Scuderia Toro Rosso
, dikenal sebagai
Toro Rosso
, atau singkatannya, yaitu
STR
, adalah sebuah tim balap mobil
Formula Satu
asal
Italia
. "Toro Rosso" dalam bahasa Italia artinya "Banteng Merah (Red Bull)". Tim ini adalah satu dari dua tim yang dimiliki oleh perusahaan minuman asal Austria, yaitu
Red Bull
. Tim ini menjadi tim junior
Red Bull Racing
, dengan tujuan untuk mengembangkan bakat dari pembalap muda sebelum ke tim senior. Tim membuat debut balapannya di musim
2006
, bergerak untuk sepenuhnya mandiri dari tim saudaranya di musim
2010
.
[1]
Pada tanggal 1 Januari 2020, tim ini berubah nama menjadi
Scuderia AlphaTauri
setelah
AlphaTauri
membeli hak penamaan Scuderia Toro Rosso.
[2]
Tim ini didirikan setelah
Paul Stoddart
menjual sisa sahamnya di tim
Minardi
pada akhir tahun 2005 kepada pemilik Red Bull, yaitu
Dietrich Mateschitz
, dan tim Minardi berganti nama menjadi Toro Rosso.
Mateschitz kemudian mencapai kesepakatan kepemilikan bersama 50/50 dengan mantan pembalap Formula Satu, yaitu
Gerhard Berger
, sebelum awal musim. Pada akhir bulan November 2008, Red Bull mendapatkan kembali kepemilikan total tim Toro Rosso setelah membeli kembali saham tim Berger.
[3]
Dari musim
2007
hingga
2013
, tim Toro Rosso menggunakan mesin
Ferrari
V8, mengambil alih kontrak yang diputus oleh tim senior mereka pada akhir tahun 2006, untuk beralih ke pembuat mesin
Renault
. Untuk musim
2014
, tim Toro Rosso beralih ke mesin Renault juga, namun di musim
2016
kembali menggunakan tenaga Ferrari. Namun, mereka beralih kembali ke mesin Renault di musim
2017
(meskipun di bawah branding 'Toro Rosso'), lalu di musim
2018
, mereka beralih ke
mesin Honda
. Kepala tim adalah
Franz Tost
, sebelumnya dari divisi olahraga bermotor
BMW
.
Vitantonio Liuzzi
berhasil mencetak poin yang pertama bagi tim ini pada musim pertama tim Toro Rosso pada
Grand Prix F1 Amerika Serikat 2006
. Satu-satunya posisi terdepan dan kemenangan dicetak oleh
Sebastian Vettel
pada
Grand Prix Italia 2008
.
Max Verstappen
menjadi pembalap yang termuda yang membalap di dalam ajang Formula Satu, berumur 17 tahun dan 166 hari, pada
Grand Prix Australia 2015
.
Tim
Minardi
telah berkompetisi di dalam ajang
Formula Satu
dari tahun 1985 hingga 2005. Meskipun memiliki basis penggemar yang besar, namun tim itu adalah salah satu tim yang paling tidak kompetitif di dalam olahraga tersebut, di mana mereka tidak pernah mencapai posisi podium, dan hanya finis paling tinggi di posisi keempat di dalam tiga balapan saja. Hal ini dikarenakan tim Minardi memiliki anggaran yang relatif terbatas.
Pemilik tim Minardi, yaitu
Paul Stoddart
, mengklaim telah memiliki 41 pendekatan untuk membeli tim, tetapi lebih memilih untuk menjualnya kepada seseorang yang dapat 'melangkah lebih jauh' daripada yang dia bisa, dan yang akan mempertahankannya di basis tradisionalnya di negara Italia.
[4]
Termasuk dalam ketentuan kesepakatan dengan
Red Bull GmbH
adalah klausul bahwa tim harus tetap mempertahankan kantor pusatnya di
Faenza
, Italia, setidaknya sampai dengan musim
2007
.
Sementara Red Bull meninggalkan nama Minardi sejalan dengan rencana sponsor dan pemasaran mereka sendiri, penggunaan bahasa Italia pada nama tersebut dimaksudkan untuk mengisyaratkan warisan tim Italia. Red Bull mengubah nama tim segera setelah mengambil kendali tim pada tanggal 1 November 2005. Pada awalnya, dilaporkan sebagai 'Squadra Toro Rosso' (
tim Red Bull
), tetapi kemudian diubah, karena
squadra
dalam bahasa Italia menggambarkan 'skuad', seperti tim sepak bola, sehingga namanya pun berubah lagi menjadi 'Scuderia Toro Rosso'.
Scuderia
adalah bahasa Italia untuk kandang kuda balap, dan juga biasa digunakan untuk tim balap bermotor asal Italia, seperti Ferrari.
Banyak penggemar tim Minardi yang merasa kecewa dengan perubahan nama menjadi Scuderia Toro Rosso, dan lebih dari 15.000 menandatangani petisi
online
untuk mempertahankan nama Minardi, namun tidak berhasil.
Vitantonio Liuzzi
dan
Scott Speed
adalah pembalap
STR1
tahun 2006, dengan
Neel Jani
yang mengisi peran sebagai pembalap ketiga/tes. Liuzzi pernah membalap paruh waktu untuk tim Red Bull Racing pada tahun 2005, sementara Speed memasuki ajang F1 setelah mengikuti Red Bull Driver Search di negara Amerika Serikat. Jani adalah pembalap tes untuk tim
Sauber
Petronas pada tahun 2004.
Sasis tahun 2006 adalah versi modifikasi dari
Red Bull Racing
RB1 tahun 2005. Beberapa tim merasa bahwa hal ini telah melanggar
Perjanjian Concorde
karena setiap tim diharapkan untuk merancang mobilnya sendiri. Tim Toro Rosso mengklaim bahwa desain ini pada awalnya diproduksi pada tahun 2004 oleh tim
Jaguar Racing
, pendahulu Red Bull, dan hak intelektualnya adalah milik
Ford Motor Company
, perusahaan induk dari tim Jaguar Racing, dengan tim Toro Rosso yang mewarisi haknya setelah tim Jaguar Racing dijual.
Tim menggunakan pasokan kontrak Minardi untuk rev limited dan airstricted
mesin V10
Cosworth
TJ2005-2 3.0-liter spek-2005, bukan
mesin V8
Cosworth
CA2006 2.4-liter yang baru dibuat, di mana mesin CA2006 V8
naturally-aspirated
terlalu mahal untuk tim yang lebih kecil serta paket transmisi dari
Red Bull Technology
. Konsesi ini diberikan untuk membantu tim yang kekurangan dana dengan menghindari biaya pengadaan pasokan
mesin V8
yang baru (seperti yang disyaratkan oleh
peraturan Formula Satu
tahun 2006).
[5]
Kelanjutan dari pengaturan ini setelah pengambilalihan Red Bull menyebabkan perselisihan dengan tim lain, khususnya dengan
tim Super Aguri
dan
Midland
, yang merasa bahwa mesin memberikan terlalu banyak keuntungan. Mereka berpendapat bahwa konsesi untuk mengizinkan tim menggunakan mesin V10 didasarkan pada situasi keuangan tim Minardi yang buruk, dan seharusnya tidak terus berlaku setelah tim mencapai kondisi keuangan yang sama sekali berbeda. Untuk pemasok ban, tim Toro Rosso dipertemukan kembali dengan ban
Michelin
, yang terakhir kali memasok untuk tim
Minardi
yang berbasis di Faenza pada musim 2001 dan 2002.
Seiring dengan berjalannya musim, tim Toro Rosso mulai mengalami kesulitan di sesi kualifikasi pada saat para pesaing mereka mulai mengembangkan mesin V8 baru mereka untuk berputar mendekati 20.000 rpm untuk mendapatkan tenaga lebih. Untuk mencoba menyeimbangkan persaingan, tim Toro Rosso meminta tambahan 500 rpm untuk sesi kualifikasi, namun FIA hanya mengizinkannya sebesar 300 rpm.
Pelanggan mesin Ferrari ? periode pertama (2007?2013)
[
sunting
|
sunting sumber
]
Untuk musim 2007, Toro Rosso mulai menggunakan mesin V8
Ferrari
056 spesifikasi musim 2006 daripada spesifikasi musim 2007 karena alasan biaya, mengambil alih kontrak yang diputuskan oleh tim senior mereka dengan beralih ke tenaga pelanggan Renault.
Pada peluncuran
mobil STR2
pada tanggal 13 Februari, tim Toro Rosso secara resmi mengukuhkan Liuzzi sebagai pembalap pertama mereka untuk musim 2007.
[6]
Dalam sebuah sesi pengujian di negara Bahrain pada tanggal 24 Februari, Scott Speed dipastikan menjadi pembalap kedua tim. Juara
Champ Car
sebanyak empat kali, yaitu Sebastien Bourdais, sesekali menjadi pembalap tes beberapa kali di sepanjang musim.
Tim menunjuk direktur teknis yang baru, yaitu Giorgio Ascanelli, untuk menggantikan posisi pengganti sementara, yaitu
Alex Hitzinger
, pada tanggal 2 April.
[7]
Musim 2007 secara umum mengecewakan, dengan keandalan yang buruk dan kesalahan pembalap yang menyebabkan rekor penyelesaian di akhir balapan yang rendah. Setelah
Grand Prix Eropa
, Speed diturunkan karena keadaan yang kontroversial, dan posisinya digantikan oleh pembalap pengembangan
BMW Sauber
, yaitu
Sebastian Vettel
, yang kemudian dikonfirmasi untuk musim
2008
.
[8]
Pada
Grand Prix Tiongkok
, tim Toro Rosso berhasil mencetak hasil terbaiknya, dengan Vettel yang finis di posisi keempat dan Vitantonio Liuzzi yang finis di posisi keenam, dan mencetak delapan poin untuk tim. Ini juga merupakan hasil terbaik para pembalap Toro Rosso di dalam sejarah ajang Formula Satu hingga saat itu. Ini merupakan peningkatan yang nyata dibandingkan
Grand Prix Jepang
sebelumnya, di mana Vettel menabrak mobil Red Bull milik Mark Webber dalam kondisi mobil keselamatan pada saat mereka masing-masing berada di posisi kedua dan ketiga, dan Liuzzi kehilangan potensi poin setelah penalti 25-detik karena menyalip pembalap
Spyker
, yaitu Adrian Sutil, untuk merebut posisi kedelapan di bawah bendera kuning yang dikibarkan, dan menjatuhkannya ke posisi kesembilan.
Dengan
Perjanjian Concorde
tahun 2008 yang melarang mobil pelanggan mulai dari musim
2010
dan seterusnya,
Dietrich Mateschitz
menjual tim Toro Rosso pada bulan Maret 2008. Dia bertujuan untuk mendapatkan pembeli pada akhir tahun
2009
, sementara tim terus menggunakan penampilan yang sekarang hingga saat itu.
[9]
Pembalap Scuderia Toro Rosso untuk tahun 2008 adalah
Sebastian Vettel
dan
Sebastien Bourdais
. Tim terus menggunakan mesin
Ferrari
spesifikasi tahun 2007 pada tahun 2008. Bourdais memperoleh poin karir pertamanya dengan finis di posisi ke-7 di
Grand Prix Australia
. Vettel mencetak poin pertamanya musim ini dengan finis di posisi ke-5 di
Grand Prix Monako
. Tim menunjukkan peningkatan yang stabil sepanjang musim, menghasilkan performa yang solid di
Grand Prix Belgia
yang membuat kedua mobil berada di posisi enam besar untuk sebagian besar jalannya balapan, dan dengan Bourdais dan Vettel yang masing-masing berada di posisi ke-3 dan ke-4 pada putaran terakhir hingga mobil dengan ban yang lebih cocok untuk kondisi basah ekstrem melewati mereka, menurunkan Vettel ke posisi ke-5 dan Bourdais ke posisi ke-7. Pencapaian poin ganda membuat tim STR berada di atas tim Honda dan sejajar dengan tim Williams di klasemen Kejuaraan Dunia Konstruktor.
Tim melakukan kejutan besar di balapan basah
Grand Prix Italia
, dengan Vettel yang berhasil meraih posisi terdepan yang pertama dan kemenangan yang pertama bagi dirinya dan tim. Ini merupakan kemenangan yang pertama bagi sebuah tim yang bermarkas di negara Italia selain tim Ferrari sejak
Grand Prix Jerman 1957
yang berhasil dimenangkan oleh
Juan Manuel Fangio
dengan membalap untuk tim
Maserati
[10]
dan juga kemenangan pertama dan satu-satunya untuk mesin Ferrari dalam sasis pelanggan. Vettel mengalahkan peraih tempat kedua, yaitu
Heikki Kovalainen
, dengan selisih 12 detik. Vettel kembali melakukannya pada balapan berikutnya, yaitu
Grand Prix Singapura
, yang merupakan balapan malam hari yang pertama di dalam sejarah ajang Formula Satu. Vettel start dari posisi ke-7 dan menyelesaikan balapan ini di posisi ke-5, sementara Bourdais hanya mampu menempati posisi ke-12.
Pada balapan berikutnya di
Jepang
, Vettel kembali menunjukkan kelasnya dengan finis di urutan ke-6. Bourdais, sementara itu, tampil baik, hingga
Felipe Massa
, yang berada di posisi ke-8, mencoba untuk menyalip Bourdais. Massa sempat naik ke posisi ke-8 setelah turun ke posisi ke-13 akibat penalti
drive
-
through
dan pit-
stop
pertamanya. Tepat setelah Bourdais meninggalkan jalur pit setelah melakukan pemberhentian terakhirnya, Massa berusaha untuk melewatinya dan kedua mobil bertabrakan di tikungan pertama. Mobil Massa berputar, tetapi kembali bergabung dengan trek dan pada akhirnya finis di urutan ke-8. Bourdais menyelesaikan balapan di posisi ke-6, tetapi waktu keseluruhannya ditambah 25 detik sebagai penalti atas insiden tersebut, dan menjatuhkannya ke posisi ke-10. Hal ini pada akhirnya berdampak pada promosi Massa ke posisi ke-7, dan memberinya poin Kejuaraan Dunia tambahan. Itu adalah sebuah penalti yang kontroversial, dan Bourdais bersikeras bahwa dia tidak bisa disalahkan.
[11]
Penampilan Vettel membuatnya mendapat tempat di tim senior
Red Bull
untuk tahun 2009. Namun, perjalanan terakhirnya untuk tim Toro Rosso membuatnya hampir memainkan peran penting dalam penentuan gelar kejuaraan dunia pembalap di
Brasil
. Dalam kondisi campuran,
Lewis Hamilton
membutuhkan posisi ke-5 untuk merebut gelar juara dunia pembalap, dan sedang berada di posisi ini ketika dia disusul oleh Vettel dengan dua putaran tersisa. Tidak mampu mengimbangi, Hamilton mundur, dan hanya berhasil merebut gelar juara dunia pembalap ketika dia dan Vettel sama-sama berhasil menyalip
Timo Glock
di putaran terakhir.
Pada akhirnya, Vettel mencetak 35 dari 39 poin tim, dan dengan melakukan itu, membantu tim Toro Rosso mengungguli tim senior Red Bull mereka untuk yang pertama kalinya dan satu-satunya di dalam sejarah tim ini.
Dengan Vettel yang pindah ke tim
Red Bull Racing
menggantikan posisi
David Coulthard
yang pensiun,
[12]
Sebastien Buemi
dan
Sebastien Bourdais
memimpin serangan tim di Kejuaraan Dunia musim 2009. Setelah kesuksesan pada tahun sebelumnya, beberapa pembalap ingin membalap untuk tim Toro Rosso, termasuk
Takuma Sato
(yang bahkan melakukan tiga kali tes bersama dengan tim) dan
Bruno Senna
. Tim Toro Rosso meluncurkan mobil baru mereka yang terakhir dari semua tim yang ambil bagian pada musim 2009, pada tanggal 9 Maret 2009.
[13]
Sebelum musim dimulai, bos tim, yaitu
Franz Tost
, mengatakan bahwa akan "sulit" untuk melakukannya sebaik yang telah mereka lakukan di musim
2008
.
[13]
Pada tanggal 16 Juli 2009, tim mengumumkan bahwa kontrak
Sebastien Bourdais
akan segera dihentikan karena hasil yang mengecewakan. Pada tanggal 20 Juli 2009, tim mengumumkan bahwa
Jaime Alguersuari
akan menggantikan posisinya sebagai pembalap resmi untuk sisa musim ini, yang menjadi pembalap Formula Satu termuda dalam sejarah kejuaraan selama 59 tahun, pada usia 19 tahun dan 125 hari sebelum dipecahkan oleh
Max Verstappen
pada musim
2015
. Juara
WRC
sebanyak beberapa kali, yaitu
Sebastien Loeb
, telah dikutip di surat kabar olahraga asal Perancis, yaitu
L'Equipe
, tertarik untuk menggantikan posisi Bourdais.
[14]
Telah dinyatakan bahwa Loeb tidak akan bisa membalap di dalam ajang F1 sampai musim WRC berakhir.
[15]
Dia akan tersedia untuk melakukan debut F1 di
Grand Prix Abu Dhabi 2009
pada bulan November.
[16]
Namun, hal ini tidak terjadi karena FIA menolaknya untuk mendapatkan lisensi super yang diperlukan untuk membalap di dalam ajang Formula Satu.
[17]
Musim berakhir dengan tim Toro Rosso yang finis di urutan kesepuluh dan terakhir di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor setelah diambil alih oleh tim
Force India
setelah sebelumnya berhasil naik ke atas podium di Belgia. Namun, performa tim Toro Rosso meningkat menjelang akhir musim, dengan Sebastien Buemi yang berhasil mencetak poin di dua balapan terakhir. Namun, Jaime Alguersuari gagal mencetak satu poin pun di musim tersebut.
Tim Scuderia Toro Rosso menegaskan bahwa mereka akan tetap mempertahankan
Sebastien Buemi
dan
Jaime Alguersuari
, dengan harapan bisa meraih hasil yang lebih baik. Pada tanggal 10 November 2009, tim Toro Rosso secara resmi mengumumkan bahwa
Sebastien Buemi
akan terus membalap untuk mereka pada tahun 2010. Belum ada pengumuman resmi mengenai pembalap kedua hingga saat itu, namun
Jaime Alguersuari
dilaporkan mengambil alih posisi di kursi balapan kedua, yang diterbitkan pada tanggal 26 November 2009.
[18]
Pada tanggal 22 Januari 2010, tim mengkonfirmasi penandatanganan Alguersuari, dan dia berhasil mencetak poin yang pertama di dalam kariernya dengan finis di posisi kesembilan di bawah sistem poin yang baru di
Grand Prix Malaysia
. Dia finis di posisi kesepuluh di
Spanyol
, dengan mencetak satu poin, berkat kecelakaan di putaran kedua dari terakhir yang telah menimpa Lewis Hamilton. Dia juga menerima penalti
drive
-
through
pada balapan itu. Pada balapan berikutnya di
Monako
, Buemi finis di urutan ke-11 dan Alguersuari ke-12, dua pembalap terakhir di akhir balapan. Namun, usai
Michael Schumacher
menerima penalti waktu sebanyak 20 detik karena melakukan aksi menyalip secara ilegal pada giliran terakhir melawan
Fernando Alonso
, Buemi naik ke posisi kesepuluh, dan mencetak satu poin.
Sebastien Buemi
dan
Jaime Alguersuari
dikukuhkan sebagai pembalap
STR6
tim untuk tahun 2011,
[19]
sementara
Daniel Ricciardo
akan menjadi pembalap tes dan cadangan tim, dan juga akan mengambil bagian di dalam sesi latihan bebas di setiap Grand Prix.
[20]
Mobil STR6 secara resmi diluncurkan pada tanggal 1 Februari di
Valencia
, Spanyol.
Pada awal musim di
Australia
, Buemi finis di urutan kedelapan dan mengumpulkan empat poin kejuaraan dunia. Di
Grand Prix Malaysia
, tim tidak berhasil mendapatkan satu poin pun, sementara di
Tiongkok
, kedua mobilnya masuk ke dalam posisi 10 besar untuk sesi kualifikasi, dengan Alguersuari di urutan ketujuh dan Buemi di urutan kesepuluh. Namun, Alguersuari ternyata menjadi satu-satunya pembalap yang terpaksa harus rela tersingkir dari balapan tersebut, dan Buemi finis jauh di posisi bawah di akhir balapan. Di
Turki
, Buemi finis di posisi kesembilan, sementara
Grand Prix Spanyol
merupakan balapan buruk yang lainnya bagi tim, dengan Alguersuari yang lagi-lagi gagal mencetak poin. Pada
Grand Prix Monako
, Buemi berhasil meraih poin dengan finis di urutan kesepuluh, di depan
Nico Rosberg
, sementara Alguersuari tersingkir bersama dengan
Vitaly Petrov
dalam sebuah insiden yang membuat balapan menjadi bendera merah. Di
Kanada
, Alguersuari finis di posisi kedelapan, terbantu dengan mundurnya
Adrian Sutil
,
Nick Heidfeld
, dan
Paul di Resta
. Buemi juga finis di urutan kesepuluh untuk mencetak poin ganda yang pertama bagi tim sejak
Grand Prix Australia 2009
, ketika Buemi berada di urutan ketujuh di depan
Sebastien Bourdais
.
Di
Grand Prix Inggris
, Alguersuari mencetak satu poin dengan finis di urutan kesepuluh, sementara Buemi bertabrakan dengan di Resta, yang memaksanya untuk mundur dari balapan. Tidak ada pembalap yang berhasil meraih satu poin pun di
Jerman
, namun kedua pembalap tersebut berhasil meraih poin di
Hungaria
; Buemi berhasil naik dari posisi ke-23 di grid untuk finis di urutan kedelapan, sementara Alguersuari menambah satu poin lagi pada penghitungannya dengan menempati posisi kesepuluh. Pada
Grand Prix Belgia
, Alguersuari berhasil start dari posisi keenam, namun terpaksa harus rela mundur dari balapan ini pada putaran pertama setelah bersentuhan dengan
Bruno Senna
. Buemi juga mundur dari balapan ini setelah terlibat kontak dengan
Sergio Perez
. Kedua pembalap tersebut berhasil meraih poin di
Monza
, dengan Alguersuari yang berada di posisi ketujuh dan Buemi yang finis di posisi kedelapan, yang merupakan hasil akhir yang terbaik di dalam kariernya. Pada
Singapura
, Buemi finis di urutan ke-12 dan Alguersuari diklasifikasikan di posisi ke-21 setelah menabrak pembatas pada tahap penutupan.
Pada
Grand Prix Jepang
, Alguersuari finis di posisi kelima belas, sedangkan Buemi terpaksa harus mundur dari balapan ini karena mengalami ban kendor pada mobilnya.
Grand Prix Korea
menyaksikan tim start dari tempat kesebelas dan ketiga belas. Karena kecepatan tinggi
mobil
mereka di trek lurus, Buemi berhasil meraih poin dengan keberhasilannya finis di posisi kesembilan, sementara Alguersuari berhasil menyalip
mobil Mercedes
yang dikemudikan oleh Rosberg pada putaran terakhir untuk merebut hasil akhir balapan yang terbaik bagi tim pada tahun 2011, dengan finis di posisi ketujuh. Alguersuari menambah poinnya dengan finis di posisi kedelapan di
India
, sementara Buemi mundur dari balapan ini. Pada
Grand Prix Abu Dhabi
, Alguersuari kembali finis di urutan kelima belas; sementara itu, Buemi mengalami pengunduran diri untuk yang ketiga kalinya di dalam empat balapan terakhir. Kedua pembalap tersebut finis di luar zona poin pada balapan terakhir musim ini di
Grand Prix Brasil
, dengan finis di posisi kesebelas dan kedua belas.
Pada tanggal 14 Desember 2011, diumumkan bahwa
Daniel Ricciardo
dan
Jean-Eric Vergne
akan menjadi pembalap tim pada tahun 2012, menggantikan posisi
Sebastien Buemi
dan
Jaime Alguersuari
.
[21]
Kepala tim, yaitu
Franz Tost
, kemudian menyatakan bahwa tim tersebut sedang membentuk sebuah "sekolah pelatihan pemula", dengan prospek membawa bakat yang baru ke dalam tim.
[22]
Setelah mencetak poin di dua putaran pembuka, tim Toro Rosso tidak mampu mempertahankan kecepatan tersebut, dan gagal finis dengan meraih poin hingga balapan ke-12 musim ini, yaitu Grand Prix Belgia.
Pada tanggal 6 September 2012, diumumkan bahwa
James Key
telah bergabung bersama dengan tim sebagai Direktur Teknik, menggantikan posisi Giorgio Ascanelli.
[23]
Meskipun ada hasil akhir yang lebih baik di balapan terakhir, namun tim Toro Rosso mengalami musim yang buruk, yang membuat tim finis di posisi kesembilan di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor, hanya di depan tim Caterham, Marussia, dan HRT.
Pada tanggal 31 Oktober 2012, dipastikan bahwa tim Toro Rosso akan tetap mempertahankan pasangan pembalapnya, yaitu
Daniel Ricciardo
dan
Jean-Eric Vergne
, untuk musim 2013.
[24]
Tim tidak melakukan start yang mereka inginkan di
Grand Prix Australia
setelah Vergne finis di urutan ke-12 dan Ricciardo mundur dari balapan ini karena mobilnya mengalami masalah knalpot. Namun, di
Grand Prix Malaysia
, Vergne berhasil mencetak poin yang pertama bagi tim di musim ini dengan menempati posisi ke-10, sementara Ricciardo mundur dari balapan ini karena masalah knalpot yang lainnya, namun dia diklasifikasikan di posisi ke-18. Namun, di
Grand Prix China
, peruntungan Ricciardo berbalik ketika ia berhasil finis di posisi ke-7, yang merupakan hasil akhir yang terbaik di dalam kariernya hingga saat itu, sementara Vergne hanya mampu finis di posisi ke-12. Pada
Grand Prix Bahrain
, Vergne mengalami kebocoran ban dan harus mundur dari balapan ini, dan Ricciardo finis di urutan ke-16 dan pada akhirnya tertinggal satu putaran. Di
Spanyol
, Ricciardo berhasil mencetak poin lagi melalui keberhasilannya finis di posisi ke-10, tetapi masih tertinggal satu putaran, sementara Vergne bertabrakan dan pada akhirnya harus mundur dari balapan ini. Di
Monako
, nasib berbalik untuk Vergne setelah ia berhasil finis di posisi ke-8 dengan mengesankan dan mencetak 4 poin, sementara Ricciardo, seperti rekan setimnya di Spanyol, mengalami tabrakan dan harus mundur dari balapan ini.
Grand Prix Kanada
melihat tim berhasil meraih hasil akhir di sesi kualifikasi yang terbaik untuk mereka sejak
Grand Prix Tiongkok 2011
, dengan Vergne yang start dari posisi ketujuh dan Ricciardo yang start dari ke-10 di grid dalam kondisi basah. Vergne menyelesaikan balapan ini di posisi keenam dengan meraih 8 poin, hasil akhir yang terbaik untuk tim Toro Rosso sejak
Grand Prix Brasil 2008
.
Pembalap Red Bull, yaitu Mark Webber, secara resmi mengumumkan bahwa dia akan pensiun dari ajang Formula Satu pada akhir musim, meninggalkan satu kursi kosong di tim saudara Toro Rosso tersebut. Kedua pembalap tersebut sedang memburu tim yang paling dominan di dalam ajang Formula Satu pada saat itu. Pada balapan berikutnya di
Inggris
, Daniel Ricciardo berhasil menempati posisi ke-5 di grid, yang dia ubah menjadi finis di posisi ke-8 di dalam balapan tersebut. Vergne terpaksa harus rela tersingkir dari balapan ini setelah mengalami pecah ban pada putaran ke-35 pada saat dirinya sedang mengejar poin. Ricciardo melanjutkan performanya ke
Jerman
, di mana ia start dari posisi ke-6, dengan rekan setimnya, yaitu Vergne, yang berjuang dari posisi ke-16. Ricciardo baru saja kehilangan poin di urutan ke-12, sementara Vergne terpaksa harus rela mundur dari balapan ini pada putaran ke-22.
Di
Hongaria
, kedua mobil kehilangan poin, dan pada saat sesi kualifikasi untuk
Grand Prix Belgia 2013
, kedua mobil tersebut tersingkir di sesi Q1, dan tart dari posisi ke-18 dan ke-19?kinerja terburuk tim di sesi kualifikasi pada musim ini. Namun, Ricciardo bangkit kembali untuk menempati posisi ke-10, dan tampaknya akan pindah ke tim Red Bull pada tahun 2014. Vergne berada di urutan ke-12 untuk balapan kedua secara berturut-turut.
Sebelum balapan berikutnya di
Italia
, diumumkan bahwa Ricciardo akan menggantikan posisi Webber di tim Red Bull untuk musim
2014
. Ricciardo mengesankan calon majikannya dengan meraih posisi ke-7 yang kuat di sesi kualifikasi, sementara rekan setimnya, yaitu Vergne, memulai balapan ini dari posisi ke-10 dengan kesalahan di sesi Q3 yang merusak peluangnya untuk meningkat dari waktu sebelumnya. Dalam balapan tersebut, Ricciardo berhasil meraih poin lebih banyak dengan finis di posisi ke-7 untuk mengambil posisi ke-13 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dari Vergne, yang terpaksa harus rela mundur dari balapan ini pada putaran ke-14.
Pelanggan mesin Renault ? periode pertama (2014?2015)
[
sunting
|
sunting sumber
]
Selama akhir pekan
Grand Prix Monako 2013
, diumumkan bahwa tim Toro Rosso telah menandatangani perjanjian jangka panjang dengan Renault untuk menggunakan mesin dengan spesifikasi yang sama seperti yang digunakan oleh tim
Red Bull Racing
,
Lotus
, dan tim
Caterham
mulai dari tahun 2014.
[25]
Tidak seperti
tim saudaranya
yang biasanya menerima mesin secara gratis karena basis mitra yang berfungsi penuh, kesepakatan pasokan mesin antara tim Toro Rosso dengan
Renault
dilakukan berdasarkan pelanggan, dengan membayar biaya mesin dengan sewa serta dukungan dari pabrikan yang terbatas. Pada tanggal 21 Oktober 2013, diumumkan bahwa
Jean-Eric Vergne
akan tetap bersama dengan tim untuk musim ketiga secara berturut-turut, dan akan bermitra bersama dengan
Daniil Kvyat
, yang merupakan pemenang perlombaan di
Seri GP3
dan
Kejuaraan Formula 3 Eropa FIA
pada tahun 2013.
[26]
Tim ini membuat awal musim yang mengesankan di
Grand Prix Australia
dengan Vergne yang start dari ke-6, yang merupakan hasil sesi kualifikasi yang terbaik untuk tim Toro Rosso sejak
Grand Prix Inggris 2013
, sementara Kvyat start dari posisi ke-8. Para pembalap menyelesaikan balapan masing-masing di urutan ke-8 dan ke-9 untuk mencetak poin yang pertama bagi tim Toro Rosso di musim ini, dan hasilnya, Kvyat memecahkan rekor sebelumnya atas nama
Sebastian Vettel
sebagai pencetak poin yang termuda di dalam sejarah ajang Formula Satu. Pada
Grand Prix Malaysia
, Vergne start dari posisi ke-9, sementara Kvyat start dari posisi ke-11. Balapan berjalan dengan baik bagi mereka hingga pada putaran ke-18, Vergne mengalami kegagalan unit tenaga di mobilnya, yang merupakan kejadian yang umum pada mobil bertenaga Renault pada musim tersebut. Sementara itu, Kvyat berhasil finis di urutan ke-10 dan mencetak 1 poin, namun pada akhirnya tertinggal satu putaran dari pemenang balapan.
Pada
Grand Prix Bahrain
, baik Vergne dan Kvyat start dari posisi ke-13 dan ke-14; Kvyat finis di urutan ke-11, sementara Vergne terpaksa harus mundur karena mengalami tabrakan. Pada balapan berikutnya di
Tiongkok
, Vergne start dari posisi ke-9 dan Kvyat start dari ke-13, namun Kvyat mampu mencetak satu poin di posisi ke-10. Pada
Grand Prix Spanyol
, Kvyat sekali lagi start dari posisi ke-13, sementara Vergne start dari posisi ke-16. Kvyat finis di urutan ke-14, tertinggal satu putaran dari pemenang balapan, sementara Vergne terpaksa harus rela mundur dari balapan ini karena mobilnya mengalami masalah knalpot. Pada
Grand Prix Monako
, kedua mobil tersebut start dari posisi sepuluh besar, dengan Vergne yang berada di posisi ketujuh, sementara Kvyat start dari posisi kesembilan. Namun, karena penyakit knalpot yang menyerang kedua mobil, maka tidak ada satupun pembalap yang mampu menyelesaikan balapan ini. Pada
Grand Prix Kanada
, Vergne start dari posisi ke-8, sementara Kvyat start dari posisi ke-15; Vergne menyelesaikan balapan ini di posisi yang sama di mana dia memulai balapan ini, sementara Kvyat terpaksa harus rela mundur dari balapan ini karena mobilnya mengalami kegagalan poros penggerak.
Pada
Grand Prix Austria
, Kvyat mengambil posisi terbaiknya di sesi kualifikasi dengan start dari posisi ke-7, sementara Vergne berada di posisi ke-15. Tim kembali mengalami pensiun ganda, karena Vergne terpaksa harus rela mundur dari balapan ini karena mengalami masalah rem pada mobilnya, sementara Kvyat terpaksa harus rela mundur dari balapan ini karena mobilnya mengalami masalah suspensi. Di
Grand Prix Inggris
, kedua mobil sekali lagi start dari posisi sepuluh besar, dengan Kvyat yang start dari posisi kesembilan dan Vergne yang start dari posisi kesepuluh. Untuk yang pertama kalinya sejak Australia, kedua pembalap berhasil mencetak poin, karena Kvyat dan Vergne finis tepat di posisi awal mereka. Pada
Grand Prix Jerman
, Kvyat start dari posisi kedelapan, unggul lima peringkat dari rekan setimnya. Vergne menyelesaikan balapan ini di urutan ke-13, sementara Kvyat terpaksa harus rela mundur dari balapan ini, setelah mobilnya terbakar. Pada
Grand Prix Hungaria
, Vergne start dari posisi ke-8 dan Kvyat start dari ke-11, dengan Vergne yang berhasil meraih 2 poin usai finis di posisi ke-9. Kvyat finis di urutan ke-14, tertinggal satu putaran dari pemenang balapan ini, yaitu
Daniel Ricciardo
.
Satu minggu sebelum
Grand Prix Belgia
, tim Toro Rosso secara resmi mengumumkan penandatanganan
Max Verstappen
, yang pada saat itu berusia 16 tahun, untuk menggantikan posisi Vergne pada akhir musim 2014 untuk bermitra bersama dengan Kvyat ? artinya Vergne tidak akan mendapatkan kursi di tim.
[27]
Di Belgia, Kvyat start dari urutan ke-11 dan Vergne start dari urutan ke-12, dengan Kvyat yang berhasil mengumpulkan 2 poin setelah finis di urutan ke-9, sedangkan Vergne baru saja kehilangan posisi poin terakhir, di urutan ke-11. Pada balapan kandang tim di
Italia
, Kvyat sekali lagi mengungguli Vergne, start dari posisi ke-11 dan ke-13 bagi Vergne. Kedua pembalap menyelesaikan balapan di posisi yang sama pada saat mereka memulai balapan ini. Pada
Grand Prix Singapura
, Kvyat berada di urutan ke-10, sementara Vergne di urutan ke-12. Meskipun mendapat penalti waktu sebanyak 5 detik karena melebihi batas lintasan, namun Vergne berhasil menyelesaikan balapan ini di posisi ke-6, sementara Kvyat finis di posisi ke-14. Pada
Grand Prix Jepang
, Vergne mengungguli Kvyat dengan mereka yang masing-masing start dari posisi ke-11 dan ke-13, dan Vergne mencetak lebih banyak poin dengan finis di posisi ke-9, sementara Kvyat berada di luar zona poin di posisi ke-11. Tepat sebelum balapan ini,
tim Red Bull
mengumumkan bahwa
Sebastian Vettel
akan meninggalkan tim mereka di akhir musim, dan bahwa Kvyat akan dipromosikan ke tim senior? sehingga memberi Vergne pembaruan kesempatan untuk memperebutkan kursinya bersama dengan tim Toro Rosso untuk sisa musim ini.
[28]
Di antara kandidat yang dipertimbangkan untuk kursi kedua adalah Vergne, serta pembalap
Tim Junior Red Bull
, yaitu
Carlos Sainz Jr.
dan
Pierre Gasly
? yang menempati posisi pertama dan kedua di
Seri Formula Renault 3.5
? dan
Alex Lynn
, juara
Seri GP3
.
[29]
[30]
Nasib Kvyat meningkat secara signifikan usai dia start dari posisi ke-5 untuk balapan yang berlangsung di kandangnya sendiri di
Rusia
, sementara Vergne start dari posisi ke-10. Kedua pembalap tersebut finis di luar zona poin, dengan Vergne yang finis di posisi ke-13 dan Kvyat yang finis di posisi ke-14. Pada
Grand Prix Amerika Serikat
, Kvyat start dari urutan ke-14 dan Vergne hanya tertinggal di urutan ke-15. Dalam balapan tersebut, Vergne finis di urutan ke-10, sementara Kvyat finis satu putaran di bawah, di urutan ke-15. Pada balapan kedua dari terakhir musim ini di
Brasil
, Kvyat start dari urutan ke-14, sementara Vergne start dari urutan ke-16; tidak ada mobil yang berhasil mendapatkan poin, dengan Kvyat yang finis di posisi ke-11 dan Vergne yang finis di posisi ke-13, dan kedua pembalap tertinggal satu putaran. Pada balapan terakhir musim ini di
Abu Dhabi
, Kvyat berhasil menyamai posisi terbaiknya di sesi kualifikasi dengan menempati posisi ke-5, sedangkan Vergne berada di posisi ke-10. Sekali lagi, kedua mobil gagal meraih poin; Kvyat terpaksa harus rela mundur dari balapan ini karena mobilnya mengalami kegagalan unit daya, sementara Vergne finis di urutan ke-12. Pada tahun 2014 ini, tim Toro Rosso secara keseluruhan berhasil mencetak 30 poin; Vergne berhasil mencetak 22 poin, sementara Kvyat berhasil mencetak 8 poin.
Pada tanggal 26 November 2014, Jean-Eric Vergne secara resmi mengumumkan bahwa dia akan meninggalkan tim Toro Rosso setelah 3 musim dan pindah ke ajang
Formula E
bersama dengan tim
Andretti Autosport
untuk
musim 2014?2015
dimulai dari
ePrix Punta del Este 2015
, dan dua hari kemudian, tim Toro Rosso mengonfirmasi bahwa
Carlos Sainz Jr.
akan bermitra bersama dengan
Max Verstappen
untuk musim 2015.
[31]
[32]
Pada
Grand Prix Australia
, Sainz start dari urutan ke-8, sementara rekan setimnya, yaitu Max Verstappen, start dari urutan ke-12. Sainz finis di posisi kesembilan dan mengumpulkan dua poin pada debutnya, sementara Verstappen terpaksa harus rela mundur dari balapan ini karena mobilnya mengalami kerusakan mesin.
Selama musim 2015, tim Toro Rosso menikmati kesuksesan yang tidak terduga di grid; tersingkirnya Max Verstappen, dikombinasikan dengan perolehan banyak poin, serta dua kali finis di tempat ke-4, keduanya oleh Verstappen, memastikan bahwa tim Toro Rosso menikmati musim tersukses mereka di dalam ajang Formula Satu berdasarkan perolehan poin. Verstappen berhasil mencetak 49 poin, sedangkan rekan setimnya, yaitu Carlos Sainz Jr., berhasil mencetak 18 poin.
Pelanggan mesin Ferrari ? periode kedua (2016)
[
sunting
|
sunting sumber
]
Pada akhir musim
2015
, setelah
Grand Prix Abu Dhabi
, diumumkan bahwa tim Toro Rosso akan menghidupkan kembali kemitraan pelanggan mereka dengan Ferrari untuk musim 2016, di mana satu-satunya perbedaan kali ini adalah bahwa mobil tim Toro Rosso akan dilengkapi dengan unit tenaga tahun 2015, dibandingkan dengan unit tenaga terbaru tahun 2016 yang digunakan pada musim sebelumnya, tetapi tanpa dukungan dari pabrikan secara langsung dari
Ferrari
, meskipun ada kemitraan. Tim Toro Rosso menggunakan mesin
Ferrari
dari tahun 2007 hingga 2013 selama era V8 yang biasanya disedot. Pada tanggal 4 Januari 2016, diumumkan bahwa tim Toro Rosso akan mengadopsi jarak sumbu roda yang lebih panjang untuk mobil STR11 yang baru karena unit tenaga dan girboks Ferrari 060 memerlukan spacer untuk mengakomodasi MGU-K di bagian belakang mesin (mirip dengan mobil
Marussia MR03
yang memiliki sumbu roda lebih panjang: sekitar 3,700 milimeter (0,1457 in)).
[33]
Setelah kecelakaan kontroversial di Rusia, Kvyat dibawa kembali ke tim Toro Rosso dari tim Red Bull, dan Max Verstappen menggantikan posisinya.
Pelanggan mesin Renault ? periode kedua (2017)
[
sunting
|
sunting sumber
]
Selama
Grand Prix Monako 2016
, diumumkan bahwa tim Scuderia Toro Rosso akan menghidupkan kembali kemitraan mesin pelanggan mereka dengan
Renault
untuk musim
2017
.
[34]
Tim juga tetap mempertahankan Sainz dan Kvyat sebagai pembalap mereka. Meskipun ada kemitraan dengan
Renault
, namun tim lebih memilih untuk menggunakan merek Toro Rosso pada mesinnya, sehingga tidak ada dukungan dari pabrikan.
Pada tanggal 26 September 2017, diumumkan bahwa
Pierre Gasly
akan menggantikan posisi Kvyat untuk jumlah balapan yang tidak ditentukan, dimulai dengan
Grand Prix Malaysia
.
[35]
Pada
Grand Prix Amerika Serikat
, Sainz pindah ke
tim Renault
untuk sisa putaran di musim ini, menjelang kepindahannya yang telah diumumkan sebelumnya untuk musim
2018
,
[36]
[37]
dengan Kvyat yang kembali lagi ke tim. Gasly absen untuk mengikuti babak final
Kejuaraan Super Formula
Jepang, jadi
Brendon Hartley
menggantikan posisinya untuk balapan ini.
[38]
Usai balapan, diumumkan bahwa Gasly akan kembali lagi dan bermitra bersama dengan Hartley untuk
Grand Prix Meksiko
.
[39]
Setelah
Grand Prix Meksiko 2017
,
Helmut Marko
mengatakan bahwa
Daniil Kvyat
tidak akan kembali ke tim Toro Rosso, dan tim akan balapan dengan Brendon Hartley dan Pierre Gasly untuk sisa musim ini.
[40]
Pada tanggal 15 September 2017, diumumkan bahwa tim Toro Rosso akan mengakhiri sisa kontrak kemitraan mesin pelanggan Renault untuk menandatangani kontrak kemitraan unit tenaga
Honda
yang berfungsi penuh untuk tahun 2018 dan seterusnya, setelah Honda memutuskan hubungannya dengan tim
McLaren
, dan dengan demikian, maka tim Toro Rosso mendapatkan dukungan dari pabrikan secara langsung dari
Honda
sebagai sebuah tim andalan yang menyertakan mesin gratis. Selain itu, kemitraan Toro Rosso-Honda juga mencakup staf Honda dari negara Jepang yang akan bekerja di markas mereka di
Faenza
, serta kendaraan resmi tim dan dukungan merek.
[41]
Keesokan harinya, tim mengonfirmasi bahwa mereka akan tetap mempertahankan susunan pembalap terakhir mereka di tahun 2017 untuk musim 2018, yaitu Pierre Gasly dan Brendon Hartley.
[42]
Selama sesi pengujian pra-musim, banyak yang merasa terkejut dengan kecepatan dan keandalan mesin Honda, yang telah mendapatkan reputasi yang buruk selama tiga tahun terakhir bersama dengan tim McLaren. Namun, balapan pertama di
Australia
tidak spektakuler, dengan Gasly yang mengundurkan diri karena mobilnya mengalami kerusakan mesin setelah menyelesaikan sesi kualifikasi di posisi terakhir dan Hartley finis di urutan ke-15. Balapan berikutnya di
Bahrain
akan jauh lebih sukses, dengan Gasly yang memulai balapan dari posisi ke-5 dan finis ke-4, yang pada akhirnya akan menjadi hasil akhir yang terbaik bagi tim di musim ini, meskipun Hartley mengalami balapan yang penuh dengan insiden, dan diklasifikasikan di posisi ke-17.
Banyak masalah keandalan dan nasib buruk yang melanda tim sepanjang tahun, terutama bagi Hartley. Dia mengalami kegagalan girboks pada mobilnya di
Tiongkok
, balapan yang sama di mana dia dan Gasly mengalami kecelakaan di tikungan tajam pada putaran ke-30, namun mencetak poin pertamanya di dalam ajang Formula Satu dengan finis di posisi ke-10 di
Azerbaijan
. Gasly tersingkir akibat mengalami tabrakan yang keras pada putaran pertama dengan
Romain Grosjean
di
Spanyol
, namun finis di posisi ke-7 pada balapan berikutnya di
Monako
, sementara Hartley terpaksa harus rela mundur dari balapan ini setelah
Charles Leclerc
bertabrakan dengannya di belakangnya setelah rem mobilnya mengalami kerusakan. Hartley terpaksa harus rela mundur lagi dari
Kanada
, ketika dia dipaksa menabrak tembok pada putaran pertama oleh
Lance Stroll
. Gasly kembali tersingkir dalam tabrakan pada putaran pembuka di balapan yang berlangsung di kandangnya sendiri di
Prancis
. Dua kali Hartley terpaksa harus tersingkir secara berturut-turut, terjadi kerusakan hidrolik di
Austria
dan kegagalan unit daya di
Inggris
. Dia finis di urutan ke-10 di
Jerman
, dan sekaligus pula mengakhiri rentetan empat balapan beruntun, di mana tim gagal mencetak poin. Gasly finis dengan dua poin, usai finis di peringkat ke-6 yang mengesankan di
Hungaria
dan peringkat ke-9 di
Belgia
. Hartley terpaksa harus mundur dari balapan di
Italia
setelah mengalami tabrakan pada putaran pertama, sebelum kedua pembalap mengalami kerusakan rem pada mobilnya di
Rusia
, secara kebetulan pada waktu yang hampir bersamaan. Kedua pembalap berhasil tampil mengesankan di
Jepang
, dengan menyelesaikan sesi kualifikasi di posisi ke-6 dan ke-7, namun keduanya finis di luar zona poin. Pencapaian dua poin lagi terjadi sebelum akhir musim, dengan hasil akhir peringkat ke-9 untuk Hartley di
Amerika Serikat
?hasil terbaik dalam kariernya?dan peringkat ke-10 untuk Gasly di
Meksiko
.
Tim menyelesaikan musim ini di posisi ke-9 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor dengan 33 poin, 29 untuk Gasly, dan empat untuk Hartley.
Pierre Gasly dipromosikan ke tim Red Bull pada tahun 2019. Penggantinya di tim Toro Rosso adalah
Daniil Kvyat
?dipekerjakan kembali oleh tim setelah sebelumnya dia dikeluarkan pada tahun 2017. Posisi Brendon Hartley digantikan oleh
Alexander Albon
, yang finis di posisi ketiga di
Formula 2 musim 2018
. Kvyat finis di urutan ke-10 pada balapan pembuka musim ini di
Australia
, dan menjaga Gasly yang baru dipromosikan dari tim Red Bull di belakangnya selama hampir sepanjang balapan. Albon berhasil mencetak poin Formula Satu pertamanya dengan menempati posisi ke-9 di
Bahrain
, sebelum finis ke-10 di
Tiongkok
setelah memulai balapan ini dari dalam jalur pit. Kvyat mengalami pengunduran diri terkait tabrakan sebanyak dua kali secara berturut-turut di Tiongkok dan di
Azerbaijan
. Tim Toro Rosso berhasil mencatatkan perolehan poin ganda di
Monako
, pertama kalinya tim melakukannya dalam lebih dari dua tahun sejak
Grand Prix Spanyol 2017
. Tim ini mencetak hasil akhir yang luar biasa di
Grand Prix Jerman
yang terkena dampak hujan, di mana strategi cerdas membuat Kvyat dan Albon masing-masing finis di posisi ke-3 dan ke-6. Ini adalah podium pertama bagi tim Toro Rosso sejak kemenangan mengejutkan mereka di
Grand Prix Italia 2008
, dan hasil balapan terbaik mereka dalam hal total poin.
Sebelum
Grand Prix Belgia
, Albon meninggalkan tim setelah dipromosikan ke tim Red Bull, menggantikan posisi Gasly yang kembali lagi ke tim Toro Rosso.
[43]
Sejumlah poin yang didapatkan secara konsisten menyusul, usai
mobil STR14
menunjukkan kemampuannya bertarung di lini tengah ke depan. Ini termasuk finis di posisi ke-7 dan ke-9 di Belgia, serta posisi ke-7 dan ke-10 di
Jepang
. Pada
Grand Prix Brasil
yang kacau, tim Toro Rosso berhasil meraih podium yang ketiga bagi mereka. Gasly memanfaatkan banyak insiden dan menahan laju
pembalap Mercedes
, yaitu
Lewis Hamilton
, dalam sebuah balapan drag ke garis finis untuk finis di posisi ke-2. Pada balapan yang terakhir, Danill Kvyat finis di posisi kesembilan untuk memberikan poin yang ke-500 bagi tim.
Sepanjang tahun 2019, tim Toro Rosso hanya mengalami satu kali saja tersingkir dari lomba terkait keandalan, yaitu kebocoran oli yang menimpa mobil Kvyat di
Italia
. Hal ini sangat berbeda dengan tahun 2018, di mana ada tujuh hasil akhir yang menyebutkan mereka tersingkir dari balapan. Konsistensi ini membuahkan hasil setelah tim mengakhiri musim ini di posisi ke-6 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor dengan 85 poin, perolehan poin yang terbaik bagi mereka di dalam sejarah tim.
Sponsor
olahraga adalah bagian utama dari strategi pemasaran Red Bull, dan tim Scuderia Toro Rosso bukanlah tim olahraga yang pertama yang dibeli dan diganti namanya sepenuhnya: mereka melakukan hal yang sama untuk tim
Red Bull Racing
(sebelumnya
Jaguar Racing
), klub
sepak bola
Austria
Red Bull Salzburg
(sebelumnya
SV Austria Salzburg
), klub sepak bola Jerman
RB Leipzig
(sebelumnya
SSV Markranstadt
), tim Hoki Es Austria
Red Bull Salzburg EC
, dan
MLS
'
Red Bull New York
(sebelumnya
Metrostars
).
Pada tanggal 6 September 2011, seminggu sebelum
Grand Prix Italia
, tim mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima investasi yang cukup besar dari grup minyak asal Spanyol, yaitu
Cepsa
(hanya sponsor tetapi bukan pemasok bahan bakar dan pelumas
de facto
), yang berakhir setelah musim 2015.
[44]
Antara musim 2016 dan 2019, tim Toro Rosso memiliki perjanjian dengan sebuah produsen jam tangan asal Jepang, yaitu
Casio
(melalui merek
Edifice
).
[45]
Pada musim 2019, tim mendapatkan sponsor yang berbasis di negara Thailand, yaitu Moose Craft Cider
[46]
dan
PTT Lubricants
(hanya sponsor tetapi bukan pemasok pelumas
de facto
) karena faktor
Alexander Albon
.
[47]
- ^
a
b
Pada musim 2017, tim Toro Rosso menggunakan unit tenaga Renault R.E.17. Untuk tujuan sponsor, mesin ini diubah namanya menjadi "Toro Rosso".
Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "RE17" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
- ^
Brendon Hartley diberi nomor 39 untuk
Grand Prix Amerika Serikat 2017
sebelum dia memilih nomor balapan permanen.
|
---|
Pembalap
|
---|
Pembalap terkenal
| |
---|
Pembalap yang dipromosikan
ke
Red Bull Racing
| |
---|
Juara balapan Formula Satu
| |
---|
|
|
|
|
|
|
|
---|
Musim 2024
| |
---|
Mantan
| |
---|
Diusulkan
| |
---|
Pada tahun 1952 dan 1953, regulasi Kejuaraan Dunia memakai regulasi Formula Dua, konstruktor yang berlaga di era regulasi tersebut tetap dimasukkan sebagai peserta balap Formula Satu. Konstruktor yang hanya berlaga di
Indianapolis 500
yang menjadi bagian Kejuaraan Dunia antara tahun 1950 sampai 1960 tidak dimasukkan dalam daftar di atas.
|