Untuk tempat lain yang bernama sama, lihat
Berbek
.
Berbek
adalah sebuah
kecamatan
di
Kabupaten Nganjuk
,
Provinsi
Jawa Timur
,
Indonesia
. Berbek merupakan cikal bakal Kabupaten Nganjuk modern. Ibu kota kabupaten berpindah ke
Nganjuk
saat
Stasiun Nganjuk
selesai dibangun. Secara Umum mata pencaharian masyarakat Berbek adalah bertani, berdagang dan sektor lainnya.
Kadipaten Berbek bersama-sama dengan Kadipaten Pace dan Kadipaten Nganjuk tercatat pernah menjadi bawahan dari
Nagari Kasunanan Surakarta Hadiningrat
sebagai wilayah mancanagara brang wetan setelah adanya
Perjanjian Giyanti
pada tahun
1755
.
Masuk Wilayah Yogyakarta
Pada tahun 1812, menurut arsip Keraton Yogyakarta dan beberapa catatan lain yang telah diteliti, wilayah Kadipaten Berbek (diperkirakan juga meliputi Kadipaten Godean/Pace) telah masuk ke dalam wilayah mancanagara brang wetan
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
. Pada arsip dan catatan yang dimaksud disebutkan bahwa telah dilantik seorang Adipati Berbek yang bernama
Kanjeng Raden Tumenggung Sasrakusuma
yang oleh masyarakat dan Pemerintah
Kabupaten Nganjuk
modern dikenal dengan sebutan "Kanjeng Jimat" sebagai "Adipati pertama Berbek". Rupanya anggapan bahwa KRT. Sasrakusuma merupakan adipati "pertama" tersebut mengacu pada catatan di atas, yang secara logis dapat dianggap bahwa beliau memanglah adipati pertama Berbek pada era Yogyakarta. KRT. Sasrakusuma sendiri merupakan kerabat Keraton Yogyakarta yang diperkirakan berasal dari daerah Grobogan yang kemudian karena kecakapannya ditunjuk oleh
Ngarsa Dalem Sultan Hamengkubuwana II
untuk memimpin Kadipaten Berbek agar kembali stabil pascakonflik di mancanagara brang wetan berupa upaya pemberontakan yang dipimpin oleh Adipati Madiun, Raden Rangga Prawiradirja III dan Raden Tumenggung Sumanegara, Adipati Jipang (
Bojonegoro
).
Pasca-Perang Jawa
Kekalahan pihak
Pangeran Diponegoro
pada
Perang Jawa
tahun 1830, membuat
Kasultanan
kehilangan banyak wilayahnya, termasuk Mancanagara Brang Wetan, yang di dalamnya terdapat Kadipaten Berbek. Sejak saat itu wilayah Berbek berada di bawah pemerintahan kolonial
Hindia Belanda
dan dipimpin oleh seorang Bupati (regent) dengan dibantu oleh seorang Asisten Residen.
Pada peta buatan belanda dengan judul
"Kaart van de Residentie Kediri, te zamengesteld door P. Baron Melvill van Carnbee"
tahun 1885, Berbek merupakan wilayah berstatus
regentschappen
yang wilayahnya bertambah luas jika dibandingkan saat masih menjadi bagian
Mataram
ataupun
Ngayogyakarta
. Hal ini dikarenakan adanya penyatuan wilayah Kadipaten Berbek dengan dua bekas wilayah mancanagara
Ngayogyakarta
lain, yaitu Kadipaten Godean, dan Kadipaten
Kertasana
, serta satu bekas wilayah mancanagara
Surakarta
menjadi satu kesatuan dengan nama Regentschap/Kabupaten Berbek. Penyatuan tersebut terjadi setelah Perjanjian Sepreh yang membuat Belanda berhak mengatur wilayah mancanagara brang wetan Ngayogyakarta dan Surakarta. Pada peta buatan belanda dengan judul "
Kaart van de Residentie Kediri"
terbitan
Topographisch Bureau (Batavia)
tahun 1891, wilayah Berbek menjadi lebih kecil setelah Belanda memasukkan Districten
Papar
ke dalam Regentschap Kediri. Pada tahun ini pusat pemerintahan Berbek sudah berada di Nganjuk, tetapi nama regentschap masih masih Regentschap Berbek. Perpindahan pusat pemerintahan Berbek ini terjadi pada tahun 1880. Pada sebuah foto
koleksi Museum Wereldculturen Belanda yang berjudul
"Groepsportret ter gelegenheid van het tien jarig jubileum van het Regentschap in Nganjuk"
yang diambil pada 2 Februari 1939 menunjukkan foto bersama perayaan hari jadi Kabupaten Nganjuk yang ke-10, itu artinya Regentschap Berbek baru berubah nama menjadi Regentschap Nganjuk pada tahun 1929.
Secara administrasi, Kecamatan Berbek dibagi menjadi 19
desa
, yaitu:
Mayoritas masyarakat Berbek berprofesi sebagai petani, pedagang, dan pegawai
Roda perekonomian Berbek didukung dengan adanya pasar tradisional, seperti Pasar Kliwon Berbek, serta Pasar Hewan Kliwon Berbek yang terletak di ibukota kecamatan, serta pasar-pasar desa, seperti Pasar Pengkol,
Desa Sumberurip
.
Terdapat beberapa sekolah dasar di setiap desa di Berbek, dan beberapa sekolah menengah di tingkat kecamatan seperti,
- SMP Negeri 1 Berbek
- SMP Negeri 2 Berbek
- MTs Negeri 7 Nganjuk
- SMA Negeri 1 Berbek
- SMK Muhammadiyah Berbek
- SMK Baitul Atieq
- MA At-Taqwa
Berbek dilintasi oleh trayek
Angkutan Pedesaan
Nganjuk
-
Sawahan
, dan memiliki terminal Angdes sendiri di Ibukota Kecamatan.
Transportasi Tradisional dan Wisata
[
sunting
|
sunting sumber
]
Berbek mempunyai alat transportasi tradisional yaitu
Dokar
yang juga dapat melayani tur wisata ke beberapa tempat wisata di Berbek dan sekitarnya, seperti
Monumen Dr. Soetomo
,
Ngepeh
dsb. Pangkalan atau
Koplakan
Dokar di Berbek berada di Pasar Kliwon Berbek.
Berbek dilintasi beberapa rute
Angkutan Sekolah Gratis Kabupaten Nganjuk
untuk transportasi para pelajar Berbek menuju ke sekolah masing-masing.
Bus
atau Minibus yang melintasi Berbek berasal dari rute-rute dengan
start
dari
Sawahan
,
Kuncir
, dan Berbek sendiri.
- Kompleks Alun-alun Berbek, Kompleks Alun-alun dan Pendapa Kabupaten Berbek pada masanya.
- Masjid Besar Al-Mubaarok, Masjid Kabupaten Berbek pada masanya yang dibangun pada tahun 1745 Masehi oleh KRT. Sosrokusumo I (Kanjeng Jimat), Bupati pertama Berbek.
- Kompleks Makam Kanjeng Jimat, tempat peristirahatan terakhir KRT. Sosrokusumo I (Kanjeng Jimat), Bupati pertama Berbek dan beberapa bangsawan Jawa lain seperti, Bupati Godean, dan kerabat-kerabat lain.
- Kompleks Makam Pangeran Singosari, Tempat peristirahatan terakhir Pangeran Singosari, Bupati-bupati Berbek, dan kerabat bangsawan lain.
- Masjid Kyai Bandungan, Masjid tertua di Berbek yang terletak di
Desa Bendungrejo
- Nasi Pecel Pincuk,
Nasi Pecel
yang disajikan di wadah daun bernama pincuk bersama dengan
Sambal Tumpang
dan Dendeng Ragi. Dapat ditemukan di Ibukota Kecamatan pada pagi dan malam hari
- Tahu Lontong, sajian yang terdiri dari
Lontong
dan
Tahu Goreng
yang disiram saus kacang kecap, lalu ditaburi dengan
seledri
dan
bawang goreng
. Makanan ini dulunya biasa dijual di pikulan, namun sekarang banyak dijual di kedai kedai sekitar Pasar Kliwon Berbek pada malam hari.
- Garebeg Sura, perayaan tahun baru Jawa dan Islam
- Pawai Alegoris Hari Jadi Nganjuk, juga biasa disebut "Kirab Boyongan" untuk memperingati hari jadi dan perpindahan ibukota Kabupaten Nganjuk yang dulu berada di Berbek, Pawai ini biasa digelar pada tanggal 9 April setiap tahunnya, dengan diikuti rangkaian dua Kereta Kuda pembawa pusaka yang juga dinaiki oleh Bupati dan Wakil Bupati, puluhan
Dokar
hias, dan puluhan becak hias yang dinaiki oleh fokompimda Kabupaten Nganjuk. Pawai ini mengambil
start
di Alun-alun Berbek dan finis di Pendapa Kabupaten Nganjuk
- Pasar Kliwon Berbek, Pasar tradisional Berbek yang semakin ramai saat
hari pasaran
Kliwon
tiba.
- Pasar Hewan Kliwon Berbek, Pasar Hewan yang hanya buka saat
hari pasaran
Kliwon
, tempat jual beli berbagai jenis hewan ternak dan peliharaan, seperti
Kambing
,
Ayam
,
Kelinci
,
Merpati
,
Pipit
,
Bebek
,
Itik Serati
dsb.
- Pasar Pengkol,
Desa Sumberurip
, Pasar Rakyat dengan patung Jaka Kendil yang ikonik.