Jeruk purut
(
Citrus × hystrix
DC.) merupakan tumbuhan
perdu
yang dimanfaatkan terutama
buah
dan
daunnya
sebagai bumbu penyedap masakan. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai
kaffir lime
, sementara nama lainnya
ma kruut
(
Thailand
),
krauch soeuch
(
Kamboja
),
'khi 'hout
(
Laos
),
shouk-pote
(
Burma
),
kabuyau, kulubut, kolobot
(
Filipina
),
truc
(
Vietnam
) dan
limau kuwit
(Banjar). Dungga Mbudi (
Bima
,
Mbojo
)
Jeruk rempah ini termasuk ke dalam subgenus
Papeda
, berbeda dengan jenis jeruk pasaran lainnya, sehingga penampilannya mudah dikenali.
Tumbuhannya berbentuk
pohon
kecil dengan tinggi antara 2?12 meter. Batangnya bengkok atau bersudut, agak kecil, dan bercabang rendah. Tajuknya tak beraturan. Cabang-cabangnya rapat.
Rantingnya
ber
duri
, kecil, dan bersudut tajam.
Daun
berbentuk bulat telur, ujungnya tumpul, dan bertangkai satu.
[1]
Daunnya itu seperti dua helai yang tersusun vertikal akibat pelekukan tepinya yang ekstrem; tebal dan permukaannya licin, agak berlapis
malam
. Daun muda dapat berwarna ungu yang kuat. Buahnya kecil, biasanya tidak pernah berdiameter lebih daripada 2 cm, membulat dengan tonjolan-tonjolan dan permukaan kulitnya kasar; kulit buah tebal. Perbanyakan dilakukan dengan biji atau dengan
pencangkokan
.
Dalam dunia boga
Asia Tenggara
penggunaannya cukup sering dan rasa sari buahnya yang masam biasanya digunakan sebagai penetral bau amis daging atau ikan untuk mencegah rasa mual, seperti pada
siomay
. Ikan yang sudah dibersihkan biasanya ditetesi perasan buahnya untuk mengurangi aroma amis. Daun jeruk purut juga banyak dipakai . Potongannya dicampurkan pada bumbu
pecel
atau juga
gado-gado
untuk mengharumkan. Demikian pula dalam pembuatan
rempeyek
, potongan daunnya dicampurkan pada
adonan
tepung
yang kemudian di
goreng
. Di
Thailand
, daun jeruk purut sangat populer dalam masakannya.
Tom yam
dan
tom khaa
, dua makanan berkuah yang populer, menggunakannya. Menu dari
Kamboja
,
Semenanjung Malaya
,
Pulau Sumatra
,
Pulau Jawa
, dan
Pulau Bali
juga menggunakan daun jeruk purut sebagai pengharum masakan.
Sebagai bumbu masak, daun maupun buah jeruk purut sukar dicari penggantinya. Kulit jeruk nipis dapat dipakai apabila terpaksa. Daunnya dapat dikeringkan untuk dipakai pada waktu mendatang namun hanya bertahan kurang dari setahun. Cara pengawetan lain yang lebih awet adalah dengan
dibekukan
.
Beberapa wewangian juga memakai minyak jeruk purut (diperoleh dari daun atau kulit buahnya) sebagai komponennya. Karakteristik minyak daunnya terutama didominasi oleh
minyak asiri
(-)-(S)-
citronelal
(80%), sisanya adalah citronelol (10%), nerol, dan
limonena
. Jeruk purut adalah istimewa karena pada jeruk-jeruk lainnya yang mendominasi adalah
enantiomernya
, (+)-(R)-citronelal (juga dapat ditemukan pada
serai
). Kulit buahnya memiliki komponen yang serupa dengan kulit buah jeruk nipis, dengan komponen utama adalah limonena dan β-
pinena
.
Nama ilmiah yang dipakai (
Citrus hystrix
) berarti "jeruk landak", mengacu pada
duri
-duri yang dimiliki batangnya.