Artikel ini membahas tentang makhluk legenda secara umum, dan bukan mengenai
N?ga
dan
Drakon
; dan juga bukan mengenai nama hewan pada alam nyata,
Kadal naga
. Untuk kegunaan lain, lihat
Naga (disambiguasi)
Naga
merupakan salah satu
makhluk legenda
yang memiliki karakteristik serupa dengan reptil yang muncul dalam banyak
cerita rakyat
dalam berbagai budaya di dunia. Kepercayaan terhadap naga berbeda-beda pada setiap daerah, tetapi
naga dalam mitologi barat
sejak
Abad Pertengahan Atas
dideskripsikan sebagai makhluk yang memiliki sayap, tanduk,
empat kaki
, dan dapat mengeluarkan nafas api. Sedangkan, dalam
budaya timur
, naga biasanya digambarkan sebagai makhluk tak bersayap, memiliki empat kaki, memiliki bentuk seperti
ular
dengan kecerdasan yang diatas rata-rata. Selain itu, naga digambarkan memiliki sifat yang merupakan gabungan dari fitur dalam ras felin, aves, dan reptil. Para mahasiswa mempercayai bahwa naga kemungkinan besar merupakan gambaran dari
buaya
, khususnya dengan karakteristik tempat tinggalnya, yaitu di rawa-rawa ataupun hutam lebat, juga struktur tubuhnya, menjadikan hewan ini sebagai asal-usul penggambaran dari naga Oriental modern.
[1]
[2]
Istilah "naga" merupakan kata serapan dari
bahasa Sanskerta
, yaitu
n?ga
(
???
) yang berarti "
ular kobra
" yang berasal dari penamaan
ular kobra India
(
Naja naja
). Sinonim untuk
n?ga
adapah
pha?in
(
?????
). Sebenarnya terdapat beberapa kata yang juga berarti "ular" secara umum, dan salah satu yang paling sering digunakan adalah
sarpa
(
????
). Terkadang, kata
n?ga
juga memiliki arti sebagai "ular" secara umum.
[3]
Kata tersebut memiliki
kata asal
yang sama dengan
snake
dalam bahasa Inggris, dan kata
snake
berasal dari bahasa rumpun Jermanik:
*sn?k-a-
,
Proto-IE
:
*(s)n?g-o-
(dengan
pergerakan s
).
Dalam bahasa Inggris, kata
dragon
berasal dari
bahasa Prancis Kuno
yang masuk kedalam bahasa Inggris pada awal abad ke-13, kata
dragon
tersebut juga berasal dari
bahasa Latin
:
draconem
(bentuk normatif dari
draco
) yang berarti "ular raksasa, naga", dari
bahasa Yunani Kuno
δρ?κων
,
drak?n
(bentuk genitif dari
δρ?κοντο?
,
drakontos
) "ular laut, ular raksasa".
[6]
Istilah naga dalam bahasa Yunani dan Latin mengacu pada ular manapun yang berukuran besar dan tidak harus sebagai makhluk mitologi.
Kata bahasa Yunani
δρ?κων
kemungkinan besar berasal dari kata kerja dalam bahasa Yunani
δ?ρκομαι
(
derkomai
) yang berarti "Aku melihat", dan menjadi
?δρακον
(
edrakon
) dalam bentuk
aorist
.
[6]
Asal-usul penamaan ini yang kemungkinan menjadi sebutan untuk sesuatu yang memiliki "tatapan yang mematikan"
[8]
atau mata yang memancarkan cahaya yang tidak biasa
[9]
ataupun "tajam",
[10]
[11]
juga bisa berarti untuk menggambarkan mata ular yang kelihatannya selalu terbuka dan setiap dari mata tersebut dapat melihat menembus kelopak matanya yang transparan dan bersisik, yang tertutup secara permanen. Kata dalam bahasa Yunani tersebut juga kemungkinan berasal dari basis kata
*der?-
dalam
bahasa Indo-Eropa
yang berarti "melihat"; dan akar kata
bahasa Sansekerta
????
(
dr??-
) yang juga berarti "melihat".
[12]
Apep
; Nama/ejaan lain:
Apophis
merupakan sebuah makhluk berwujud ular dalam
mitologi Mesir
, makhluk tersebut tinggal di
Duat
yang merupakan dunia bawah Mesir.
Artefak tersebut ditulis pada sekitar 310 SM pada serat papyrus Bhemner-Rhind dan sekaligus menjadi salah satu bukti dari kisah Mesir yang menyatakan bahwa terbenamnya matahari disebabkan oleh
Ra
yang berangkat ke Duat untuk melawan Apep.
Dalam beberapa tulisan lain disebutkan, bahwa Apep memiliki panjang delapan orang dewasa dengan kepala yang terbuat dari
batu rijang
.
Badai petir dan gempa bumi diyakini sebagai akibat dari rauman Apep
dan
gerhana matahari
diyakini sebagai akibat dari Apep yang menyerang Ra pada siang hari.
Naga, dalam berbagai peradaban dikenal dengan nama
dragon
(
Inggris
),
draken
(
Skandinavia
),
Liong
(
Tiongkok
), dikenal sebagai makhluk superior yang berwujud menyerupai ular, kadang bisa menyemburkan api, habitatnya di seluruh ruang (air, darat, udara). Meskipun penggambaran wujudnya berbeda-beda, tetapi secara umum spesifikasi makhluk tersebut digambarkan sebagai makhluk sakti.
Sosok naga di dunia barat digambarkan sebagai monster, cenderung merusak dan bersekutu dengan kekuatan gelap. Dicitrakan sebagai tokoh antagonis yang seharusnya dihancurkan. Seseorang bisa mendapat gelar pahlawan atau ksatria dengan membunuh naga. Pendek kata, naga adalah ancaman bagi manusia.
Tidak demikian halnya dengan citra naga di peradaban timur. Di Tiongkok, naga dianggap sebagai sosok yang bijaksana dan agung layaknya dewa. Naga adalah satu-satunya hewan mitos yang menjadi simbol Shio. Budaya Minangkabau mengenal dongeng
Ngarai Sianok
yang diciptakan oleh Sang Naga. Hiasan berbentuk naga juga sangat lekat dengan budaya Jawa, umumnya terdapat di gamelan, pintu candi dan gapura, sebagai lambang penjaga. Masyarakat Dayak juga menggambarkan Naga sebagai penguasa dunia bawah, dan
Burung Enggang
sebagai penguasa dunia atas. Naga di peradaban timur mendapat tempat terhormat, karena meskipun mempunyai kekuatan dahsyat yang bisa menghancurkan, tetapi tidak semena-mena dan bahkan bisa mengayomi.
Naga atau Ular menurut pandangan kebanyakan Orang Indonesia, dianggap sebagai lambang dunia bawah. Sebelum Zaman Hindu (
Neolithicum
), di Indonesia terdapat anggapan bahwa dunia ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu dunia bawah dan dunia atas, dan masing-masing mempunyai sifat yang bertentangan. Dunia bawah antara lain dilambangkan dengan bumi, bulan, gelap, air, ular, kura-kura, buaya. Sedangkan dunia atas dilambangkan dengan matahari, terang, atas, kuda, rajawali.
[16]
Pandangan semacam itu juga hampir merata di seluruh bangsa Asia. Dalam cerita
Mahabarata
maupun pandangan kebanyakan Orang Indonesia sendiri sebelum Zaman Hindu, naga atau ular selalu berhubungan dengan air, sedangkan air mutlak diperlukan sebagai sarana pertanian.
Dalam tradisi
Tionghoa
juga terdapat makhluk bernama
Liong
atau
Lung
yang umumnya diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia
dengan istilah
naga
. Makhluk ini digambarkan sebagai ular berukuran raksasa, lengkap dengan tanduk, sungut, dan cakar, sehingga berbeda dengan gambaran naga versi India.
Naga versi Tionghoa dianggap sebagai simbol kekuatan alam, khususnya angin topan. Pada umumnya makhluk ini dianggap memiliki sifat yang baik selama ia selalu dihormati. Naga dianggap sebagai penjelmaan roh orang suci yang belum bisa masuk
surga
. Biasanya roh orang suci menjelma dalam bentuk naga kecil dan menyusup ke dalam bumi untuk menjalani tidur dalam waktu lama. Setelah tubuhnya membesar, ia bangun dan terbang menuju surga.
Sebagian ilmuwan berpendapat, naga dalam kebudayaan Tionghoa merupakan makhluk khayal yang diciptakan oleh masyarakat zaman dahulu akibat penemuan fosil
dinosaurus
. Makhluk ini juga dikenal dalam kebudayaan
Jepang
dengan istilah
Ryuu
.
Naga dalam shio memiliki arti kebenaran. Arti lain adalah perlindungan dan keperkasaan. Shio naga terdapat pada tahun 2012, 2000, 1988, 1876, 1964, 1952, 1940. Shio naga memiliki kemampuan mulut yang baik dan sayangnya sering membuatnya celaka.
Naga dalam budaya Kalimantan (
suku Dayak
) dianggap sebagai simbol alam bawah. Naga digambarkan hidup di dalam air atau tanah dan disebut sebagai Naga Lipat Bumi. Naga merupakan perwujudan dari
Tambun
yaitu makhluk yang hidup dalam air.
Menurut budaya
Kalimantan
, alam semesta merupakan perwujudan "Dwitunggal Semesta" yaitu alam atas yang dikuasai oleh
Mahatala
atau
Pohotara
, yang disimbolkan
enggang gading
(burung), sedangkan alam bawah dikuasai oleh
Jata
atau
Juata
yang disimbolkan sebagai naga (reptil). Alam atas bersifat panas (maskulin) sedangkan alam bawah bersifat dingin (feminim). Manusia hidup di antara keduanya.
Dalam budaya Banjar, alam bawah merupakan milik
Puteri Junjung Buih
sedangkan alam atas milik
Pangeran Suryanata
, pasangan suami isteri yang mendirikan dinasti kerajaan Banjar. Setelah berkembangnya agama Islam, maka oleh suku Banjar alam atas dianggap dikuasai oleh
Nabi Daud
,
sedangkan alam bawah dikuasai oleh
Nabi Khidir
Dalam arsitektur
rumah Banjar
, makhluk naga dan burung enggang gading diwujudkan dalam bentuk tatah ukiran, tetapi sebagai budaya yang tumbuh di bawah pengaruh agama
Islam
yang tidak memperkenankan membuat ukiran makhluk bernyawa, maka bentuk-bentuk makhluk bernyawa tersebut disamarkan atau didistilir dalam bentuk ukiran tumbuh-tumbuhan.
Mitos dan dongeng rakyat tentang naga juga telah tumbuh di dunia Barat sejak berabad-abad silam. Naga dalam dunia Barat digambarkan sebagai kadal raksasa dengan 2 tangan dan 2 kaki serta memiliki sayap besar pula, ia juga memiliki kemampuan untuk menyemburkan lidah-lidah api dan hidup di gua. Naga seperti ini adalah naga yang terlihat dalam film
Harry Potter and the Goblet of Fire
&
Harry Potter and the Deathly Hallows part 2
Naga ini selalu digambarkan suka memangsa manusia.
- ^
Stromberg, Joseph (23 January 2012).
"Where Did Dragons Come From?"
.
Smithsonian
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 4 October 2019
. Diakses tanggal
2 September
2019
.
- ^
"Archeologists Find Crocodile is Prototype of Dragon"
.
People's Daily
. 29 April 2000. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2 September 2019
. Diakses tanggal
2 September
2019
.
- ^
Apte, Vaman Shivram (1997).
The student's English-Sanskrit dictionary
(edisi ke-3rd rev. & enl.). Delhi: Motilal Banarsidass.
ISBN
81-208-0299-3
.
, p. 423. The first definition of
n?ga?
given reads "A snake in general, particularly the cobra." p.539
- ^
Beowulf; a heroic poem of the 8th century, with tr., note and appendix by T. Arnold
, 1876, p. 196.
- ^
a
b
Δρ?κων
Diarsipkan
20 June 2010 di
Wayback Machine
., Henry George Liddell, Robert Scott,
A Greek-English Lexicon
, at Perseus project
- ^
"Dragon | Origin and meaning of dragon by Online Etymology Dictionary"
.
- ^
"Greek Word Study Tool"
.
- ^
"Guns, herbs, and sores: Inside the dragon's etymological lair"
. 25 April 2015.
- ^
Wyld, Henry Cecil (1946).
The Universal Dictionary Of The English Language
. hlm. 334.
- ^
Skeat, Walter W. (1888).
An etymological dictionary of the English language
. Oxford: Oxford Clarendon Press. hlm. 178.
- ^
"Naga dan Dewi Sri dalam Budaya Jawa"
. 8 March 2012. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 2016-03-05
. Diakses tanggal
2012-03-08
.
- Anthony, David W. (2007),
The Horse, the Wheel, and Language: How Bronze-Age Riders from the Eurasian Steppes Shaped the Modern World
, Princeton, England: Princeton University Press,
ISBN
978-0691148182
, diarsipkan dari
versi asli
tanggal 27 March 2017
, diakses tanggal
18 March
2018
- Bates, Roy.
Chinese Dragons
. Oxford University Press, 2002.
ISBN
0-195-92856-3
.
- Berman, Ruth
(1984). "Dragons for Tolkien and Lewis".
Mythlore
. East Lansing, Michigan:
Mythopoeic Society
.
11
: 53?58.
- Ballentine, Debra Scoggins (2015),
The Conflict Myth and the Biblical Tradition
, Oxford, England: Oxford University Press,
ISBN
978-0-19-937025-2
- Berman, Ruth
(1984).
"Victorian Dragons"
.
Children's Literature in Education
.
15
: 220?233.
doi
:
10.1007/BF01137186
.
- Black, Jeremy; Green, Anthony (1992),
Gods, Demons and Symbols of Ancient Mesopotamia: An Illustrated Dictionary
, The British Museum Press,
ISBN
0-7141-1705-6
- Blount, Margaret Joan (1975).
"Dragons"
.
Animal Land: the Creatures of Children's Fiction
. New York: William Morrow. hlm.
116?130
.
ISBN
0-688-00272-2
.
- Charlesworth, James H. (2010),
The Good and Evil Serpent: How a Universal Symbol Became Christianized
, New Haven, Connecticut: Yale University Press,
ISBN
978-0-300-14082-8
- Cipa, Shawn (2008),
Carving Gargoyles, Grotesques, and Other Creatures of Myth: History, Lore, and 12 Artistic Patterns
, Petersburg, Pennsylvania: Fox Chapel Publishing Inc.,
ISBN
978-1-56523-329-4
- Day, John
(2002),
Yahweh and the Gods and Goddesses of Canaan
, Continuum,
ISBN
9780567537836
- Deacy, Susan
(2008),
Athena
, London and New York: Routledge,
ISBN
978-0-415-30066-7
- D?bicka, Maria,
"Dragon's Den"
,
Zamek Krolewski na Wawelu
, diarsipkan dari
versi asli
tanggal 20 November 2018
, diakses tanggal
31 March
2018
- Dinsmoor, William Bell (1973),
The Architecture of Ancient Greece: An Account of its Historic Development
, New York City, New York: Biblo and Tannen,
ISBN
978-0-8196-0283-1
- Doja, Albert
(2005),
"Mythology and Destiny"
(PDF)
,
Anthropos
,
100
(2): 449?462,
doi
:
10.5771/0257-9774-2005-2-449
, diarsipkan dari
versi asli
(PDF)
tanggal 29 August 2019
, diakses tanggal
12 February
2020
.
JSTOR
40466549
- Elsie, Robert
(2001).
A Dictionary of Albanian Religion, Mythology and Folk Culture
. London: Hurst & Company.
ISBN
1-85065-570-7
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 17 June 2020
. Diakses tanggal
12 February
2020
.
- Fee, Christopher R. (2011), Chance, Jane, ed.,
Mythology in the Middle Ages: Heroic Tales of Monsters, Magic, and Might
, Praeger Series on the Middle Ages, Santa Barbara, California, Denver, Colorado, and Oxford, England,
ISBN
978-0-313-02725-3
- Fontenrose, Joseph Eddy (1980) [1959],
Python: A Study of Delphic Myth and Its Origins
, Berkeley, California, Los Angeles, California, and London, England: The University of California Press,
ISBN
0-520-04106-2
- Friar, Stephen; Ferguson, John (1993),
Basic Heraldry
, New York City, New York and London, England: W. W. Norton & Company,
ISBN
0-393-03463-1
- Garrett, Valery M.
Chinese Dragon Robes
. Oxford University Press, 1999.
ISBN
0-195-90499-0
.
- Giammanco Frongia, Rosanna M.; Giorgi, Rosa; Zuffi, Stefano (2005).
Angels and Demons in Art
. Los Angeles:
J. Paul Getty Museum
.
ISBN
0-89236-830-6
.
- Grasshoff, Gerd (1990), Toomer, Gerald, ed.,
The History of Ptolemy's Star Catalogue
, Studies in the History of Mathematics and Physical Sciences,
14
, New York City, New York, Berlin, Germany, Heidelberg, Germany, London, England, Paris, France, Tokyo, Japan, and Hong Kong, China: Springer-Verlag,
ISBN
978-1-4612-8788-9
- Haimerl, Edgar (2013),
"Sigurðr, a Medieval Hero"
, dalam Acker, Paul; Larrington, Carolyne,
Revisiting the Poetic Edda: Essays on Old Norse Heroic Legend
, New York City, New York and London, England: Routledge,
ISBN
978-0-203-09860-8
- Hanlon, Tina (2003). "The Taming of Dragons in Twentieth Century Picture Books".
Journal of the Fantastic in the Arts
.
14
: 7?27.
- Hornung, Erik (2001),
The Secret Lore of Egypt: Its Impact on the West
, Ithaca, New York and London, England: Cornell University Press,
ISBN
0-8014-3847-0
- Hughes, Jonathan (2005),
"Politics and the Occult in the Court of Edward IV"
, dalam Gosman, Martin; MacDonald, Alasdair; Vanderjagt, Arjo,
Princes and Princely Culture: 1450-1650
, Leiden, The Netherlands and Boston, Massachusetts: Brill,
ISBN
90-04-13690-8
- Ingersoll, Ernest; Henry Fairfield Osborn (2013).
The Illustrated Book of Dragons and Dragon Lore
.
Chiang Mai
,
Thailand
: Cognoscenti Books.
ISBN
9781304112422
.
- Johnsgard, Paul Austin
;
Johnsgard, Karin
(1982).
Dragons and unicorns : a natural history
. New York: St. Martin's Press.
ISBN
0-312-21895-8
. Diarsipkan dari
versi asli
tanggal 22 December 2016
. Diakses tanggal
22 September
2016
.
- Jones, David E. (2000),
An Instinct for Dragons
, New York City, New York and London, England: Routledge,
ISBN
0-415-92721-8
, diarsipkan dari
versi asli
tanggal 27 December 2016
, diakses tanggal
22 September
2016
- Kelly, Henry Ansgar (2006),
Satan: A Biography
, Cambridge, England: Cambridge University Press,
ISBN
978-0521604024
- Kitowska-Łysiak, Małgorzata; Wolicka, El?bieta (1999),
Miejsce rzeczywiste, miejsce wyobra?one: studia nad kategori? miejsca w przestrzeni kultury
, Towarzystwo Naukowe Katolickiego Uniwersytetu Lubelskiego [Scientific Society of the Catholic University of Lublin],
ISBN
9788387703745
- Littleton, C. Scott (2002).
Mythology: The Illustrated Anthology of World Myth and Storytelling
. Thunder Bay Press (CA).
ISBN
1-57145-827-1
.
- MacCulloch, J. A. (1998) [1948],
The Celtic and Scandinavian Religions
, Chicago, Illinois: Academy Chicago Publishers,
ISBN
0-897-33-434-5
- Mallory, J. P.; Adams, D.Q. (2006),
The Oxford Introduction to Proto-Indo-European and the Proto-Indo-European World
, Oxford, England: Oxford University Press,
ISBN
978-0-19-929668-2
- Malone, Michael S. (2012),
The Guardian of All Things: The Epic Story of Human Memory
, New York City, New York: St. Martin's Press,
ISBN
978-1-250-01492-4
- Mayor, Andrienne (2000),
The First Fossil Hunters: Dinosaurs, Mammoths, and Myth in Greek and Roman Times
, Princeton, New Jersey: Princeton University Press,
ISBN
0-691-05863-6
- Mayor, Adrienne (2005),
Fossil Legends of the First Americans
, Princeton, New Jersey: Princeton University Press,
ISBN
0-691-11345-9
- Morgan, Giles (21 January 2009),
St George: Knight, Martyr, Patron Saint and Dragonslayer
, Edison, New Jersey: Chartwell Books, Inc.,
ISBN
978-0785822325
- Manning-Sanders, Ruth
(1977).
A Book of Dragons
. London: Methuen.
ISBN
0-416-58110-2
.
- Nikolajeva, Maria (2012),
"The development of children's fantasy"
, dalam James, Edward; Mendlesohn, Farah,
The Cambridge Companion to Fantasy Literature
, Cambridge, England: Cambridge University Press, hlm. 50?61,
ISBN
978-0-521-72873-7
- Niles, Doug (2013),
Dragons: The Myths, Legends, and Lore
, Avon, Massachusetts: Adams Media,
ISBN
978-1-4405-6216-7
[
pranala nonaktif permanen
]
- Ogden, Daniel (2013),
Drakon
: Dragon Myth and Serpent Cult in the Ancient Greek and Roman Worlds
, Oxford, England: Oxford University Press,
ISBN
978-0-19-955732-5
- Osmond, Andrew (2002). "Dragons in Film".
Cinefantastique
. Vol. 34. hlm. 58?59.
- Rauer, Christine (2000),
Beowulf and the Dragon: Parallels and Analogues
, Cambridge, England: D. S. Brewer,
ISBN
0-85991-592-1
- Ro?ek, Michał (1988),
Cracow: A Treasury of Polish Culture and Art
, Krakow, Poland: Interpress Publishers, hlm. 27,
ISBN
9788322322451
, diarsipkan dari
versi asli
tanggal 12 June 2020
, diakses tanggal
31 March
2018
- Schwab, Sandra Martina (2005). "Dragons". Dalam
Gary Westfahl
.
The Greenwood Encyclopedia of Science Fiction and Fantasy: Themes, Works, and Wonders
.
1
. Westport, CT:
Greenwood Press
. hlm. 214?216.
ISBN
0-313-32951-6
.
- Shuker, Karl
(1995).
Dragons: a Natural History
. New York:
Simon & Schuster
.
ISBN
0-684-81443-9
.
- Sikorski, Czesław (1997), "Wood Pitch as Combat Chemical in the Light of the Jan Długosz's Annals and Some of the Old Polish Military Treatises",
Proceedings of the First International Symposium on Wood Tar and Pitch
: 235
- Sherman, Josepha (2015) [2008],
Storytelling: An Encyclopedia of Mythology and Folklore
, New York City, New York and London, England: Routledge,
ISBN
978-0-7656-8047-1
- Swaddling, Judith (1989),
The Ancient Olympic Games
, London, England: British Museum Press,
ISBN
0-292-77751-5
- Thurston, Herbert (1909),
"St. George"
,
The Catholic Encyclopedia
,
6
, New York City, New York: Robert Appleton Company, hlm. 453?455, diarsipkan dari
versi asli
tanggal 27 April 2019
, diakses tanggal
25 March
2018
- Unerman, Sandra (2000). "Dragons in Fantasy".
Vector
(211): 14?16.
- Visser, Marinus Willem de;
The Dragon in China and Japan
Diarsipkan
28 May 2016 di
Wayback Machine
., Amsterdam, J. Muller 1913.
- Volker, T. (1975) [1950],
The Animal in Far Eastern Art: And Especially in the Art of the Japanese
Netsuke
with Reference to Chinese Origins, Traditions, Legends, and Art
, Leiden, The Netherlands: Brill,
ISBN
90-04-04295-4
- Walter, Christopher (2003),
The Warrior Saints in Byzantine Art and Tradition
, Farnham, England: Ashgate Publishing,
ISBN
9781840146943
- West, Martin Litchfield
(2007),
Indo-European Poetry and Myth
, Oxford, England: Oxford University Press,
ISBN
978-0-19-928075-9
- Williamson, Jamie (2015),
The Evolution of Modern Fantasy: From Antiquarianism to the Ballantine Adult Fantasy Series
, New York City, New York and Basingstoke, England,
doi
:
10.1057/9781137515797
,
ISBN
978-1-137-51579-7
- Yang, Lihui; An, Deming; Turner, Jessica Anderson (2005),
Handbook of Chinese Mythology
, Handbooks of World Mythology, Oxford, England: Oxford University Press,
ISBN
978-0-19-533263-6