dan
Laut Timor
.
Pada umumnya kemiringan lahan wilayah Kabupaten Malaka didominasi kemiringannya antara 0?15%. Keadaan kemiringan lahan wilayah Kabupaten Malaka akan dikelompokkan menjadi 5 kelas dengan masingmasing lokasi sebagai berikut:
- Daerah dengan kemiringan lereng 0-8 %, yang merupakan dataran landai, terdapat di pesisir pantai selatan yakni
Kecamatan Wewiku
,
Malaka Barat
, sebagian besar
Kecamatan Weliman
,
Malaka Tengah
, dan
Kobalima
.
- Daerah kemiringan lereng 8-15%, merupakan daerah datar yang meliputi sebagian
Kecamatan Kobalima
,
Kobalima Timur
, kemudian sebagian
Kecamatan Malaka Timur
,
Laenmanen
,
Rinhat
,
Malaka Tengah
, dan
Botin Leobele
.
- Daerah dengan kemiringan lereng 30-45%, yaitu daerah yang bergelombang dan berbukit terdapat sedikit di
Kecamatan Malaka Timur
.
[4]
Jenis tanah di Kabupaten Malaka didominasi oleh
aluvial
,
latosol
, dan Renzina. Jenis tanah aluvial seluas 46.828,74 Ha, sebagian besar tersebar di Kecamatan Malaka Barat, Wewiku, Malaka Tengah, Kobalima, dan Kobalima Timur. Jenis tanah latosol seluas 39.194,82 Ha sebagian besar tersebar di Kecamatan Rinhat, Sasitamean, Laenmanen, Malaka Timur, dan Botin Leobele. Sementara jenis tanah renzina seluas 21.829,18 Ha sebagian besar tersebar di Kecamatan Weliman, Malaka Tengah, dan Io Kufeu. Selain ketiga jenis tanah tersebut, di Kabupaten Malaka terdapat pula jenis tanah grumosol dan mediteran, meskipun luasannya hanya sedikit. Jenis tanah Grumosol terdapat di Kecamatan Laenmanen seluas 209.82 Ha, sementara Jenis tanah Mediteran terdapat di Kecamatan Io Kufeu dan Rinhat seluas 1.690,66 Ha.
[4]
Hidrologi terdiri atas ketersediaan air hujan, ketersediaan air sungai, ketersediaan mata air, ketersediaan tampungan air. Air hujan juga biasa digunakan masyarakat Malaka apabila kekurangan air, tetapi penggunaan air hujan sekarang sudah jarang digunakan apalagi frekuensi hujan yang turun juga sangat jarang sehingga penggunaan air hujan hanya di lakukan oleh beberapa orang saja. Selain itu, penggunaan air hujan juga sering digunakan untuk menyiram tanaman dan lain-lain. Penggunaan air hujan hanya terdapat di desa-desa terpencil yang kekurangan air sedangkan untuk di kota-kota besar tidak terdapat penggunaan air hujan.
Aliran sungai yang besar biasanya mengalir sepanjang tahun, tetapi ada juga sungai yang kering pada musim kemarau. Hal ini terjadi karena fluktuasi curah hujan yang sangat kontras antarbulan dan dipengaruhi juga oleh kondisi geologi serta morfologi suatu wilayah.
Sungai-sungai di wilayah Kabupaten Malaka sudah mulai banyak digunakan untuk irigasi, tetapi beberapa di antaranya masih bersifat irigasi non-teknis. Saat ini, telah dibangun irigasi teknis (sistem irigasi Malaka) mulai dari jaringan irigasi primer, jaringan irigasi sekunder sampai jaringan irigasi tersier yang memanfaatkan air dari Bendungan Benenai (sungai Benenain di Kecamatan Malaka Barat) yang mampu mengairi daerah irigasi seluas 10.000 Ha, bahkan sampai 15.000 Ha mencakup wilayah pelayanan Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan Malaka Tengah, dan Kecamatan Kobalima.
Selain sungai, di Kabupaten Malaka juga terdapat mata air yang biasa digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, sehingga sangat penting sehingga pemanfaatan sumber mata air yang ada di Kabupaten Malaka perlu dioptimalkan.
[4]
Wilayah Kabupaten Malaka memiliki temperatur rata-rata 24-34 °C dan tingkat kelembapan nisbi sebesar ±70%. Wilayah kabupaten ini beriklim
tropis
yang bertipe
iklim tropis basah dan kering
(
Aw
) dengan dua musim, yakni
musim kemarau
dan
musim penghujan
. Musim kemarau di wilayah Kabupaten Malaka berlangsung dari bulan
Juni
?
November
dengan bulan terkering adalah
Agustus
. Musim penghujan di Kabupaten Malaka berlangsung pada periode bulan
Desember
hingga bulan
April
.
Curah hujan tahunan di wilayah ini berkisar antara 800?1600 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 80 hingga 120 hari hujan per tahun. Kondisi curah hujan di Kabupaten Malaka bervariasi antara 14?252 mm/bulan. Curah hujan yang cukup rendah (16?68 mm/bulan) mendominasi wilayah bagian timur sedangkan curah hujan yang cukup tinggi (120?172 mm/bulan) terdapat di sebagian besar wilayah utara. Kabupaten Malaka dilintasi oleh
sungai
terbesar di pulau
Timor bagian barat
yaitu
Sungai Benanain
. Di pesisirnya terdapat wilayah hutan bakau seluas ±1.830 Hektar yang dijadikan kawasan Cagar Alam Maubesi.
[5]
Data iklim
Kabupaten Malaka
, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
|
Bulan
|
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Apr
|
Mei
|
Jun
|
Jul
|
Agt
|
Sep
|
Okt
|
Nov
|
Des
|
Tahun
|
Rata-rata tertinggi °C (°F)
|
30.2
(86.4)
|
30.1
(86.2)
|
30.5
(86.9)
|
31.2
(88.2)
|
31
(88)
|
30.2
(86.4)
|
29.6
(85.3)
|
30.1
(86.2)
|
30.7
(87.3)
|
31.3
(88.3)
|
31.8
(89.2)
|
30.9
(87.6)
|
30.63
(87.17)
|
Rata-rata harian °C (°F)
|
27.4
(81.3)
|
27.6
(81.7)
|
27.1
(80.8)
|
27.3
(81.1)
|
26.9
(80.4)
|
25.9
(78.6)
|
25.1
(77.2)
|
25.4
(77.7)
|
26.4
(79.5)
|
27.9
(82.2)
|
28.2
(82.8)
|
27.8
(82)
|
26.92
(80.44)
|
Rata-rata terendah °C (°F)
|
24.5
(76.1)
|
24.1
(75.4)
|
23.6
(74.5)
|
23.3
(73.9)
|
22.6
(72.7)
|
21.7
(71.1)
|
20.5
(68.9)
|
20.7
(69.3)
|
22.3
(72.1)
|
23.7
(74.7)
|
24.6
(76.3)
|
24.9
(76.8)
|
23.04
(73.48)
|
Curah hujan mm (inci)
|
373
(14.69)
|
319
(12.56)
|
260
(10.24)
|
125
(4.92)
|
66
(2.6)
|
33
(1.3)
|
19
(0.75)
|
13
(0.51)
|
19
(0.75)
|
45
(1.77)
|
121
(4.76)
|
301
(11.85)
|
1.694
(66,7)
|
Rata-rata hari hujan
|
20
|
18
|
16
|
11
|
6
|
3
|
1
|
1
|
1
|
4
|
10
|
17
|
108
|
%
kelembapan
|
79
|
77
|
76
|
73
|
71
|
69
|
67
|
64
|
63
|
65
|
68
|
75
|
70.6
|
Rata-rata sinar matahari bulanan
|
184
|
196
|
203
|
262
|
274
|
299
|
304
|
305
|
307
|
281
|
239
|
220
|
3.074
|
Sumber #1: Climate-Data.org
[6]
& BMKG
[7]
|
Sumber #2: Weatherbase
[8]
|
No.
|
Potret
|
Nama
|
Mulai Menjabat
|
Selesai Menjabat
|
Prd.
|
Wakil Bupati
|
Ket.
|
sehubungan dengan belum berlangsungnya pemilihan bupati, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Prov. NTT, Herman Nai Ulu diangkat menjadi Penjabat Bupati
(23 April 2013?23 April 2015)
|
sehubungan dengan belum berlangsungnya pemilihan bupati, Sekretaris Daerah Kab. Malaka, Donatus Bere diangkat menjadi Penjabat Bupati
(23 April 2015?16 Februari 2016)
|
1
|
|
|
dr.
Stefanus Bria Seran
,
M.P.H.
(
l.
1952)
|
17 Februari 2016
|
17 Februari 2021
|
I
|
Drs.
Daniel Asa
(sampai 2017)
[9]
|
|
Lowong
(sejak 2017)
|
selama masa peralihan ini, Sekretaris Daerah Kab. Malaka, Donatus Bere diangkat menjadi Pelaksana Harian Bupati
(17 Februari 2021?26 Maret 2021)
|
selama masa peralihan ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi NTT, Viktorius Manek, ditunjuk menjadi Penjabat Bupati
(26 Maret 2021?26 April 2021)
|
2
|
|
|
Dr.
Simon Nahak
(
l.
1964)
|
26 April 2021
|
petahana
|
II
|
Louise Lucky Taolin
,
S.Sos.
|
[10]
|
Berikut ini adalah komposisi anggota
DPRD
Kabupaten Malaka dalam dua periode terakhir.
[11]
[12]
Kabupaten Malaka terdiri dari 12
Kecamatan
dan 127
Desa
. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 190.561 jiwa dengan luas wilayah 1.160,63 km² dan sebaran penduduk 164 jiwa/km².
[13]
[14]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Malaka, adalah sebagai berikut:
- Sedikitnya ada 8 pantai yang ditetapkan oleh pemerintah
kabupaten
Malaka sebagai destinasi wisata unggulan yaitu Pantai Motadikin, Wemasa, Lo'odik, Raihenek, Taberek, Pantai Komu, Kletek dan Pantai Abudenok.
[15]
selain itu juga terdapat wisata alam lainnnya seperti Danau Mantasi, Danau Nanebot, Gua Maria, Gua Kelelawar, Mata Air Weliman, Mata Air Wematan Maromak Oan Laran, Bendung
Sungai Benanain
, serta penangkaran
rusa
.
- Banyak ragam upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Kabupaten Malaka yang sebagian besar berasal dari
Suku Tetun
. Salah satunya adalah
Hamis Batar no Hatama Mamaik
yang merupakan upacara adat sebagai tanda syukur dimulainya musim panen
jagung
. Selain itu rumah serta perkampungan
adat
khas juga masih bisa dapat dijumpai, diantaranya perkampungan adat Tuaninu Taisuni, Wekumu dan rumah adat Loro Dirma di
Kecamatan Malaka Timur
, serta perkampungan adar Kamanasa di
Kecamatan Malaka Tengah
.
Merupakan sebuah
cagar alam
hutan
bakau
yang berada di pesisir
Kecamatan Kobalima
hingga
Kecamatan Malaka Tengah
. Kawasan seluas sekitar 1.830 hektar ini memiliki ragam
flora
dan
fauna
teruma khas pesisir dan lahan basah. Selain tanaman
bakau
juga terdapat tanaman teruntun, api-api, paku laut, kesambi dan lainnya. Faunanya antara lain
Kuntul
,
Monyet kra
,
Ayam hutan
,
Elang
laut, berbagai jenis
penyu
hingga
Buaya muara
.
[16]
Mayoritas penduduk Kabupaten Malaka menganut agama
Kristen
dengan persentase hampir 98% yang detailnya adalah penganut agama
Katolik
dengan angka lebih dari 85%, kemudian disusul dengan pelbagai denominasi gereja
Protestan
sebesar 9%. Lalu disusul oleh agama
Islam
sebesar 0.99% dan agama
Hindu
sebesar 0.15%.
Pada tanggal 9 Januari 2018 Presiden
Joko Widodo
meresmikan proyek infrastruktur
Bendungan Raknamo
yang berada di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto,
Kabupaten Kupang
, serta dua
Pos Lintas Batas Negara
(PLBN), yaitu
PLBN Wini
di
Kabupaten Timor Tengah Utara
dan
PLBN Motamasin
di Kabupaten Malaka.
[17]