Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bunga, Jangan Ada Dusta
adalah film garapan sutradara kawakan
Frank Rorimpandey
yang dirilis tahun 2000 dan berdurasi 110 menit. Pemeran utama dalam film ini adalah penyanyi cilik
Sonia Eryka
(yang kala itu menggunakan nama panggung Sonia Isabella), yang terkenal dengan lagu "Tu La Lit".
Film ini mengangkat kehidupan anak 9 tahun, Bunga (
Sonia Eryka
), yang menjadi korban persoalan orang dewasa, tentang bagaimana menghormati hak anak untuk berbicara dan menyatakan pendapat. Di tengah problem orang dewasa anak-anak yang jadi imbasnya, dan biasanya anak-anak tak mampu untuk berontak.
Seorang gadis kecil tak mau disebut sebagai seorang pendusta. Akibat kelalaian ibu tirinya,
Riani
(
Dian Nitami
), membuat Bunga harus menghadapi tekanan batin dan hukuman dari ayahnya (
Deddy Mizwar
). Karena tidak mau dipaksa berbohong membuat Bunga harus dimasukkan oleh ibu tirinya ke panti asuhan, dan karena dituduh berbohong juga Bunga menyaksikan sendiri ayahnya ditabrak mobil dan meninggal dunia. Bunga pun harus lari dari panti asuhan karena dituduh berbohong. Bunga nyaris celaka karena dianiaya pentolan penjahat yang tengah membagi hasil rampokan dengan dua anak buahnya di sebuah bangunan yang terbengkalai. Bunga sangat cerdas dan jujur, dia juga keras hati dan kukuh dalam pendiriannya. Dalam pelarian inilah banyak petuah-petuah yang disisipkan. Dalam kondisi apapun Bunga tidak pernah mau berbohong meski nyawanya terancam.
Kebolehan Frank terletak pada ramuan unsur dramatik yang menyentuh hati pemirsa. Film ini seakan membius dan memainkan emosi penonton. Aktor senior Deddy Mizwar berakting dengan apik. Selain itu, film ini juga melibatkan bintang tiga generasi, seperti
Mila Karmila
,
Eva Rosdiana
,
Dian Nitami
, dan
Cindy Cenora
, juga tampak Fairuz
Anjasmara
yang turut bermain sebagai
cameo
di film ini.
Bunga (Jangan Ada Dusta)
bisa sebagai pelipur lara di tengah miskinnya sineas mengangkat kehidupan realitas anak-anak, apalagi kehidupan realitas masyarakat kehidupan menengah ke bawah. "Selama ini persoalan anak-anak selalu dianggap sepele. Saya menggarap film ini dengan konsep tema keluarga. Namun meski dibuat untuk konsumsi anak-anak, film ini dapat juga dijadikan renungan bagi orang dewasa," kata sineas yang dikenal sebagai sutradara spesialis tema drama ini.