Homili
(dari
bahasa Yunani
:
?μιλ?α
,
translit.
homilia
) adalah sesi penjelasan atas suatu bacaan
kitab suci
yang telah dibacakan sebelumnya.
[1]
Dalam
Gereja Katolik Roma
dan
Gereja Ortodoks Timur
, homili biasanya disampaikan pada waktu
Misa
(disebut
Liturgi Suci
untuk Ortodoks) pada bagian akhir dalam prosesi
Liturgi
Sabda, serta umumnya disinonimkan dengan
khotbah
.
Petunjuk Umum
Misa
Gereja Katolik Roma
menyatakan:
- 29. Ketika
Kitab Suci
dibacakan di Gereja, Allah sendiri yang berbicara kepada umat-Nya, dan
Kristus
, hadir di dalam sabda-Nya sendiri, memberitakan
Injil
. Karena itu, semua harus mendengarkan dengan penuh hormat pembacaan dari Sabda Allah, karena mereka menjadi bagian terpenting dalam Liturgi. Meskipun dalam pembacaan dari Kitab Suci, Sabda Allah ditujukan kepada semua orang dari setiap masa dan dapat dipahami oleh mereka, pada kenyataannya, pemahaman yang lebih sempurna dan efektivitas yang lebih besar dari sabda tersebut diperkuat melalui tafsiran hidup dari sabda tersebut, yaitu Homili, sebagai bagian dari akta liturgis.
Kata "homili" berasal dari kata Yunani "homilia", yang berarti "percakapan atau pembicaraan yang enak, akrab, saling memahami". Dalam pengertian liturgis, homili memiliki arti yang
jelas dan dibedakan dengan khotbah. Khotbah adalah pewartaan yang bisa menyangkut tema apa saja, bisa bertolak dari apa
saja, dan bisa di luar liturgi atau ibadat. Lain halnya dengan homili. Homili itu selalu merupakan penjelasan atas bacaan Kitab Suci yang dibacakan dalam suatu liturgi atau ibadat. Dengan demikian, homili selalu bertolak dari Kitab Suci, sebab sifatnya mengupas dan menjelaskan isi Kitab Suci sesuai dengan konteks hidup jemaat saat itu. Karena homili merupakan penjelasan atas bacaan Kitab Suci yang dibacakan dalam suatu liturgi atau ibadat,
maka homili selalu ada dalam konteks liturgi atau ibadat.
Pewartaan sesudah Injil yang disampaikan oleh uskup atau imam dalam Misa kudus adalah homili. Apabila ada frater, bruder, suster, atau prodiakon yang menyampaikan renungan sesudah pembacaan Kitab Suci dalam rangka suatu ibadat sabda atau
ibadat lainnya, maka mereka itu menyampaikan suatu homili. Namun, kita juga bisa mengatakan demikian. Apabila suatu khotbah disampaikan dalam rangka perayaan liturgi atau ibadat, dan khotbah itu betul-betul mengupas isi Kitab Suci yang tadi dibacakan, maka khotbah itu adalah suatu homili. Jadi, khotbah bisa menjadi homili bila disampaikan dalam perayaan liturgi dan betul-betui bertolak dari isi bacaan Kitab Suci. Tetapi, khotbah tidak
pernah bisa menjadi homili apabila dilakukan di luar perayaan liturgi atau ibadat. Begitu di luar perayaan liturgi atau ibadat, pewartaan iman tersebut menjadi suatu khotbah. Dalam Kitab Suci, ketika Yesus menjelaskan isi bacaan Yes 61 pada Injil Luk 4:16-21, Ia jelas sedang menyampaikan suatu homili, homili istimewa lagi. Sebab, Ia menggenapi sendiri apa yang baru saja diwartakan. "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya", begitu kata Yesus (Luk 4:21).
Para rohaniwan kontemporer sering menggunakan istilah 'homili' untuk merujuk pada sebuah
khotbah
singkat, yang disampaikan pada suatu
pernikahan
atau
pemakaman
.
Dalam penggunaan sehari-hari,
homili
sering kali berarti khotbah yang berisikan hal-hal praktis, sebuah nasihat atau pesan yang berisi ajaran moral atau peringatan, atau suatu ucapan yang memberikan inspirasi.
- ^
Homilies for Sundays and Holidays