Barang
atau
komoditas
dalam pengertian
ekonomi
adalah suatu
objek
fisik yang dapat dilihat dan disimpan atau
jasa
yang memiliki
nilai
. Nilai suatu barang akan ditentukan karena barang itu mempunyai kemampuan untuk dapat memenuhi
kebutuhan
atau keinginan pelanggan baik secara individu atau bisnis.
[1]
Contoh barang adalah pakaian, makanan, minuman, komputer, dan telepon pintar.
Dalam
makroekonomi
dan
akuntansi
, suatu barang sering dilawankan dengan suatu
jasa
. Barang didefinisikan sebagai suatu
produk
fisik (berwujud) yang dapat diberikan pada seorang pembeli dan melibatkan perpindahan
kepemilikan
dari
penjual
ke
pelanggan
, kebalikan dengan suatu jasa (tak berwujud). Istilah "komoditas" sering digunakan dalam
mikroekonomi
untuk membedakan barang dan jasa.
Barang yang sering kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita di antaranya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Berwujud
- Memiliki nilai dan manfaat yang dapat dirasakan saat digunakan
- Bila digunakan, nilai, manfaat, dan bendanya sendiri dapat berkurang atau bahkan habis
Barang publik terbentuk dari aspek tanpa persaingan dan aspek tanpa kekhususan perihal konsumen.
Kesempatan
konsumsi oleh satu konsumen tidak akan berkurang dan dikurangi oleh konsumen lain di waktu yang bersamaan. Penyediaan barang publik berarti tidak adanya pembatasan atau penghalang bagi siapa pun untuk memperoleh manfaat dari keberadaannya. Setiap orang mempunyai hak untuk menggunakan dan memperoleh akses untuk menggunakan barang publik. Dalam pemakaian barang publik dikenal istilah pemakai bebas. Ini merupakan jenis konsumen tanpa adanya sumbangsih dalam penyediaan barang publik. Pemakai bebas tidak dihalangi oleh konsumen lain yang mempunyai sumbangsih dalam penyediaan barang publik.
[2]
Ciri-ciri dari barang publik ialah adanya konsumsi tanpa persaingan, tidak adanya kekhususan penggunaan dan tidak adanya persyaratan penghargaan dari pemakai. Barang publik merupakan jenis barang konsumsi yang tidak mampu mempengaruhi jumlah penawaran konsumsi bagi orang lain. Konsumsi barang publik dapat dilakukan oleh individu maupun kelompok secara bersama maupun terpisah. Kondisi ini membuat konsumsi terjadi tanpa perlu adanya persaingan di antara para konsumen. Tiap konsumen juga tidak diberi pembatasan dan pelarangan atas konsumsi barang publik. Pembatasan oleh penyedia barang publik cenderung sangat sulit untuk dilakukan. Selain itu, barang publik tidak mempunyai persyaratan untuk diberi
penilaian
maupun
penghargaan
atas jumlah kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh tiap individu dalam masyarakat pemakai. Ketiga ciri dari barang publik tidak bersifat mutlak, melainkan menyesuaikan dengan kondisi
pasar
dan
teknologi
. Suatu
komoditas
atau produk dapat memenuhi salah satu dari kriteria barang publik dan tidak mempunyai kriteria yang lainnya. Beberapa jenis barang tertentu yang tidak dipandang sebagai komoditas pribadi secara konvensional dapat mempunyai karakteristik sebagai barang publik. Ciri lain dari barang publik adalah penyediaannya dapat dilakukan oleh
swasta
maupun
pemerintah
. Pada pihak pemerintah, penyediaan barang publik diadakan oleh
sektor publik
. Sedangkan penyediaan barang publik oleh swasta cenderung merupakan
permintaan
yang ditanggung oleh pemerintah melalui
pembelian
produk.
[3]
Pengadaan dan penyaluran barang publik dapat dilakukan oleh instansi pemerintah dan
badan usaha
. Pemerintah dapat menggunakan
anggaran belanja
negara untuk menyediakan barang publik. Sedangkan penyediaan barang publik oleh badan usaha umumnya hanya dilakukan oleh badan usaha yang modal pendiriannya berasal dari pendapatan negara atau pendapatan daerah. Pengadaan dan penyaluran barang publik merupakan salah satu bentuk pelayanan publik. Biaya pengadaan dan penyaluran dapat sepenuhnya atau hanya sebagian dari keseluruhan anggaran. Selain itu, pengadaan dan penyaluran barang publik dapat pula tidak berasal dari pemerintah maupun badan usaha. Dana dapat diperoleh dari pemberlakuan
undang-undang
yang berkaitan dengan misi negara kepada
warga negara
.
[4]
Menurut cara memperolehnya, barang dapat dikelompokkan menjadi:
- Barang bebas, yakni barang yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan. Misal, cahaya matahari dan udara.
- Barang ekonomi, yakni barang yang untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan. Misal, makanan dan minuman yang mana diperlukan uang untuk membelinya.
- Barang illith, yakni barang yang jika terlalu banyak keberadaannya justru merugikan. Misal, air dalam peristiwa banjir.
Menurut kegunaannya, barang dikelompokkan menjadi:
- Barang produksi, yakni barang yang digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Misal, kain yang akan digunakan untuk dijahit menjadi pakaian.
- Barang konsumsi, yakni barang yang dapat langsung digunakan dan dikonsumsi oleh seseorang. Misal, Pakaian yang bisa langsung digunakan.
Menurut proses pembuatannya, barang dikelompokkan menjadi:
- Barang mentah, yakni barang yang belum mengalami proses produksi. Misal, kapas, kayu, rotan, padi, tembakau, kulit.
- Barang setengah jadi, yakni barang yang sudah melalui proses produksi akan tetapi belum siap pakai. Misal, benang yang dibuat dari kapas untuk dibuat menjadi kain.
- Barang jadi, yakni barang yang sudah melalui proses produksi dan siap pakai untuk memenuhi kebutuhan. Misal, sepatu, pakaian, roti, dan sebagainya.
Menurut hubungannya, barang dibagi menjadi:
- Barang Substitusi, yakni barang yang dapat mengganti fungsi barang yang lain. Contohnya: lampu neon yang dapat menggantikan fungsi dari lampu pijar sebagai penerangan.
- Barang komplementer, yakni barang yang dapat melengkapi fungsi dari barang lainnya. Contohnya: bensin yang dapat melengkapi mobil sebagai alat transportasi, tanpa bensin mobil tidak bisa dijalankan.
Benda pemuas kebutuhan diciptakan atau diproduksi oleh manusia dengan tujuan tertentu. Dengan kata lain, setiap benda pemuas kebutuhan pasti mempunyai nilai guna atau manfaat. Pada dasarnya, semua benda pemuas kebutuhan manusia berasal dari alam, karena yang menyediakan semua bahan bakunya adalah alam. Manusia selalu berusaha untuk mencari dan mengumpulkan bahan baku yang dibutuhkan dari alam. Kegunaan benda pemuas kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi lima macam yaitu:
[5]
Suatu barang menjadi berguna bagi manusia sebab bentuknya memenuhi syarat. Atau suatu benda menjadi berguna bagi manusia setelah bentuknya diubah untuk disesuaikan dengan keadaan.
[5]
Contohnya dari pohon kayu yang ada di hutan diubah menjadi bentuk kursi, meja, lemari atau meja dan kebutuhan lainnya, kulit kerbau akan lebih berguna apabila sudah berubah menjadi hiasan dinding atau bentuk lainnya.
Suatu barang menjadi bermanfaat bagi manusia karena tempatnya atau karena sudah dipindahkan tempatnya.
[5]
Contohnya pasir dan batu yang berada di sungai akan bertambah nilai gunanya apabila pindah ke wilayah permukiman sebagai bahan bangunan, kapal laut akan berguna di laut daripada di daratan, baju astronaut akan berguna jika dipakai di bulan daripada di dunia.
Suatu barang menjadi bermanfaat bagi manusia karena segera digunakan atau karena disimpan dahulu untuk nanti digunakan pada saat yang tepat.
[5]
Contohnya payung akan berguna jika digunakan pada saat terik matahari atau dalam keadaan cuaca sedang hujan, kembang api lebih banyak terjual menjelang hari raya atau tahun baru dibandingkan hari-hari biasa.
Suatu barang menjadi berguna bagi manusia karena barang tersebut dimiliki dan tidak lagi berguna jika tidak dimiliki.
[5]
Contohnya gergaji lebih berguna apabila dimiliki oleh tukang kayu daripada berada di toko, cangkul lebih berguna apabila dimiliki oleh petani daripada berada di gudang rumah/toko.
Artinya kegunaan benda karena benda itu merupakan bahan untuk membuat benda lain. Misalnya kain perca atau kain sisa sangat berguna di tangan para orang-orang kreatif misalnya untuk membuat
boneka
dari kain perca, namun kain perca mungkin dianggap sampah bagi orang yang tidak mempunyai keahlian tentang jahit dan kreativitas lainnya.
Barang secara umum disediakan oleh perusahaan untuk keperluan bisnis dalam kegiatan ekonomi. Barang yang dihasilkan oleh perusahaan umumnya adalah suatu entitas organisasi yang dikenali secara legal, dan sengaja diciptakan untuk menyediakan barang?barang baik berupa produk dan jasa kepada konsumen. Bisnis pada umumnya dimiliki oleh swasta dan dibentuk untuk menghasilkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya.
[6]
- Bannock, Graham
et al
. (1997).
Dictionary of Economics
, Penguin Books.
- Milgate, Murray (1987), "goods and commodities,"
The
New Palgrave: A Dictionary of Economics
, v. 2, pp. 546?48. Includes historical and contemporary uses of the terms in economics.