Gelar kehormatan
Doktor
honoris causa
yang diterima oleh
Jimmy Wales
dari
Universitas Maastricht
(2015)
Gelar
Honoris Causa
(H.C.)/
Gelar Kehormatan
adalah sebuah
gelar
kesarjanaan
yang diberikan oleh suatu
perguruan tinggi
/
universitas
yang memenuhi syarat kepada seseorang, tanpa orang tersebut perlu untuk mengikuti dan lulus dari pendidikan yang sesuai untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya tersebut.
[1]
Gelar
Honoris Causa
dapat diberikan bila seseorang telah dianggap berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat
manusia
.
[2]
Terkadang direkomendasikan untuk mencantumkan gelar ini pada
CV
penerima gelar sebagai penghargaan, dan bukan pada bagian riwayat pendidikan.
[3]
Sehubungan dengan penggunaan gelar kehormatan ini, kebijakan institusi pendidikan tinggi pada umumnya meminta agar penerima "tidak mengadopsi gelar yang menyesatkan"
[4]
dan penerima gelar doktor kehormatan harus membatasi penggunaan gelar
"Dr"
sebelum nama mereka yang melibatkan institusi pendidikan tinggi yang memberikannya serta tidak berada dalam komunitas yang lebih luas.
[5]
Rev.
Theodore Hesburgh
memegang rekor sebagai pemegang gelar kehormatan terbanyak, telah menerima 150 gelar kehormatan sepanjang hidupnya.
[6]
Gelar doktor kehormatan tercatat pertama kali diberikan kepada
Lionel Woodville
sekitar tahun
1470
oleh
Universitas Oxford
,
Oxford
,
Oxfordshire
,
Inggris
.
[7]
Ia kemudian dikenal sebagai
Uskup Wilayah Salisbury
.
[8]
Pada awalnya, pemberian gelar doktor kehormatan ini dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak biasa. Pemberian gelar doktor kehormatan ini mulai dianggap biasa sekitar
abad ke-16
, khususnya pada masa-masa ketika banyak universitas-universitas yang belum tenar pada saat itu, menerima kunjungan kehormatan dari universitas-universitas ternama seperti
Universitas Oxford
atau
Universitas Cambridge
.
[7]
Pada waktu kunjungan
James I
ke Universitas
Oxford
pada tahun 1605 misalnya, 43 dari rombongan dia (15 diantaranya merupakan golongan
bangsawan tinggi
dan
ksatria
) mendapatkan gelar kehormatan
Master of Arts
dari Universitas
Oxford
dan mereka tercatat sebagai yang memiliki kesarjanaan penuh.
[9]
Seseorang yang telah menerima gelar doktor kehormatan, mendapatkan hak yang sama seperti para penerima gelar yang lainnya misalnya, dapat mencantumkan tanda kedoktorannya pada awal nama (Dr. xxx) atau dapat mencantumkan tanda khusus doktor kehormatannya dengan singkatan H.C (Dr. H.C xxx).
[10]
[11]
Tidak semua perguruan tinggi/universitas dapat memberi gelar doktor kehormatan, hanya perguruan tinggi/universitas yang memenuhi syaratlah yang diberikan hak secara eksplisit untuk memberi gelar doktor kehormatan. Berikut persyaratan-persyaratannya:
[12]
- Pernah menghasilkan
sarjana
dengan gelar
ilmiah
Doktor,
- Memiliki fakultas atau jurusan yang membina dan mengembangkan bidang ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan bidang ilmu pengetahuan yang menjadi ruang lingkup jasa dan atau karya bagi pemberian Gelar, dan
- Memiliki
guru besar
tetap sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dalam bidang sebagaimana dimaksud pada poin kedua.
Adapun kriteria bagi jasa dan atau karya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia sehingga penggagas/pelakunya dapat menerima gelar doktor kehormatan ialah karya atau jasa yang:
- Yang luar biasa di bidang
ilmu pengetahuan
dan
teknologi
,
pendidikan
, dan
pengajaran
- Yang sangat berarti bagi pengembangan pendidikan dan pengajaran dalam satu atau sekelompok bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial budaya
- Yang sangat bermanfaat bagi kemajuan atau kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan negara pada khususnya serta umat manusia pada umumnya
- Yang secara luar biasa mengembangkan hubungan baik dan bermanfaat antara bangsa dan negara dengan bangsa dan negara lain di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya, dan
- Yang secara luar biasa menyumbangkan tenaga dan pikiran bagi perkembangan
perguruan tinggi
Presiden Indonesia pertama,
Soekarno
saat menerima gelar Doktor
honoris causa
dari
Universitas Columbia
, 1956
Tidak semua penerima gelar doktor kehormatan dapat secara leluasa mencantumkan gelar doktor (Dr. xxx) di awal namanya. Di beberapa negara termasuk
Inggris
,
Australia
, dan
Selandia Baru
, merupakan hal yang tidak biasa bagi seseorang penerima gelar doktor kehormatan untuk mencantumkan gelar doktor di awal namanya.
[13]
[14]
Namun ada beberapa pengecualian yang diberikan kepada beberapa orang di bawah ini :
- Benjamin Franklin
, yang menerima gelar doktor kehormatan dari
Universitas St. Andrews
pada 1759 dan Universitas
Oxford
pada 1762. Dia menamakan dirinya sendiri sebagai
Doctor Benjamin
[15]
- Billy Graham
dijuluki dan dipanggil sebagai "Dr. Graham",
[16]
walaupun gelar akademik tertinggi yang ia peroleh adalah BA (Sarjana) dalam antropologi di
Wheaton College
.
[17]
- Edwin H. Land
, yang menemukan
kamera langsung jadi
Land Camera
, serta pendiri
Polaroid Corporation
, menerima gelar doktor kehormatan dari
Universitas Harvard
dan terkadang dirujuk sebagai "Dr. Land", walaupun ia tidak memiliki gelar akademik.
[18]
- Penulis memoir dan penyair
Maya Angelou
tidak memiliki gelar akademik, namun ia menerima puluhan gelar kehormatan dan ia lebih suka disebut sebagai "Dr. Angelou" oleh orang-orang selain keluarga dan teman dekat.
[19]
- Soekarno
,
Presiden pertama
Indonesia
, dianugerahi 26 gelar kehormatan dari berbagai universitas internasional seperti
Universitas Columbia
,
Universitas Michigan
,
Universitas Berlin
,
Universitas Al-Azhar
,
Universitas Belgrade
,
Universitas Lomonosov
dan lainnya, serta dari universitas dalam negeri seperti
Universitas Gadjah Mada
,
Universitas Indonesia
,
Institut Teknologi Bandung
, dan
Universitas Padjadjaran
. Ia terkadang dirujuk oleh
Pemerintah Indonesia
saat itu sebagai 'Dr. Ir. Sukarno',
[20]
digabungkan dengan gelar akademiknya di bidang arsitektur (
Ir.
) dari Institut Teknologi Bandung.
- ^
"The Honorary Degree"
.
honorarydegrees.wvu.edu
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 30 March 2015.
- ^
"Honorary Degrees: A Short History"
. Brandeis University.
- ^
"Honorary Degrees"
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2009-09-16
. Diakses tanggal
2017-12-17
.
- ^
McNeilage, Amy (4?5 Oktober 2014).
"Ian Thorpe now Dr Thorpedo, man of letters"
.
The Sydney Morning Herald
. hlm. 31
. Diakses tanggal
4 Oktober
2014
.
- ^
"Honorary Doctorate Guidelines"
. University of Southern Queensland. 2012. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2017-07-25
. Diakses tanggal
2017-12-17
.
- ^
TMP/ENR // Marketing Communications: Web // University of Notre Dame.
"Honorary Degrees"
.
Father Hesburgh
.
- ^
a
b
Buxton, L. H. Dudley dan Gibson, Strickland,
Oxford University Ceremonies
, Oxford University Press (1935)
- ^
"Woodville, Lionel, bishop of Salisbury"
.
oxforddnb.com
.
- ^
"Doctorates a dime a dozen?"
.
archives.dailynews.lk
. 11 November 2008.
- ^
"What are Honorary Doctorate Degrees?"
.
education-portal.com
.
- ^
"Oxford Brooks University Regulations"
(PDF)
. Diarsipkan dari
versi asli
(PDF)
tanggal 2020-08-08
. Diakses tanggal
3 April
2012
.
- ^
[1]
- ^
"The Honorary Degree"
. West Virginia University. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 30 March 2015
. Diakses tanggal
14 March
2015
.
[H]onorary degree recipients should not refer to themselves as "Doctor", nor should they use the title on business cards or in correspondence. However, the recipient is entitled to use the appropriate honorary abbreviation behind his or her name
- ^
"How to Address Those With Honorary Degrees"
. Protocol School of Washington
. Diakses tanggal
14 Maret
2015
.
- ^
Honorary degree recipients
Diarsipkan
5 July 2008 di
Wayback Machine
. on the Special Collections Research Center Wiki
- ^
"Dr. Billy Graham trying to avoid offending Soviets",
UPI
story in
Minden Press-Herald
, 10 Mei 1982, hlm. 1
- ^
Gibbs, Nancy; Richard N. Ostling (15 November 1993).
"God's Billy Pulpit"
.
Time
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 7 December 2007
. Diakses tanggal
26 February
2014
.
- ^
Bonanos, Christopher (2012). Instant: The Story of Polaroid, Princeton Architectural Press, hlm. 13.
ISBN
978-1616890858
- ^
Gillespie, Marcia Ann, Rosa Johnson Butler, and Richard A. Long. (2008). Maya Angelou: A Glorious Celebration. New York: Random House.
ISBN
978-0-385-51108-7
- ^
"KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA No.XXXIII/MPRS/1967 TENTANG PENCABUTAN KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA DARI PRESIDEN SUKARNO"
(PDF)
. Diarsipkan dari
versi asli
(PDF)
tanggal 2013-08-13
. Diakses tanggal
7 September
2013
.