Konsonan rongga-gigi
adalah konsonan yang
diartikulasikan
dengan lidah menyentuh atau mendekati bagian atas
rongga gigi
, dinamai seperti itu dikarenakan rongga-gigi mengandung alveoli gigi. Konsonan rongga-gigi dapat diartikulasikan dengan ujung lidah (disebut sebagai
konsonan apikal
), seperti dalam bahasa inggris, maupun dengan bagian bawah ujung lidah (bagian "bilah" lidah; disebut sebagai
konsonan laminal
), seperti dalam bahasa prancis dan spanyol.
Alfabet Fonetik Internasional
(IPA) tidak memiliki simbol terpisah untuk konsonan rongga-gigi. Namun, menggunakan simbol yang sama yang digunakan oleh semua jenis
konsonan koronal
yang tidak
dilangit-langitkan
(misalnya pada konsonan
konsonan palato-alveolar
atau
konsonan tarik-belakang
). Untuk membedakan pengucapan konsonan-konsonan koronal, diakritik berbentuk
jembatan
(misalnya
[s?,
t?,
n?,
l?]
) digunakan untuk
konsonan gigi
, serta dengan diakritik berbentuk
garis bawah
(misalnya
[s?,
t?,
n?,
l?]
) digunakan untuk
konsonan pasca rongga-gigi
. Konsonan
[s?]
(sibilan) berbeda dengan konsonan
[θ]
(non sibilan). Konsonan
[s?]
(pasca rongga-gigi) berbeda dengan konsonan
[?]
(palato-alveolar).
Huruf Latin biasa (misalnya
[s,
t,
n,
l]
) bukanlah simbol yang umum digunakan untuk merepresentasikan konsonan rongga-gigi. Karena jarang ada bahasa yang membedakan pengucapan konsonan rongga-gigi dengan pengucapan konsonan koronal lainnya, dan bisa jadi konsonan yang diucapkan pada rongga-gigi merupakan alofon dari konsonan koronal lainnya. Jika perlu memperjelas pengucapan konsonan rongga-gigi, maka sebuah diakritik dari
Ekstensi Alfabet Fonetik Internasional
akan digunakan: (misalnya
[s?,
t?,
n?,
l?]
), walaupun kadang-kadang diakritik tersebut menandakan pengucapan yang sangat ditarik ke belakang.
[1]
Meskipun begitu, huruf Latin biasa (
⟨
s, t, n, l
⟩
sering disebut sebagai simbol 'rongga-gigi', dan contoh yang diberikan pada tabel dibawah menggunakan konsonan rongga-gigi.
(Diakritik Ekstensi IPA digunakan untuk
patologi pengucapan
dan sering digunakan untuk menandakan bahwa konsonan tersebut diucapkan dengan "alveolarisasi", seperti pada bunyi konsonan labiovelar
[p?,
b?,
m?,
f?,
v?]
, yang dimana bibir bagian bawah menyentuh rongga-gigi.)
Konsonan rongga-gigi yang ditranskripsikan dalam IPA adalah:
Bahasa yang memiliki sedikit konsonan rongga-gigi
[
sunting
|
sunting sumber
]
Konsonan rongga-gigi maupun gigi (yaitu
[t]
dan
[n]
) serta dengn
[k]
adalah konsonan yang umum ditemui dalam bahasa manusia.
[4]
Namun, ada beberapa bahasa yang memiliki sangat sedikit konsonan rongga-gigi. Beberapa bahasa di
pulau Bougainville
dan sekitaran
Puget Sound
, misalnya
Bahasa Makah
, tidak memimiliki konsonan
[n]
, namun memiliki konsonan
[t]
. Bahasa sehari-hari
Bahasa Samoa
tidak memiliki konsonan
[t]
dan
[n]
, namun memiliki konsonan
/l/
. (kata-kata bahasa Samoa yang mengandung huruf
t
dan
n
diucapkan sebagai
[k]
dan
[ŋ]
pada percakapan sehari-hari). Dalam
Bahasa Hawaii
standar, konsonan
[t]
adalah alofon dari konsonan
/k/
akan tetapi bahasa Hawaii memiliki konsonan
/l/
dan
/n/
yang terjadi secara fonemik.
Konsonan labiovelar (bibir rongga-gigi) adalah konsonan yang dihasilkan dengan bibir menyentuh rongga-gigi. Konsonan ini terjadi pada seseorang yang memiliki gangguan bicara. Diakritik
Ekstensi IPA
untuk konsonan tersebut adalah dengan menempatkan diakritik rongga-gigi ke konsonan bibir:
⟨
m? p? b? f? v?
⟩
.
- ^
E.g. in Laver (1994)
Principles of Phonetics
, p. 559?560
- ^
Chen, Qiguang [?其光]. 2001. "A Brief Introduction of Bana Language [巴那???]". Minzu Yuwen.
- ^
Ian Maddieson and Sandra Ferrari Disner, 1984,
Patterns of Sounds.
Cambridge University Press
|
---|
Topik-topik IPA
|
---|
IPA
| |
---|
Topik khusus
| |
---|
Pengekodan karakter
| |
---|
|
|
|
|