Mely Tan Giok Lan
(11 Juni 1930 – 30 April 2024), secara profesional dikenal sebagai
Mely G. Tan
,
[1]
adalah seorang sosiolog Indonesia. Tan memperoleh
gelar sarjana
dari
Universitas Indonesia
, kemudian menerima beasiswa untuk belajar di
Cornell University
. Setelah menyelesaikan gelar doktornya di
University of California, Berkeley
, Tan kembali ke
Indonesia
dan banyak menulis tentang ekonomi dan orang Tionghoa di Indonesia.
[2]
Tan lahir pada tanggal 11 Juni 1930 di Jakarta
[1]
pada sebuah keluarga Tionghoa Indonesia.
[3]
Tan adalah anak ketiga dari lima bersaudara.
[1]
Saat masih kecil dan remaja, Tan mempelajari sejumlah bahasa asing, seperti
Belanda
, Inggris, Prancis, dan Jerman. Tan pun berbicara dalam bahasa Belanda dengan ayahnya, serta berbicara dalam
bahasa Indonesia
dengan ibunya.
[3]
Tan kemudian berkuliah di Departemen
Sinologi
dari
Universitas Indonesia
. Pada tahun ketiga berkuliah, ia mengikuti sebuah kompetisi penulisan ilmiah yang diadakan oleh Lingkaran Ilmiah Katolik. Ia lalu berhasil memenangkan kompetisi tersebut dengan studinya di bidang sosiologi. Tan kemudian menulis bahwa kemenangan tersebut menjadi salah satu faktor yang membuatnya tertarik untuk mempelajari sosiologi secara formal, karena fokusnya selama ini di bidang
sastra Tionghoa
membuatnya bosan.
[4]
Saat
G. William Skinner
tiba di Jakarta untuk mempelajari Tionghoa Indonesia, Tan terpilih sebagai salah satu dari tiga orang pendamping Skinner. Tan kemudian mendampingi Skinner selama 18 bulan dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mempelajari
metodologi
riset. Berdasarkan kinerja Tan, Skinner kemudian memilih Tan untuk mendapat Cornell Southeast Asia Training Fellowship.
[4]
Tan lalu lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 1959.
[2]
Pada bulan Januari 1959, Tan tiba di
Ithaca
,
New York
, untuk memulai kuliahnya di Universitas Cornell. Walaupun mengalami sedikit
culture shock
, Tan tetap menikmati kuliahnya.
[5]
Tan lalu mendapat gelar
Master of Arts
di bidang
sosiologi
pada tahun 1961,
[6]
dengan tesisnya didasarkan pada studinya bersama Skinner.
[4]
Tesis tersebut kemudian diterbitkan pada tahun 1963 dengan judul
The Chinese of Sukabumi: A Study in Social and Cultural Accommodation
.
[5]
Setelah lulus, Tan kembali ke Jakarta untuk mengajar sosiologi di
Universitas Katolik Jakarta
. Pada tahun 1963, Tan menjadi periset di Pusat Riset Ekonomi dan Sosial dari
Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia
(MIPI). Pada bulan Agustus 1963, MIPI mengutus Tan untuk melanjutkan studinya di Universitas California, Berkeley.
[7]
Selama berkuliah di Berkeley, Tan berpartisipasi dalam
aksi duduk
sebagai bagian dari
Gerakan Kebebasan Berbicara
, tetapi ia kemudian berhenti melakukannya, karena ia diperingati bahwa ia dapat dideportasi jika tertangkap.
[8]
Tan lalu menjalani ujian lisan dengan
Wolfram Eberhard
,
Herbert Blumer
,
Robert Blauner
,
Neil Smelser
, dan
Daniel Lev
sebagai pengujinya. Setelah lulus, Tan pun mulai mengerjakan disertasinya.
[9]
Tan menulis disertasinya di bawah bimbingan dari Eberhard, Blauner, dan Lev. Disertasi Tan kemudian disetujui pada tanggal 13 Juni 1968. Tan pun menjadi orang Indonesia pertama yang mendapat gelar PhD di bidang sosiologi dari Berkeley, serta menjadi wanita Indonesia pertama yang mendapat gelar doktor di bidang sosiologi.
[10]
Disertasinya,
Social Mobility and Assimilation: The Chinese in the United States
, kemudian diterbitkan di Taiwan pada tahun 1971.
[6]
Pada bulan Agustus 1968, Tan kembali ke Indonesia.
[11]
Dalam beberapa bulan, Tan telah menjadi kepala subbagian di LIPI.
[12]
Pada awal dekade 1970-an, ia terlibat dalam diskusi mengenai pengembangan ekonomi di Indonesia. Pada sebuah artikel di
Tempo
, Tan berpendapat bahwa pengembangan ekonomi harus menggunakan bahan baku, produsen, dan peralatan lokal.
[13]
Setelah itu, Tan menjadi dosen di sejumlah perguruan tinggi. Mulai tahun 1968 hingga 1997, Tan mengajar
kajian perempuan
di Universitas Indonesia. Pada periode yang sama, ia juga mengajar di
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian
. Mulai tahun 1997 hingga 2001, Tan menjadi kepala departemen riset di Universitas Katolik Jakarta. Ia saat ini bekerja sebagai dosen praktek kepolisian di Universitas Indonesia.
[14]
Tan telah mendapat enam penghargaan dari pemerintah Indonesia. Pada tahun 2008,
Universitas Atma Jaya
juga meresmikan sebuah ruang baca yang diberi nama Mely G. Tan.
[15]
- ^
a
b
c
Tan 2008
, hlm. 298
- ^
a
b
Suryadinata 1995
, hlm. 174
- ^
a
b
Tan 2008
, hlm. 281?282
- ^
a
b
c
Tan 2008
, hlm. 280?281
- ^
a
b
Tan 2008
, hlm. 283?284
- ^
a
b
"Mely G. Tan"
. Pusat Data dan Analisa Tempo
. Diakses tanggal
3 February
2010
.
- ^
Tan 2008
, hlm. 285
- ^
Tan 2008
, hlm. 286
- ^
Tan 2008
, hlm. 287?288
- ^
Tan 2008
, hlm. 288?289
- ^
Tan 2008
, hlm. 290
- ^
Tan 2008
, hlm. 293
- ^
Tan 2008
, hlm. 291?292
- ^
Tan 2008
, hlm. 299
- ^
Hermawan, Ary (19 June 2008).
"Melly G. Tan: Promoting multiculturalism"
.
The Jakarta Post
. Diakses tanggal
3 February
2010
.
- ^
a
b
c
d
e
f
Tan 2008
, hlm. 300?301
|
---|
Umum
| |
---|
Perpustakaan nasional
| |
---|
Lain-lain
| |
---|