Kota Gunungsitoli
|
---|
|
Taman Peringatan Gempa Nias
|
![Lambang resmi Kota Gunungsitoli](//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/29/Gunungsitoli_Logo_Official.png/87px-Gunungsitoli_Logo_Official.png) Lambang
|
Motto:
Samaeri
(Nias)
Sesama
|
![Peta](https://maps.wikimedia.org/img/osm-intl,a,a,a,250x200.png?lang=id&domain=id.wikipedia.org&title=Kota_Gunungsitoli&revid=25711096&groups=_47da760d76c39fb4252227bbdb7aa58e5b767f0e) Peta
|
Peta
Tampilkan peta Sumatra
Kota Gunungsitoli (Indonesia)
Tampilkan peta Indonesia
|
Koordinat:
1°07′N
97°34′E
/
1.12°N 97.57°E
/
1.12; 97.57
|
Negara
|
Indonesia
|
---|
Provinsi
| Sumatera Utara
|
---|
Tanggal berdiri
| 26 November 2008
|
---|
Dasar hukum
| UU Nomor 47 Tahun 2008
|
---|
Jumlah satuan pemerintahan
|
- Kecamatan: 6
- Kelurahan: 3
- Desa: 98
|
---|
|
?
Wali Kota
| Sowa'a Laoli
|
---|
?
Wakil Wali Kota
| Lowong
|
---|
? Sekretaris Daerah
| Oimonaha Waruwu
[1]
|
---|
?
Ketua DPRD
| Yanto(PDI-P)sejak 4 Desember 2019
|
---|
|
? Total
| 469,36 km
2
(181,22 sq mi)
|
---|
? Luas daratan
| 469,4 km
2
(181,2 sq mi)
|
---|
|
? Total
| 137.583
|
---|
? Kepadatan
| 293/km
2
(760/sq mi)
|
---|
|
?
Agama
| Kristen
86,55%
-
Protestan
79,24%
-
Katolik
7,31%
Islam
13,25%
Budha
0,20%
[3]
|
---|
?
Bahasa
| Nias
,
Indonesia
|
---|
?
IPM
| 71,55 (
2023
)
tinggi
[4]
|
---|
Zona waktu
| UTC+07:00
(
WIB
)
|
---|
Kode BPS
| 1278
|
---|
Kode area telepon
| 0639
|
---|
Pelat kendaraan
| BB
|
---|
Kode Kemendagri
| 12.78
|
---|
Kode SNI 7657:2023
| GNS
|
---|
DAU
| Rp 452.305.776.000,-
|
---|
Situs web
| www
.gunungsitolikota
.go
.id
|
---|
Kota Gunungsitoli
adalah kota di
Pulau Nias
,
provinsi
Sumatera Utara
,
Indonesia
. Gunungsitoli sudah berdiri sejak abad ke-16, tetapi baru diresmikan oleh
Menteri Dalam Negeri Indonesia
,
Mardiyanto
, pada tanggal 26 November 2008
[5]
, menjadi kota otonom sebagai salah satu hasil pemekaran dari
Kabupaten Nias
. Pada tahun
2022
, penduduk kota ini berjumlah 137.583 jiwa dengan kepadatan 293 jiwa/km².
[2]
Gunungsitoli merupakan kota termuda dan terbesar yang ada di Kepulauan Nias. Gunungsitoli ditingkatkan statusnya dari kecamatan menjadi kota otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2008.
[6]
Berdasarkan catatan sejarah, Gunungsitoli atau sering disebut Luaha sudah dikenal dan dikunjungi sejak abad ke-16. Posisi kota Luaha ini terletak pada muara sungai Nou atau pasar Gunungsitoli saat ini. Pada saat itu ada tiga marga dominan yang menghuni kota Luaha, yaitu Harefa, Zebua, dan Telaumbanua atau lebih dikenal dengan Sitolu Tua.
[6]
Belum diketahui secara pasti asal muasal penamaan Gunungsitoli. Berdasarkan referensi yang ditemukan dari sebuah buku yang ditulis seorang pastor yang mendirikan Museum Pusaka Nias, disebutkan nama Gunungsitoli diberikan oleh para pedagang yang berasal dari
Indocina
. Kelak, para pedagang inilah yang disebut-sebut sebagai nenek moyang bangsa Nias. Merujuk secara harfiah, jelas kata Gunungsitoli berasal dari kata 'gunung' dan kata 'sitoli'. Gunung berarti tanah yang tinggi (berbukit) dan sitoli berasal dari nama orang yang berdiam di bukit dekat rumah sakit (daerah Onozitoli sekarang).
[6]
Letak Kota Gunungsitoli di
Pulau Nias
.
[7]
Jarak antara Kota Gunungsitoli dengan Kota Sibolga sekitar 85 mil laut.
[8]
Ada dua pintu masuk dan keluar Pulau Nias yang berada di Kota Gunungsitoli, yaitu
Bandar Udara Binaka
dan
Pelabuhan Angin Gunungsitoli
.
Sebagian besar wilayah kota ini berbukit-bukit sempit dengan ketinggian bervariasi antara 0-800 meter
dpl
. Struktur batuan dan susunan tanah umumnya bersifat labil, mengakibatkan sering terjadi patahan pada jalan-jalan aspal dan longsor.
[9]
Berikut ini adalah daftar
Wali Kota
Gunungsitoli
:
Berikut ini adalah komposisi anggota
DPRD
Kota Gunungsitoli dalam dua periode terakhir.
[14]
[15]
Kota Gunungsitoli terdiri dari 6 kecamatan, 3 kelurahan dan 98 desa dengan luas wilayah mencapai 280,78 km² dan jumlah penduduk sekitar 139.094 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 496 jiwa/km².
[16]
[17]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Gunungsitoli, adalah sebagai berikut:
Sebagian besar mata pencarian penduduk berasal dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, perikanan, termasuk juga perdagangan.
Padi sawah merupakan komoditas tanaman pangan terbesar yang diusahakan para petani. Pada tahun 2012, luas panen padi sawah mencapai 2.968 hektar dengan produksi sebesar 6.808 ton. Tanaman pangan terbesar berikutnya adalah ubi kayu dengan luas panen 231 hektar dan produksi 440 ton. Yang unik adalah komoditas ubi jalar. Luas panennya dapat mencapai 434 hektar, tetapi produksinya hanya 14 ton karena mayoritas penduduk menanam ubi jalar hanya memanfaatkan daunnya, bukan memanen umbinya, yang digunakan untuk makanan ternak babi.
[18]
Panorama pantai yang indah, rumah adat Nias, dan peninggalan sejarah berupa batu megalit yang tersebar di setiap kecamatan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ada sembilan pantai yang telah dikomersilkan untuk umum, yaitu pantai Nusa Lima, Malaga, Marina, Simanaere, Laowomaru, Bunda, Muara Indah, Carlita, dan Hoya.
[19]
Keberadaan Kota Gunungsitoli menjadi pintu gerbang wisata di
Pulau Nias
, beberapa objek pariwisata, diantaranya:
- Gua Togi Ndrawa; sebuah gua kuno yang lokasinya berada di desa Lelewonu Niko'otano, Kecamatan Gunungsitoli, sekitar 3 km dari pusat kota.
- Muara Indah; sekitar 15 km dari pusat kota, tidak jauh dari Pantai Charlita. Tempat ini berada di muara sungai.
- Museum Pusaka Nias
, berada di Kota Gunungsitoli, di Jalan Yos Sudarso No. 134A. Museum ini berdiri pada 1995, atas inisiatif Pastor Yohannes Hammerle.
- Rumah Adat Desa Tumori; sekitar 10 rumah adat di Desa Tumori, Kecamatan Gunungsitoli Barat, berjarak 30 menit dari Bandara Binaka.
- Taman Ya'ahowu, berada di pesisir pusat Kota Gunungsitoli tepatnya di Jl. Lagundri, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag
<ref>
untuk kelompok bernama "ket.", tapi tidak ditemukan tag
<references group="ket."/>
yang berkaitan