Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loitering munition
(juga terkenal dengan sebutan
pesawat nirawak bunuh diri
,
[1]
[2]
[3]
atau
pesawat nirawak kamikaze
[4]
[5]
) adalah sistem persenjataan yang memiliki kemampuan untuk melakukan
loiter,
atau "berkeliaran" dan berputar-putar di sekitar area sasaran dalam jangka waktu tertentu untuk mencari dan mengidentifikasi target sebelum menyerang. Senjata ini biasa digunakan untuk menyerang target yang memerlukan respon dengan cepat begitu terdeteksi, karena dapat kabur dan menghilang kembali dengan cepat (
time-sensitive target
). Waktu
loiter
juga dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi dan melacak target sebelum menyerang, sehingga pengguna dapat membedakan antara kombatan dan nonkombatan.
Senjata berkeliaran pertama kali dibuat pada tahun 1980 an untuk penggunaan
Suppression of Enemy Air Defenses
(SEAD) yang berperan untuk melawan
surface-to-air missiles
(SAMs), dan mulai dikembangkan untuk kepentingan militer pada tahun 1990an. Dimulai tahun 200an, senjata ini kemudian mulai dirancang untuk kepentingan tempur lainnya, meluas dari serangan jarak jauh dan dukungan tembakan taktis hingga kebutuhan serangan jarak dekat yang dapat muat di dalam ransel. Senjata ini setidaknya telah digunakan di 14 negara, dengan berbagai tipe pada tahun 2017. Kemampuan senjata ini yang terus dikembangkan menimbulkan kekhawatiran banyak orang khususnya para pegiat hukum kemanusiaan terkait etika dan risiko penggunaannya sebagai senjata otonom, beberapa kalangan juga turut mendorong untuk menghentikan penggunaan senjata ini
[6]
Loitering munition pertama kali mulai dikembangkan di era 1980an setelah
Amerika Serikat
mendapat pelajaran dari SEAD di
Perang Vietnam
, saat itu
time-sensitive target
yang dihadapi adalah instalasi radar untuk baterai SAM sepertu SA-2 dan SA-3. Operator radar
Vietnam Utara
kerap mematikan radar mereka untuk menghindari senjata-senjata anti radiasi seperti
AGM-45 Shrike
dan hanya menyalakannya untuk memandu misil. Adanya sistem-sistem SAM Mobile seperti
SA-6
serta sistem yang menekankan emisi radar membuat baterai SAM akan menjadi sasaran sulit yang hanya akan terlihat dalam jeda waktu yang singkat.
Untuk mengatasi hal ini, Amerika Serikat kemudian mengembangkan
AGM-136 Tacit Rainbow
yang merupakan misil anti-radiasi yang memiliki kemampuan
loiter
agar mampu terbang ke medan tempur mendahului pesawat-pesawat, berpatroli secara terprogram mengitari area tertentu, menunggu ada radar lawan yang menyala dan kemudian menyerang radar lawan bila ada yang terdeteksi. Proyek ini dimulai tahun 1982 sebagai program DoD, namun kemudian menjadi program
USN/USAF
pada tahun 1984. Tacit Rainbow pertama kali diluncurkan di udara pada tanggal 30 Juli 1984. Meski sudah masuk tahap uji coba, Tacit Rainbow akhirnya dibatalkan pada 1991 sebelum mencapai tahap produksi.
[7]
Tacit Rainbow kemudian memicu pengembangan senjata
loitering munition
lainnya pada tahun 1990an seperti Delilah dan
IAI Harpy
. Seiring perkembangan zaman,
loitering munition
mulai banyak beredar dengan karakteristik dan peran yang bermacam-macam. Tak hanya yang dioptimalkan untuk SEAD seperti Harpy dan Harop, ada juga
loitering munition
seperti Switchblade yang berukuran kecil dan dapat digunakan untuk dukungan taktis pasukan setingkat peleton.
[8]
Tak hanya diperasikan secara
man-in-the-loop,
beberapa
loitering munition
seperti Harop memiliki kemampuan untuk menjalankan misi secara otomatis tanpa campur tangan manusia.
- ^
"US army may soon use Israeli-designed 'suicide drones
'
"
.
The Jerusalem Post | JPost.com
. Diakses tanggal
2020-03-06
.
- ^
"China Unveils a Harpy-Type Loitering Munition | Israel Defense"
.
www.israeldefense.co.il
(dalam bahasa Inggris)
. Diakses tanggal
2020-03-06
.
- ^
Rogoway, Tyler.
"Meet Israel's "Suicide Squad" of Self Sacrificing Drones"
.
The Drive
. Diakses tanggal
2020-03-06
.
- ^
Rutherford, Mark.
"Kamikaze drone loiters above, waits for target"
.
CNET
(dalam bahasa Inggris)
. Diakses tanggal
2020-03-06
.
- ^
Peck, Michael (2017-08-08).
"
'
Kamikaze drones' add a new layer of lethality to remote forces"
.
C4ISRNET
(dalam bahasa Inggris)
. Diakses tanggal
2020-03-06
.
- ^
Garcia, Denise. "Killer robots: Why the US should lead the ban." Global Policy 6.1 (2015): 57?63.
- ^
"Fact Sheets : Northrop AGM-136A Tacit Rainbow : Northrop AGM-136A Tacit Rainbow"
.
web.archive.org
. 2007-11-15. Archived from the original on 2007-11-15
. Diakses tanggal
2020-03-06
.
- ^
"AeroVironment producing Switchblade missiles for Army"
.
UPI
(dalam bahasa Inggris)
. Diakses tanggal
2020-03-06
.