Angkatan Darat Bela Diri Jepang
(
陸上自衛隊
,
Rikuj? Jieitai
)
, adalah nama dari pasukan militer darat (
angkatan darat
)
Jepang
. Dalam
bahasa Inggris
, ia dikenal dengan sebutan
Japan Ground Self-Defense Force
, atau disingkat
JGSDF
. Terbesar di antara ketiga angkatan
Pasukan Bela Diri Jepang
, Angkatan Darat Bela Diri Jepang beroperasi di bawah komando seorang kepala staf pasukan darat, yang berbasis di kota
Ichigaya
,
Tokyo
. Kepala staf pasukan darat saat ini adalah Jenderal
Yoshihide Yoshida
. Angkatan ini memiliki jumlah personel sekitar 150.000 orang tentara.
Jepang menyetujui
Deklarasi Potsdam
pada tahun 1945, dan, sesuai dengan
Pasal 9 Konstitusi Jepang
,
Angkatan Darat Kekaisaran Jepang
dan
Angkatan Laut Kekaisaran Jepang
dilucuti. Keduanya digantikan oleh pasukan pendudukan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, yang mengambil tanggung jawab untuk perlindungan eksternal Jepang.
Ketika
Perang Korea
pecah, banyak unit AS dipindahkan ke
Korea Selatan
dan jepang dianggap kurang pertahanan. Didorong
Komandan Tertinggi Sekutu
, pemerintah Jepang pada tahun 1950 mengesahkan pendirian PNC, yang terdiri dari 75,000 pria bersenjata ringan.
[1]
Di bawah
Perjanjian Kerja Sama Timbal Balik dan Keamanan Antara Amerika Serikat dan Jepang
, pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di Jepang menangani agresi eksternal melawan Jepang sementara pasukan Jepang, baik angkatan darat maupun laut, menangani ancaman di dalam dan bencana alam. Karena itu, di pertengahan tahun 1952, Polisi Nasional Cadangan dikembangkan hingga 110,000 orang dan berganti nama menjadi Pasukan Keamanan Nasional
[2]
Jepang terus meningkatkan kemampuan pertahanannya. Pada 1 Juli 1954, Majelis Keamanan Nasional dirombak menjadi Agensi pertahanan, dan Pasukan Keamanan Nasional dirombak menjadi Angkatan Darat Bela Diri Jepang,
Angkatan Laut Bela Diri Jepang
, dan
Angkatan Udara Bela Diri Jepang
, dengan Jenderal
Keiz? Hayashi
ditunjuk sebagai ketua dewan staf gabungan?pimpinan profesional ketiga cabang. Undang-undang yang memungkinkan hal tersebut adalah Undang-Undang Bela-Diri Tahun 1954 [Undang-Undang No. 165 Tahun 1954].
[3]
Selama masa yang panjang, Angkatan Darat Bela Diri Jepang memegang kemampuan yang meragukan untuk menghadang invasi Soviet ke Hokkaido.
Zbigniew Brzezinski
mengamati pada tahun 1972 bahwa pasukan tersebut optimis dapat melawan 'sebuah invasi Soviet yang dilakukan pada pola Amerika seperempat abad yang lalu'.
[4]
Selama pasukan tersebut sekarang memiliki pasukan efisien berjumlah 150,000,
[5]
kepentingannya hingga sekarang mulai berkurang dengan berakhirnya Perang Dingin, dan percobaan untuk merombak kembali pasukan menjadi satu untuk misi-misi setelah Perang Dingin tertahan oleh berbagai perselisihan politik internal.
Pada tahun 2015,
Parlemen Jepang
meloloskan hukum yang memperbolehkan reinterpretasi Pasal 9. Pasukan Bela Diri berlatih dengan pasukan Amerika dalam unit serangan amfibi yang didesain untuk mengambil alih pulau terpencil.
[6]
Dari September hingga akhir November 2021, JGSDF melakukan latihan militer nasional dengan semua unit termasuk 100.000 personel, 20.000 kendaraan, 120 pesawat dan
JMSDF
dan
JASDF
serta kapal pendarat
Angkatan Darat AS
.
[7]
Ini adalah latihan militer JGSDF terbesar sejak akhir
Perang Dingin
pada 1993.
[7]
Latihan tersebut didasarkan pada Pedoman Program Pertahanan Nasional 2019 untuk memperkuat kemampuan pertahanan.
[7]
Menteri Pertahanan
Nobuo Kishi
mengatakan hal itu untuk secara efektif menanggapi berbagai situasi.
[7]
Direorganisasi dari Pasukan Kesiapan Pusat pada 27 Maret 2018. Dalam keadaan perang akan memimpin dua hingga lima pasukan.
Penempatan unit Tempur JGSDF
Pasukan Utara
, bermarkas di
Sapporo, Hokkaido
Pasukan Timur Laut
, bermarkas di
Sendai, Miyagi
Pasukan Timur
, bermarkas di
Nerima, Tokyo
Pasukan Tengah
, bermarkas di
Itami, Hy?go
Pasukan Barat
, bermarkas di
Kumamoto, Kumamoto
JGSDF saat ini memiliki 9 divisi aktif bertugas (1 lapis baja, 8 infanteri)
Divisi 1
, di
Nerima
.
Divisi 2
, di
Asahikawa
.
Divisi 3
, di
Itami
.
Divisi 4
, di
Kasuga
.
Brigade 5
, di Kamp Obihiro di
Obihiro
, bertanggung jawab atas pertahanan Timur Laut Hokkaid?
Divisi 6
, di
Higashine
.
Divisi 7
(Divisi Lapis Baja 7), di
Chitose
.
Divisi 8, di
Kumamoto
.
Divisi 9
, di
Aomori
.
Divisi 10
, di
Nagoya
.
JGSDF saat ini memiliki 6 brigade aktif dan satu brigade amfibi yang baru sebagian dibentuk
Brigade 1
(
Udara
), di Kamp Narashino di
Funabashi
,
Prefektur Chiba
Brigade 11
, di Kamp Makomanai di Sapporo, bertanggung jawab atas pertahanan Barat Daya Hokkaid?
Brigade 12
(
Penyerangan Udara
), di Kamp Soumagahara di
Shint?
, bertanggung jawab atas pertahanan
Gunma
,
Nagano
,
Niigata
dan prefektur
Tochigi
.
Brigade 13
, di
Kaita
, bertanggung jawab atas pertahanan
Wilayah Ch?goku
.
Brigade 14
, di
Zents?ji
, bertanggung jawab atas pertahanan
Shikoku
.
Brigade 15
, di
Naha
, bertanggung jawab atas pertahanan
Prefektur Okinawa
- Brigade Amfibi Pengerahan Cepat
- Unit dan Organisasi lainnya
- Komando Kendali Peralatan
- Komando Penelitian dan Pengembangan Darat
- Brigade Sinyal
- Polisi Militer
- Komando Intelijen Militer
- Komando Keamanan Intelijen
- Perguruan Tinggi Staf Darat
- Sekolah Kandidat Perwira Darat
- Lainnya
- ^
Encyclopædia Britannica,
Self Defense Force
, accessed February 2015.
- ^
Frank Kowalski,
An Inoffensive Rearmament: The Making of the Postwar Japanese Army
, Naval Institute Press, 2014, p.72
- ^
"Japan Self-Defense Force | Defending Japan"
. Defendingjapan.wordpress.com
. Diakses tanggal
2014-08-03
.
- ^
Zbigniew Brzezinski, The Fragile Blossom (Harper, 1972) p.95, in James H. Buck, ‘The Japanese Military in the 1980s, in James H. Buck (ed.), The Modern Japanese Military System, Sage Publications, Beverly Hills/London, 1975, p.220
- ^
IISS 2010
, pp. 408?411
- ^
An article in
The Economist
dated Nov 20, 2017
- ^
a
b
c
d
"Japan's GSDF begins nationwide drills for first time since Cold War | The Japan Times"
.
web.archive.org
. 2021-09-17. Archived from the original on 2021-09-17
. Diakses tanggal
2022-04-07
.