Fonologi bahasa Korea

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini merupakan deskripsi teknikal dari fonetik ' dan fonologi dari bahasa Korea . Pernyataan dalam artikel ini berdasarkan pada Bahasa Korea Selatan Standar yabg didasarkan pada dialek Gyeonggi (dialek Seoul )

Morfofonem dari bahasa ini ditulis dengan tanda miring ganda ( ? ? ), fonem ditulis dalam tanda miring ( / / ), dan alofoni ditulis dalam tanda kurung siku ( [ ] ).

Konsonan [ sunting | sunting sumber ]

Bahasa Korea memiliki 19 fonem dalam kotak fonem konsonannya. [1]

Terdapat tiga cara pengucapan untuk setiap konsonan henti dan gesek (afrikat) nirsuara yang kontras dan digolongkan sebagai konsonan murni, tertekan , dan teraspirasikan .

  • Segmen murni , biasanya dianggap sebagai lenis atau laks, dianggap sebagai suara basis dan sadar atau merupakan bagian dari kelompok konsonan obstruen bahasa Korea tak bertanda. Segmen murni juga dibedakan dari fonem yang tertekan dan teraspirasikan dengan perubahan kualitas suara (nilai fonem) vokal, termasuk frekuensi fundamental yang relatif lebih rendah dari vokal yang mengikuti konsonan tersebut. [2]
  • Segmen tertekan , juga disebut sebagai konsonan fortis , keras, dan tekanan kerongkongan telah diteliti tentang deskripsi mendekati dari konsonan ini dan telah subjek dari penelitian fonetik. Konsonan ini ditulis sebagai huruf konsonan murni yang digandandakan dalam alfabet bahasa Korea dan sistem romanisasi bahasa Korea , sebagai contoh: pp , tt , jj , kk . Penulisan ini berasal dari ejaan bahasa Korea pertengahan , dimana konsonan berasal dari klaster konsonan inisial sC -, pC -, psC -. [3] [4] :29, 38, 452
  • Segmen teraspirasikan ditandai oleh konsonan yang teraspirasikan dimana hembusan mendadak dari udara yang diikuti oleh waktu onset suara yang sedikit terlambat sepersekian detik

Struktur maksimum suku kata dari bahasa Korea adalah KGVK, dimana G merupakan glida /j, w, ?/ . Konsonan apapun selain /ŋ/ dapat terjadi dalam konsonan inisial, namun hanya /p, t, k, m, n, ŋ, l/ yang dapat terjadi pada posisi akhir suku kata. Sekuensi dari dua konsonan dapat terjadi diantara vokal.

Fonem konsonan
Dwibibir Rongga-
gigi
Ronggi.-lid. /
Langit-
langit
langit-
langit
belakang
Celah-
suara

(Glotal)
Sengau m n ŋ
Letup / hentian
dan gesek
Murni p t t? , ts k
Tertekan p? t? t?? , t?s k?
Teraspirasikan p? t? t?? , ts? k?
Geser Murni/teraspirasikan s h
Tertekan s?
Likuida l ~ ?
Hampiran w j ?
Contoh kata untuk fonem
IPA Contoh
/p/ bul [pul] "api" dan "cahaya"
/p?/ ppul [p?ul] "tanduk"
/p?/ pul [p?ul] "rumput" dan "lem"
/m/ mul [m?ul] "cairan" atau "air"
/t/ dal [tal] "bulan" (benda langit) dan "bulan"
/t?/ ttal [t?al] "anak perempuan"
/t?/ tal [t?al] "topeng"
/n/ nal [n?al] "siang hari" dan "silet"
/t?/ 자다 jada [t?ada] "tidur"
/t??/ 짜다 jjada [t??ada] "meremas" dan "membuat (sesuatu menjadi) asin"
/t??/ 차다 chada [t??ada] "menedang" dan "menjadi dingin"
/k/ gi [ki] "energi"
/k?/ kki [k?i] "talenta"
/k?/ ki [k?i] "ketinggian"
/ŋ/ bang [paŋ] "ruangan"
/s/ sal [sal] "daging segar"
/s?/ ssal [s?al] "beras"
/?/ 바람 baram [pa?am] "angin" dan "harapan"
/l/ bal [pal] "kaki"
/h/ 하다 hada [hada] "dilakukan"

Konsonan murni [ sunting | sunting sumber ]

Konsonan /p, t, t?, k/ merupakan konsonan bersuara [b, d, d?, ?] jika terletak diantara sonoran (termasuk semua vokal dan konsonan tertentu) dan merupakan konsonan nirsuara diposisi selain diatas. Konsonan ini kemungkinan diucapkan sebagai konsonan teraspirasi /p?, t?, t??, k?/ dalam posisi inisial, perbedaan primer adalah perbedaan vokal yang mengikuti konsonan murni membawa nada rendah atau tidak. [5] [6]

Konsonan teraspirasi [ sunting | sunting sumber ]

Konsonan /p?, t?, t??, k?/ merupakan konsonan yang teraspirasi sangatlah kuat, bahkan lebih dari hentian nirsuara. Konsonan ini secara umum tidak mengalami penyuaraan intervokalik, tetapi laporan studi tahun 2020 menyatakan bahwa konsonan ini mengalami penyuaraan disekitar 10~15% kasus. Biasanya hal ini terjadi pada penutur generasi lansia pria yang memiliki hentian teraspirasikan sebanyak 28% dari kasus pengucapan. [7]

Referensi [ sunting | sunting sumber ]

  1. ^ Sohn, Ho-Min (1994). Korean: Descriptive Grammar . Descriptive Grammars. London: Routledge . hlm. 432. ISBN   9780415003186 .  
  2. ^ Cho, Taehong; Jun, Sun-Ah; Ladefoged, Peter (2002). "Acoustic and aerodynamic correlates of Korean stops and fricatives" (PDF) . Journal of Phonetics . 30 (2): 193?228. doi : 10.1006/jpho.2001.0153 . hdl : 11858/00-001M-0000-0013-1A88-E alt=Dapat diakses gratis. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-11-26 . Diakses tanggal 2022-02-17 .  
  3. ^ Kim-Renaud, Young-Key, ed. (1997). The Korean Alphabet: Its History and Structure (dalam bahasa English). Honolulu: University of Hawai?i Press . hlm. 169?170. ISBN   9780824817237 .  
  4. ^ Brown, Lucien; Yeon, Jaehoon, ed. (2015). The Handbook of Korean Linguistics . West Sussex, UK: Wiley-Blackwell . ISBN   9781118370933 .  
  5. ^ Kim, Mi-Ryoung; Beddor, Patrice Speeter; Horrocks, Julie (2002). "The contribution of consonantal and vocalic information to the perception of Korean initial stops". Journal of Phonetics . 30 (1): 77?100. doi : 10.1006/jpho.2001.0152 .  
  6. ^ Lee, Ki-Moon; Ramsey, S. Robert (2011). A History of the Korean Language . Cambridge: Cambridge University Press . hlm. 293. ISBN   9780521661898 . Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-23 . Diakses tanggal 2022-02-20 .  
  7. ^ Choi, Jiyoun; Kim, Sahyang; Cho, Taehong (October 22, 2020). "An apparent-time study of an ongoing sound change in Seoul Korean: A prosodic account" . PLOS ONE . 15 (10): e0240682. Bibcode : 2020PLoSO..1540682C . doi : 10.1371/journal.pone.0240682 alt=Dapat diakses gratis. PMC   7580931 alt=Dapat diakses gratis. PMID   33091043 Periksa nilai |pmid= ( bantuan ) .