Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Peningkatan konsentrasi CO
2
di Mauna Loa pada tahun 1958?2020
Kurva Keeling
adalah
diagram
yang menunjukkan perubahan
karbon dioksida
(CO
2
) secara musiman dan tahunan pada
atmosfer Bumi
, berdasarkan penelitian lanjutan yang dilakukan di
Observatorium Mauna Loa
di
Hawaii
. Grafik ini ditemukan oleh ilmuwan iklim asal Amerika,
Charles David Keeling
.
Charles David Keeling
adalah orang pertama dari
Scripps Institution of Oceanography
di UC San Diego yang memulai penelitian tingkat konsentrasi CO
2
di atmosfer. Keeling mulai melakukan penelitian CO
2
pada bulan Maret 1958 di gunung Mauna Loa di Hawaii. Ia memilih tempat tersebut untuk mengambil sampel udara karena Ia mencari tempat yang jauh dari sumber CO
2
seperti kota. Ia mengambil sampel setiap hari dan menghitung konsentrasi menggunakan instrumen yang mengubah absorbansi inframerah pada setiap sampel menjadi konsentrasi CO
2
dalam bagian per juta menurut volume (ppmv), ditempatkan di setiap lokasi, dan nilainya dipetakan.
[1]
Kurva Keeling menunjukkan perubahan
konsentrasi
CO
2
secara musiman serta tahunan. Secara musiman, kurva ini berada pada titik tertinggi pada bulan Mei dan akan berada di titik terendah di bulan Oktober. Hal ini ditunjukkan pada hasil penelitian awal pada tanggal 24 Mei 1958 sebesar 318
ppm
(
parts per million
) yang artinya setiap satu juta molekul udara terdapat 318 molekul karbon dioksida. Lalu penelitian pada tanggal 8 November 1958 menghasilkan data CO
2
sebesar 313 ppm. Stasiun jaringan menemukan pola peningkatan CO
2
. Karbon dioksida akan terbentuk setelah mati/rusaknya tanaman di
musim dingin
, dan CO
2
akan berkurang saat tanaman telah tumbuh kembali.
Secara agregat, kurva Keeling mengalami slope positif, yang berarti terjadi peningkatan konsentrasi CO
2
pada atmosfer selama bertahun-tahun. Peningkatan tersebut berawal dari
Revolusi Industri
pada tahun 1750, lalu ditambah pembakaran
bahan bakar fosil
, telah meningkatkan jumlah karbon dioksida (CO
2
) secara drastis di atmosfer.
[2]
Pada tahun 1958 rata-rata konsentrasi karbon dioksida sebesar 318 ppm, lalu meningkat menjadi 402 ppm pada tahun 2014. Pada tanggal 1 Januari 2018 rata-rata konsentrasi karbon dioksida di
Observatorium Mauna Loa
sebesar 407,05 ppm, lalu melonjak pada tanggal 1 Januari 2019 sebesar 409,92 ppm.
[3]
Hal ini berarti terjadi rata-rata peningkatan konsentrasi sekitar 2 ppm per tahun.
Peningkatan CO
2
Terhadap Perubahan Iklim
[
sunting
|
sunting sumber
]
Peningkatan
CO
2
pada atmosfer bumi
dapat menyebabkan
pemanasan global
. Pada kurva Keeling, penyumbang CO
2
terbesar berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan lebih dari enam
miliar
ton metrik
gas karbon dioksida setiap tahun.
[4]
Selain itu, pembakaran bahan bakar fosil juga menghasilkan gas lain seperti
metana (CH
4
)
dan
nitrogen oksida (NO
x
)
sehingga menimbulkan
efek rumah kaca
. Efek inilah yang menyebabkan pemanasan global sehingga terjadi perubahan iklim.